Yura seorang perempuan dan sekaligus ibu yang tangguh dia mampu membuat Adelio sang mantan suami jatuh cinta padanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kailah haplah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rapuh
Adelio sedang mondar mandir tak karuan di kamarnya,hatinya bercampur aduk antara senang dan takut,senang karena dia bisa bertemu dengan Yura setiap hari apa lagi Yura adalah asisten pribadinya jadi dia tidak perlu repot-repot mencari Yura dan membujuknya,dan ketakutannya adalah ketika Yura mengetahui siapa Tuannya sebenarnya.
"lama-lama aku bisa gila memikirkan hal seperti ini,tapi aku harus bersikap seperti biasa jika bertemu dengannya" Adelio berbicara sendiri.
Tok...tok...
Tiba-tiba suara pintu di ketuk yang membuat jantung Adelio berdegup kencang,"siapa?" tanya Adelio berharap itu orang lain.
"saya Tuan"
Adelio membulatkan matanya,"Yura...dia.." ucap Adelio sambil mengambil posisi yang menurutnya akan terlihat sangat santai.
"ada apa?"
"saya mau membereskan kamar Tuan"
"oh...masuk..." ucap Adelio sambil duduk di sofa dan pura-pura memainkan laptopnya.
Yura pun membuka pintu dan masuk sambil menundukkan kepalanya,"maaf Tuan saya terlambat,sebelumnya saya mau mengucapkan terima kasih karena Tuan sudah menolong saya" ucap Yura yang belum menyadari orang yang di ajak bicara olehnya adalah Adelio.
"aku memang pahlawan bertopeng" ucap Adelio dalam hati.
"tidak apa-apa sebaiknya kamu kerjakan apa yang harus kamu kerjakan" ucap Adelio.
Seketika Yura bertanya dalam hati,"aku sangat penasaran dengan wajahnya",dengan perlahan Yura mengangkat wajahnya dan,"kau..." ucap Yura terkejut ketika melihat siapa yang berada di hadapannya.
Adelio terdiam di mencoba mencairkan suasana,"hai...kita bertemu lagi" ucap Adelio.
Yura masih mematung tidak percaya apa yang dilihatnya,"apa kau tuli?" tanya Adelio.
"tidak mungkin pasti ini mimpi" ucap Yura sambil menggelengkan kepalanya.
Adelio tersenyum lalu berdiri dan menghampiri Yura,"ini nyata Ra..." bisik Adelio pada Yura.
"aaa......" Yura berteriak lalu menghajar Adelio dengan tangannya.
"hei...hentikan sakit..." ucap Adelio.
"kau...memang pria brengsek" ucap Yura yang masih memukul Adelio.
"hei...apa yang kau lakukan..." teriak Adelio yang membuat Yura menghentikan aksinya.
"aku akan menghajar mu sampai mati,karena kau hidup ku menderita..." teriak Yura dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"andai saja kau tidak memecat ku waktu itu,aku dan anakku akan baik-baik saja" ucap Yura tangisannya pun pecah.
Adelio tertegun saat mendengarnya,dia sangat bersalah dengan sikapnya terhadap Yura yang jelas-jelas bukan siapa-siapanya lagi.
"kamu tidak tahu apa yang aku rasakan selama ini" ucap Yura masih terisak.
Hati Yura benar-benar rapuh,ketika dia berhubungan dengan Adelio,dari mulai pernikahan karena di jodohkan sampai harus menelan pil pahit karena dia baru tahu kalo dia sedang mengandung Atha saat dirinya telah bercerai dengan Adelio dan mau tidak mau dia harus membesarkannya seorang diri apa lagi kondisi Atha saat itu membutuhkan penanganan medis,terlebih beberapa tahun berpisah dia harus bertemu lagi dengan masa lalunya dan mengakibatkan kehidupannya harus berantakan.
"maafkan aku sebenarnya aku waktu itu datang ke rumahmu,tapi..." Adelio tidak meneruskan perkataanya.
Yura melihat ke arah Adelio yang sedang menunduk dia merasa ada yang salah pada Adelio,tidak seperti orang yang di kenal Yura dulu,biasanya dia selalu sombong dan pemarah namun kali ini Adelio berbeda.
