Sebuah tabrak yang dialami Nina membuat ia tidak sadarkan diri, antara hidup dan mati yang membuatnya benar-benar merasa jika itu adalah akhir hidupnya.
Tapi, betapa kagetnya ia saat bangun di sebuah bangunan kuno dan berada di tubuh orang lain yang membuat ia tidak mengerti.
Nina yang berada di tubuh putri Amerta salah seorang putri kerajaan yang sedang terbaring sakit akibat serangan Kerajaan Kazan.
Ia adalah satu-satunya Putri Raja yang berhasil selamat, dengan informasi dari pemilik tubuh asli, yang mana sang putri meminta bantuan pada Nina untuk membalaskan dendamnya.
Mampukah Nian membalaskan dendam putri Amerta menghadapi Kerajaan Kazan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PengkhayalMalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sampai Tujuan
Amerta dan Pangeran Galardo yang akhirnya sampai di Seberang, setelah menempuh perjalanan jauh segera mendaftarkan diri menjadi murid di Sebrang.
Kelas Amerta dan pangeran berbeda jadi mereka harus berpisah. Amerta yang saat itu baru mulai berlatih ilmu beladiri jelas harus berada di kelas pemula tidak seperti Pangeran yang sudah pernah berlatih di kelas tersebut dan di pun harus melanjutkan sehingga membuat mereka harus berpisah.
"Sepertinya kita berpisah di sini, ilmu beladiri yang kita pelajari berbeda," kata Pangeran Alardo yang mengantarkan dulu Amerta sebelum ia pergi ke kelasnya sendiri.
"Lalu apa kita akan bertemu lagi?" tanya Amerta yang takut jika dirinya tidak akan bertemu dengan pangeran Alardo yang baik hati dan bahkan mengantar Amerta sampai Sebrang dan bisa belajar di sana seperti anak-anak bangsawan lainya.
"Kita akan bertemu lagi setelah kamu menyelesaikan kelasmu, setiap 5 tahun sekali akan di adakan turnamen, aku pasti ikut," kata pangeran Alardo membuat hati Amerta tenang.
"Baiklah aku akan menunggu pangeran di saat turnamen nanti dan kita akan bertanding di sana dan memenangkan turnamen tersebut, jadi aku pasti akan menjadi lebih kuat," jawab Amerta yang saat itu akhirnya bisa berlatih ilmu beladiri dimana hal itu yang dia impikan selama ini, Kata dia ingin membalas dendam kematian sang Ayah.
"Aku harus menjadi hebat dan aku haru menjadi kuat untuk membalas dendam atas kematian Ayah dan keluargaku," batin Amerta yang sudah memiliki tekad kuat untuk membalas dendam kematian keluarganya meski ingatan itu samaria yang melihat dari jauh pembunuhan keluarganya tersebut, tapi jika Amerta melihat simbol dari pedang yang digunakan untuk memenggal sang ayah Amerta ingat jelas bagaimana ukuran pedang itu.
Maka dari itu Amerta ingin membalas dendam dan memwbunuh pemilik pedang yang telah memenggal keluarganya dan membakarnya.
"Baiklah aku pergi jaga dirimu baik-baik," kata pangeran Alardo saat itu dan dengan senyuman Amerta melihat Pangeran Alardo pergi ke tempat dimana seharusnya ia berlatih.
Dimana mereka harus berpisah dan menjadi pelatihan yang berbeda perjalanan dari kerajaan ke Seberang menjadi perjalan panjang yang pasti tidak akan dilupakan oleh Amerta dimana pangeran selalu menjaganya dan bahkan memberinya belati kecil untuk melindungi dirinya.
Pangeran juga sempat mengajari Amerta sedikit trik untuk menjaga diri dan menggunakan belati kecil tersebut untuk perlindungan diri.
Amerta yang saat itu masih sangat awam dengan senjata tajam, pangeranlah yang telah membantunya berlatih menggunakan belati dan berlatih melawan untuk menghindari serangan, karena saat itu Amerta yang selamat terluka membuat pangeran khawatir hingga pangeran mengajarkan Amerta sedikit trik dan cara untuk melawan penjahat.
Tapi kepergian pangeran seakan membuat mereka tidak akan bertemu lagi, perasaan yang aneh yang Amerta rasakan membuat ia merasa jika Pangeran akan meninggalkanya.
