Istri Kecil Tuan Bara

Rayhan nampak sangat senang membuat Dinda tertawa.

"Din,Paman sedang mengintip Mu!"Bisik Rayhan,

"Mana ?"

Rayhan menahan wajah Dinda yang ingin menoleh.

"Sstt!Kamu jangan melihat nya,Dia sedang berdiri di jendela ruang tamu,setelah ini pasti itu orang bakal cemburu!"

Dinda mengangguk nya sambil menahan tawa.

"Tertawa saja jangan di tahan !"

"Ha..ha..ha...!"

Benar saja Dinda kembali tertawa,

"Kamu sudah pandai membuat orang bahagia"

Dinda menyentuh tangan Rayhan yang memegang wajahnya.

Bara yang melihat nya dari jauh dapat merasakan ada sengatan listrik dalam tubuh nya,listrik kecemburuan terhadap ponakan dan istri Kecil Nya.

Bara melangkah ke pintu utama,mengetahui itu Rayhan lalu menarik Dinda ke sisi kolam renang,agar Bara tidak mengetahui kalau mereka sedang membuat Bara agar cemburu.

"Paman,akan kesini!"

Bisik Rayhan,lalu mengajak Dinda untuk duduk di tepi kolam.

"Dingin...!"

Ucap Dinda saat kaki nya ia turun kan ke dalam kolam renang.

Benar saja Bara datang ke kolam renang menyusul Dinda dan Rayhan.

"Ayo masuk!"

Bara menarik tangan Dinda,sehingga membuat gadis ini menatap ke arah Bara.

"Gak mau !"Ketus Dinda dengan kesal.

"Din,Aku lagi gak mau debat,cepat berdiri !"

Tegas Bara lagi,namun Dinda melirik ke arah Rayhan yang juga menatap nya.

Dinda masih mengabaikan Bara beberapa detik,Bara menahan kesal nya melihat sikap Dinda yang seperti anak kecil.

"Dinda Kanya Dewi!Cepat berdi..ri..!"

Bara terlihat begitu marah,Dinda pun tanpa pilihan lain hanya bisa nurut.

"Ray..."Panggil Dinda saat hendak berdiri.

Rayhan menaikan satu alis nya,menatap ke arah Dinda,Rayhan sendiri tidak bisa melawan sang paman yang seperti macam jan tan kalau lagi marah.

"Ayo!"

Ajak Bara lagi,yang melihat Dinda masih berdiri.

"Nendong...!"

Ujar Dinda sambil mengulurkan tangan nya dengan manja.

Deg..

Deg..

Wajah Bara merona,Rayhan yang menatap nya juga langsung berpaling menatap ke arah kolam renang.

"Cepat jalan,jangan bertingkah kayak anak kecil gak lucu tau!"

Ketus Bara meninggalkan Dinda.

"Ayo,nendong,kalau gak Aku gak mau masuk!"

Dinda lalu duduk kembali di sisi kolam renang dengan ke dua kaki nya di lipat.

Dinda lalu menatap ke arah Rayhan mengedipkan mata nya.

'Ini anak lagu ngerjain paman ya '

Rayhan segera menoleh ke arah Bara yang berbalik ke arah Dinda.

Bara segera mengendong Dinda tanpa ba bi be bo lagi.

"Yeeee....di nendong suami yeee....!"

Bara menggelengkan kepala nya melihat tingkah Dinda yang seperti kanak-kanak.

Dinda melambaikan tangan nya ke arah Rayhan.Lalu Rayhan mengancungkan kedua jempol ke arah Dinda,rencana mereka berhasil membuat Bara cemburu.

Dinda mengalungkan ke dua tangan nya di leher Bara,membuat Pria ini geli,jantung nya berdetak kencang.

Dinda membantu membuka pintu utama.

Ceklek !

Baru saja melangkah masuk keluarga sudah berkumpul tepat di depan pintu masuk .

Bugh !

Reflek Bara melepaskan gendongan nya,sehingga membuat Dinda terjatuh,dan keluarga ikut terkejut.

"Awwww .."

"Eeehh..!"

"Bara .. !atit...!"

Dinda kembali merengek,sembari memegang pan tat Nya.

"Kenapa Kamu menjatuhkan Dinda ?"

Tanya sang ibu yang mendekat .

"Kalian juga,kenapa berdiri di depan pintu,bikin orang kaget aja!"Ketus Bara,tanpa merasa bersalah.

"Awww pan tat Ku!ka Ki Ku !ini nama nya KDRT!"Teriak Dinda.

"Bara cepat bantu Dinda!"Titah sang ayah

"Kalau Aku jadi Dinda,sebulan gak dapat jatah!"