"tapi apa...?" tanya Yura.
"tapi kamu sudah pergi dan tidak lagi tinggal di sana" jawab Adelio.
"Ra...tolong maafkan aku" lirih Adelio.
Yura tidak menjawab,dia malah langsung membereskan tempat tidur milik Adelio dan langsung mulai membersihkan kamar itu,"apa yang kamu lakukan?"tanya Adelio.
"bukankah ini tugas ku,jadi aku akan membersihkannya" jawab Yura.
...----------------...
Selesai sudah pekerjaan Yura,dia keluar dari kamar Adelio namun dia tidak melihat sosok mantan suaminya itu,lalu dia pergi menuju dapur.
Ketika Yura sudah di dapur,bi iyem berkata pada Yura,"Ra...bi iyem senang lihat Atha dan Tuan Adelio mereka seperti ayah dan anak".
"maksud bi iyem?" tanya Yura tidak mengerti dengan perkataan bi iyem.
"coba lihat ke arah luar" bi iyem menunjukkan dengan tangannya ke arah jendela kaca yang amat besar di dekat ruang tv,Yura menoleh ke arah yang di tunjukkan bi iyem.
Terlihat dua orang lelaki berbeda usia sedang bermain bola di taman,"kamu gak senang lihat Atha bahagia seperti itu?" tanya bi iyem.
Yura hanya tersenyum,sebenarnya momen ini yang di impikannya saat Atha bertemu dengan ayahnya,tapi bayangan dulu selalu menghantuinya,bayangan dimana Adelio saat menyakitinya,"aku trauma.. " lirih Yura.
"om...sudah yah mainnya,aku sudah lelah" ucap Atha.
"boy,apa kamu baik-baik saja?" tanya Adelio ketika melihat wajah Atha yang pucat dan berkeringat.
"Atha...ayo nak kita masuk" ajak Yura yang sudah menyadari kondisi anaknya.
Adelio menoleh ke arah Yura yang sudah berada di dekat mereka,"apa dia sedang sakit?" tanya Adelio pada Yura.
"maaf Tuan dia harus beristirahat" ucap Yura lalu pergi meninggalkan Adelio sendiri.
Sedangkan Adelio dia berdiri dengan penuh tanda tanya,"apa yang kamu sembunyikan Yura" gumam Adelio.
Atha sudah tertidur lelap setelah meminum obat yang rutin dia konsumsi,Yura memandang wajah putra lelakinya itu,di belai rambutnya lalu di cium keningnya,"maafkan ibu belum bisa jujur padamu nak" ucap Yura.
Setelah tertidur Yura berniat pergi membantu Bi iyem di dapur,ketika Yura sudah di dapur Mia memberitahu Yura kalo Adelio memintanya untuk datang ke ruang kerjanya.
"Ra...kamu di suruh Tuan Adel untuk keruang kerjanya" ucap Mia.
"makasih ya Mi..." ucap Yura lalu pergi menemui Adelio.
Tok...tok...
"masuk..."
Yura pun masuk ke ruangan Adelio,"silahkan duduk" Adelio mempersilahkan Yura ketika sudah berada di dalam bersamanya.
"tidak terima kasih,sebenarnya ada apa Tuan?" tanya Yura.
"soal Atha,apa dia darah daging ku?"tiba-tiba pertanyaan itu keluar dari mulut Adelio.
Yura terdiam,pertanyaan yang menakutkan akhirnya terlontarkan,"jawab Ra..."
"kenapa anda tiba-tiba bertanya seperti itu,semua ini tidak ada kaitannya dengan anda" jawab Yura santai.
"tapi hatiku berkata lain" ucap Adelio.
"mungkin itu perasaan Tuan saja" ujar Yura.
"ya mungkin,kalau begitu kamu boleh pergi" titah Adelio.
Yura membungkukkan tubuhnya sambil menelan saliva nya menahan tangis yang akan keluar,bukannya tega tidak memberi tahunya tapi dia hanya ingin memberi hukuman pada mantan suaminya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
benar² ngak nyambung lg ceritanya
kayak sama di Indosiar min
dan mutar² ngak jelas