Ketidaksengajaan nya bertemu seorang pria di sebuah pesta danca membuat nya terpaksa mengakui pria itu sebagai pacarnya, padahal dia tidak mengenal sama sekali pria tersebut.
Hingga dia dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa pria yang dia sewa sebagai pacar semalamnya adalah Presdir diperusahaan tempatnya bekerja........
Aluna Agung Santoso, usia 25 tahun. Cantik. Periang. Somplak. Lucu dan ceroboh dia harus terikat hubungan dengan Presdir nya sendiri.
Alvaro Radiana Putra Zein, Pria matang berusia 30 tahun. Dia Presdir diperusahaan milik keluarga nya sendiri. Dia pria dingin tak tersentuh. Tak pernah tersenyum. Terkesan cuek dan sombong. Pertemuannya dengan seorang gadis mengubah segalanya, dia menjadi pria yang bucin tingkat dewa.
Bagaimana kah kisah mereka?
Yuk simak.
Ini sekedar hiburan jadi mohon bijak dalam menanggapi bacaan.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacarku Presdir-22
Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
"Cepat Lun jelasin. Jangan buat kita penasaran dehhh". Desak Yura tak sabar. Dia ingin tahu bagaimana caranya Aluna bisa mendapatkan hati Alvaro.
"Ck, sabar kali Yur. Gue lagi mikir mau jelasin dari mana". Ketus Aluna.
"Elu kelamaan Lun". Protes Mira tak sabar.
"Kita ke caffe dulu. Sambil makan plus minum, otak guee suka konslet kalau perut kagak diisi". Seru Aluna menujuk caffe depan mereka.
"Astaga Lun, tadi juga gueee liat elu ngemil". Mira geleng-geleng kepala salut.
"Kagak pas diperut Mir". Jawab Aluna.
Dengan wajah kesal dan juga penasaran. Yura memarkirkan mobilnya di caffe yang biasa mereka gunakan hangout bersama.
Ketiga gadis itu masuk. Aluna mendahului Yura dan Mira, dia langsung duduk ditempat biasa dan memesan makanan untuk mereka bertiga.
Yura dan Mira menggeeleng melihat makanan yang Aluna pesan. Orangnya bertiga, tapi meja mereka penuh seperti bersepuluh saja.
"Pelan-pelan kali Lun makannya, kita gak bakal rebut makanan elu". Yura menelan ludahnya melihat cara Aluna makan. Sungguh gadis gresek sekali Aluna ini
"Gueee lapar bangettt". Jawab Aluna dengan mulut penuh makanan sehingga suara kurang jelas.
Yura dan Mira benar-benar salut pada Aluna. Anehnya badan Aluna tidak bisa gemuk seperti wanita pada umunya. Justru badannya sangat ideal, padahal dia tidak pernah menjaga pola makannya. Sedangkan Yura dan Mira mati-matian diet takut gemuk. Makan saja mereka harus pilih-pilih dan mengurangi yang berlemak serta rajin olahraga demi menjaga bentuk tubuh agar selalu langsing.
"Ahhhh kenyang". Aluna bersandar sambil mengelus perutnya yang sedikit membuncit.
"Cepat jelasin Lun. Guee udah gak sabar". Desak Yura lagi.
"Bentar gueee minum dulu".
Yura dan Mira memutar bola mata mereka malas. Aluna seperti sengaja mengulur waktu. Sungguh membuat emosi ingin naik sampai ke ubun-ubun .
"Okehhh gue bakal jelasin. Tapi elu berdua harus janji jangan takut kasih tahu siapapun, termasuk Kak Ray. Bang Yuyu dan Bang Yayan. Awas elu berdua kalau sampe ada yang tahu berarti elu berdua yang bocorin. Kagak bakal gue bantu kerjaan elu". Ancam Aluna.
"Elu yang bener aja Lun. Elu lupa, kita bertiga bukan berdua". Yura menoyor kening Aluna gemes.
"Hehhe gueee lupa sama bidadari ini".
"Elu.......".
"Mau dengar gak nihhh?". Aluna langsung melayangkan pertanyaan saat Yura ingin protes pada ucapannya.
"Ya udah jelasin". Suruh Mira.
"Elu berdua ingat kan malam acara reunian itu?". Yura dan Mira mengangguk serentak "Nahhh elu bilang kan harus bawa pacar. Sebenarnya gueee pengen ajak Pak Andre tapi takut dia baper sakit hati, guee kagak mau tanggung jawab apalagi kagak ditanggung bpjs". Celetuk Aluna.
"Elu jelasin yang bener lah Lun". Desak Mira sangat penasaran.
"Makanya elu dengarin". Ketus Aluna "Gueee mau ajak Kak Ray, takut sama si Nenek Sihir ntar gueee disihir jadi kodok, trus elu berdua bahagia karena gak ada saingan kecantikan lagi". Seru Aluna dengan percaya diri tinggi sambil cekikikan sendiri
"Elu...........".