Sambung Firman lagi.Nyonya Ratih menyenggol Firman.

"Jatah apa Kak?"Dinda melirik ke arah Firman dengan begitu semangat.

"Itu,jatah...ini Lo Dinda!"Sambil menggerakkan tangannya.

"Apa ini ?"Dinda ikut membuat gerakan seperti Firman.

Yang lain hanya bisa menggelengkan kepala nya melihat sikap ke orang di depan mereka.

Sudah dari tadi Bara menahan malu melihat sikap Dinda.

"Masak ini Lo gak tau!ini maksud nya....."

"Kakak mau apa ?"

Firman ingin menghampiri Dinda,namun Bara menghadang nya.

"Ayo,naik ke atas !"

Bara berbalik,dan membantu Dinda untuk berdiri.

"Kamu sih Fir,suka sekali menggoda Bara,marah kan jadi nya !"

Ujar sang ibu,melihat Bara yang hendak berjalan ke arah tangga dengan memapah tubuh Dinda.

"Dinda,maksud kakak tadi,jangan sampai Bara minta main kuda-kudaan ya !pokoknya Kamu harus pertahan kan benteng Mu!"

Teriak Firman dengan keras.

Tuk !

"Mama..!"

Nyonya Ratih memukul kepala Firman yang sedang mengganggu anak bungsu nya.

Dalam keadaan tersebut emosi Bara menarik dengan cepat tangan Dinda.

"Awww...Bar,sakit !"

Pekik Dinda,Bara segera membuka pintu kamar,lalu mendorong Dinda masuk.

"Bar,sakit,Lo tuli ya !"

Ketus Dinda lagi dengan kesal.

"Kamu bisa enggak sih,kalau lagi bicara dengan kak Firman tidak perlu me sum begitu!"

Bara kesal sama Dinda,yang sengaja menanggapi ucapan Firman.

"Me sum?emang dimana yang salah ucapan kak Firman?Dia hanya bilang Kita jangan sampai main kuda-kudaan!"

Dinda kembali mengulangi ucapan Firman tadi membuat Bara kembali kesal.

"Aaaggrh!"

Bara mere mas rambut nya,menatap ke arah Dinda yang berdiri dengan bingung melihat ke arah Dia.

Bara segera berbalik,hendak berbaring di ranjang.Namun,Dinda kembali memanggil Bara.

"Bar..."

Pria ini menoleh,

"Emang bisa ya main kuda-kudaan di kamar ?

kan Kita tidak punya peternakan kuda?"

Dinda menatap ke arah Bara dengan

serius,namun wajah Bara terlihat begitu suram,yang ingin menelan Dinda hidup-hidup.

"Din,mending Kamu tidur ya,atau Aku suruh tidur di ruang tamu!"

Ancam Bara,sambil menggerakkan tangan nya menuju ke arah pintu,Dinda sendiri ikut melihat ke arah pintu.

"Gak aah,enak aja Gue mau tidur disini,ama Lo!"

Tegas Dinda lalu langsung naik ke atas tempat tidur.

"Jangan dekat-dekat,sana lagi!"

Titah Bara,yang masih duduk di tepi ranjang,Dinda segera menggeser kan tubuh nya ke pinggir.

"Segini bisa kan?Gue geser dikit lagi jatuh nih"

Ujar Dinda,Bara mengangguk nya.

"Cepat tidur !"

Dinda segera menarik selimut,Bara juga segera membenarkan tidur nya.

Klik !

"Aahhh..!"

Dinda memeluk Bara dari belakang,ia memeluk begitu erat,sehingga membuat jantung Bara kembali berdetak.

"Din,apa yang Kamu lakukan,cepat lepaskan Aku!"

"Aku takut gelap please!jangan matikan lampu!"

Dinda masih memejamkan mata nya,memeluk erat tubuh Bara dari belakang.

"Kalau gak mati lampu Aku gak bisa tidur!"

"Tapi Gue takut!"

Tangan Dinda yang memeluk Bara,terasa begitu gemetar,Dinda benaran takut,sehingga membuat Bara tidak tega.

"Gini saja,Kamu boleh tidur begitu sampai pagi,lampu nya tetap mati,Aku janji gak

kemana-mana,jadi Kamu jangan takut!"

Bara membalikan tubuh nya,lalu menenangkan Dinda yang sedang ketakutan .

Kini Dinda tidur dalam pelukan Bara,Pria ini mengelus-elus,pucuk kepala Dinda,sampai ia terlelap.

Tanpa sadar Bara tersenyum melihat kearah Dinda yang sudah tertidur,lalu ia mengecup kening Dinda.