Tapi Amerta segera menangkap perasaan itu dan berfikir positif, "Pangeran pasti tidak akan meninggalkanku sendiri setelah aku menyelesaikan kelasku aku pasti akan bertemu dengan pangeran lagi saat akan di adakan turnamen," batin Amerta menepis perasaan yang tidak nyaman pada dirinya dan menyakinkan diri sendrir untuk percaya pada Pangeran.
Amerta diantar oleh pengawal ke kamar yang akan digunakan untuk ia beristirahat dan di sana karena Amerta di sedang menyamar sebagai laki-laki maka dia harus satu kamar dengan anak laki-laki juga.
Satu kamar ada empat anak yang tinggal di sana membuat Amerta yang terlihat paling kecil dan paling muda membuat ia mendapatkan perlakuan buruk dari temannya.
"Kau murid baru tugasmu yang membersihkan kamar setiap harinya dan membersihkan kamar," kata salah seorang temannya.
Amerta yang saat itu tidak bisa melawan hanya bisa mengikuti keinginan temannya tersebut membuat ia harus berada dalam kesulitan.
Pagi hari yang seharusnya Amerta cepat datang ke tempat latihan tapi ia haru merapikan kamar terlebih dahulu membuat ia telat ikut latihan.
Karena telat Zema harus menerima hukuman setiap saat, saat makan siang Amerta diperbudak untuk mengambilkan makan keempat kawannya itu.
Amerta hanya bisa menurut karena dia tidak bisa melawan, dan setiap hari ia selalu diganggu oleh keempat teman satu kamarnya tersebut membuat dia selalu telat dalam menerima pelajaran dan bahkan latihan yang selalu ia lewatkan.
Jadi Amerta yang harus mengulangi pelajarannya setiap malam dan harus berlatih sendiri setiap malam hari setelah semua teman-temannya tertidur membuat ia lebih hebat dari temannya tersebut.
Karena semangat dan karena rasa ingin balas dendam yang ada di hari Amerta membuat Amerta bersemangat dan terus melatih diri, walau ia sering diperbudak oleh teman-temannya dan selalu disuruh untuk melakukan dan melayani temannya itu.
Dari membersihkan kamar, dan mengambilkan makan kata membawakan bekal mereka saat masuk mengikuti pelatihan.
Tapi Amerta tidak kehabisan akan untuk berlatih ia mengambil waktu di malam hari untuk bisa berlatih dan menyeibangkan kemampuannya dengan teman-teman yang lain.
Tubuh Amerta yang kecil yang berbeda dari teman-teman laki-lakinya membuat ia terus mendapat hinaan dan diperlakukan tidak baik oleh teman-temannya.
"Aku akan membuktikan pada kalian yang berbuat jahat padaku jika kau bisa lebih baik daripada kalian," kata Amerta dalam hari yang saat itu benar-benar merasa diperlakukan tidak adil. Tapi semua itu tidak membuat semangat Amerta berkurang.
Amerta yang memiliki semangat yang tinggi tidak menjadikan semua itu halangan yang berarti untuknya dan ia masih bisa mengikuti kelas tanpa tertinggal sedikitpun materi.
Saat malam hari di mana Amerta sedang berlatih di pekarangan belakang sang guru datang dan melihat Amerta.
"Sedang apa kau nak? sudah larut malam kenapa masih di sini dan belum tidur?" tanya sang guru pada Amerta saat melihat Amerta yang sedang berlatih sendirian.
"Aku sedang berlatih guru, Kate setiap hari aku selalu dekat ikuta latihan jadi aku mengulangi latihan kuat pada malam hari," jawab Amerta pada sang guru sambil menundukan kepala dan tidak mengurangi rasa hormatnya pada gurunya.
"Kau memang terlihat berbeda dari yang lain, tapi kemampuanmu tidak kalah dengan yang lain m, siapa namamu, Nak?" tanya sang guru lagi pada Amerta yang saat itu merasa senang bisa mendapatkan pujian dari sang guru.
"Amerta ..... ups," kata Amerta menutup mulutnya karena salah memberitahu nama nya yang seharusnya ia sedang menyamar sebagai laki-laki dan seharusnya ia memberi tahu namanya yaitu Amar bukan Amerta.
"Kau seorang wanita?" tanya sang Guru membuatmu Amerta tentu saja bingung dan takut.
Jika dia jujur Amerta takut mendapat hukuman dan jika dia berbohong Amerta juga takut mendapat hukuman jadi kedua pilihan yang akan Amerta pulih sama pasti akan mendapat hukuman juga.