"Diem Yur. Gue mau lanjutin". Potong Aluna "Nahhh pas guee turun dari mobil, gue bingung mau masuk apa gak. Semua orang gandeng tangan pacar, lah gue cuma ganteng tas miris". Aluna beracting nangis "Guee liat mobil mewah berhenti didepan guee, pas dua cowok cakep turun dari mobil. Gue pernah liat salah satunya tuhh waktu guee ke minimarket. Trus guee maju pas elu berdua manggil gue. Ya udah gue hampiri mereka dan gue gandeng tangan salah satunya. Ya udah guee bilang aja dia pacar gueee". Jelas Aluna.
"Elu kenal sama Pak Al?". Tanya Yura dan Mira geleng-geleng kepala mendengar cerita Aluna.
"Ya kagaklah. Namanya aja guee kagak tahu". Sahut Aluna.
"Trus kenapa elu bilang dia Supir Taksi Online?". Tanya Mira heran
"Itu refleks aja Mir. Gue mana tahu kalau dia Presdir". Tungkas Aluna
"Tapi elu tahu mana namanya Alvaro?". Tanya Yura heran dan juga bingung mendengar cerita Aluna.
"Gueee ngarang-ngarang aja Yur. Pass nama tokoh novel gueee Alvaro kerjaannya Supir Taksi Online". Jelas Aluna santai sambil melipat tangan didada seolah tanpa dosa.
"Gueee heran dehhh, elu udah bisa tebak dari pakaian sama wajahnya plus mobil dia pake. Tapi kenapa elu masih kira dia Supir Taksi Online? Orang buta aja kalau disuruh nilai pasti gak ada yang sependapat sama elu". Ujar Mira tak habis pikir. Aluna benar-benar luar biasa.
"Ya namanya juga refleks kali Mir. Guee mendadak gitu, gak bisa mikir". Sahut Aluna.
"Trus sekarang hubungan elu sama Pak Al gimana? Kemarin pas makan siang dia bilang pacar elu?". Cecar Yura.
"Nahhh itu dia yang guee gak tahu. Gue juga bingung Yur". Sahut Aluna lemes "Elu ingat kan pas guee nolak ikut nonton bioskop kemarin?". Yura mengangguk "Nahhh itu, guee diajak ketemu sama keluarga nya". Imbuh Aluna.
"Ketemu keluarga nya?". Beo Yura dan Mira bersamaan bahkan kedua gadis itu saling melihat satu sama lain.
"Elu dikenalin sebagai apa?". Tanya Yura.
"Berarti elu ketemu Pak Zein donkk?". Sambung Mira.
Aluna mengangguk "Ya guee dikenalin sebagai pacarnya lah". Sahut Aluna.
Yura dan Mira kembali saling melihat. Ini sedikit janggal. Mungkin Aluna belum paham tapi Yura dan Mira seperti nya mengerti
"Keluarganya terima elu Lun?". Tanya Yura. Karena mereka tahu bahwa keluarga Zein adalah keluarga ternama dikota ini selain pengusaha ternama mereka juga dikenal sebagai keluarga hangat.
"Ya diterima. Padahal ya Yur, Mir. Gue itu udah nampilin sifat asli guee. Makan sembarangan gak sopan. Ehhh mereka malah suka sama gueee". Aluna merebahkan kepalanya lemes "Udah itu gueee disuruh tunangan lagi sama Pak Al".
"Tuanangan?". Yura dan Mira saling melihat. Mereka mendengar tak percaya.
"Respon Pak Al gimana?". Tanya Yura menepuk pundak Aluna tak sabar
"Ya santai aja dia. Malah dia bilang ya udah kita tunangan aja, apa salahnya. Gitu". Ujar Aluna menirukan suara Alvaro.
"Trus elu nya gimana?". Tanya Mira
"Ya guee jelas kagak mau lah Mir. Orang guee gak cinta sama dia... Gimana donk Mir, Yur. Orangtuanya mau datang kerumah guee, mau lamar guee. hiks hiks". Aluna merenggek manja sambil bersendar dibahu Yura.
"Kalau masalah kayak beginian gueee angkat tangan Lun. Gueee kagak mau ikut campur. Dan guee kagak tahu mau kasih elu sarapan apa". Serah Yura.
"Ya elu kalau emang gak mau, elu jujur aja sama orangtuanya Lun. Kalau kalian cuma pacar boongan". Saran Mira.
"Gak semudah itu dodol". Aluna menoyor kepala Mira.
"Elu, kebangetan dehhh Lun". Mira memukul pelan tangan Aluna sambil mengelus kepalanya.
"Pak Zein itu punya riwayat penyakit jantung. Kalau dia sampe tahu hubungan guee sama Pak Al, itu bahaya. Bisa kumat lagi tuhh jantungnya". Sahut Aluna lemes.
Yura dan Mira kasihan melihat Aluna. Tapi mau bagaimana lagi? Salah Aluna juga yang mengaku sembarangan orang.
**Bersambung........
Jangan lupa likenya ya gaesssssss**