NovelToon NovelToon
Rahasia Antara Kita

Rahasia Antara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Arip

"Rahasia di Antara Kita" mengisahkan tentang seorang suami yang merasa bahagia dengan pernikahannya, namun kedatangan sahabat masa kecilnya yang masih memiliki ikatan emosional kuat membuat situasi menjadi rumit. Sahabat masa kecilnya itu mulai mendekatinya dengan cara yang tidak biasa, membuat suami tersebut merasa tidak nyaman. Sementara itu, istrinya yang selalu menuntut uang dan perhatian membuatnya merasa terjebak dalam pernikahannya. Bagaimana suami tersebut akan menghadapi situasi ini? Dan apa yang akan terjadi jika rahasia sahabat masa kecilnya dan perasaannya terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

"Aku istri kamu, Rendy, kenapa kamu tidak mempercayai aku?" kata Sarah dengan nada yang sedih dan khawatir. "Aku hanya ingin melindungi kamu, tapi kamu tidak percaya padaku."

Rendy memandang Sarah dengan mata yang tidak mengerti. "Aku tidak tahu apa yang kamu maksud, Sarah. Aku hanya merasa bahwa kamu terlalu khawatir tentang aku," kata Rendy dengan nada yang santai.

Sarah merasa sakit hati karena Rendy tidak mempercayai dirinya. "Kamu tidak ingat apa yang terjadi pada dirimu?" kata Sarah dengan nada yang lembut. "Aku ada di sampingmu saat itu, dan aku tahu apa yang aku lihat di kafe hari ini. Lidya tidak seperti yang kamu pikirkan."

Rendy tidak menjawab, ia hanya memandang Sarah dengan mata yang kosong, tanpa ada reaksi apa pun di wajahnya. Sarah merasa bahwa dirinya tidak bisa menjangkau Rendy, dan itu membuatnya semakin sedih dan putus asa.

Tiba-tiba, Rendy berdiri dan berjalan menjauh dari Sarah, meninggalkan Sarah dengan perasaan kesepian dan kekhawatiran yang semakin besar. "Aku perlu waktu untuk berpikir," kata Rendy dengan nada yang dingin dan tanpa emosi.

Sarah merasa bahwa dirinya kehilangan Rendy, dan itu membuatnya semakin khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi ia tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu untuk melindungi Rendy dari Lidya.

Lidya datang ke rumah Rendy dan Sarah, dengan senyum yang manis di wajahnya. Namun, di balik senyum itu, Lidya memiliki rencana yang tidak baik.

"Hai, Sarah! Aku datang untuk mengunjungi Rendy," kata Lidya dengan nada yang lembut.

Sarah merasa tidak nyaman dengan kehadiran Lidya, tapi ia tidak bisa menolaknya. "Rendy sedang tidak ada di rumah, Lidya. Ia pergi untuk berpikir," kata Sarah dengan nada yang dingin.

Lidya tersenyum dan memandang Sarah dengan mata yang berkilauan. "Oh, tidak apa-apa. Aku bisa menunggu dia di sini. Aku ingin bermain dengan anak-anak," kata Lidya dengan nada yang manis.

Sarah merasa tidak nyaman dengan keinginan Lidya untuk bermain dengan anak-anak. Ia tidak tahu apa yang Lidya rencanakan, tapi ia tahu bahwa ia harus melindungi anak-anaknya. "Lidya, aku tidak tahu apakah itu ide yang baik. Anak-anak sedang sibuk dengan pelajaran mereka," kata Sarah dengan nada yang tegas.

Namun, Lidya tidak mau mendengarkan. Ia terus memaksa untuk bermain dengan anak-anak, dan Sarah tidak bisa menolaknya. Sarah merasa bahwa dirinya berada dalam situasi yang sulit.

Anak-anak tiba-tiba datang ke ruang tamu, dan Lidya langsung menghampiri mereka dengan membawa sebuah makanan yang terlihat lezat. "Hai, anak-anak! Aku membawa kue yang enak untuk kalian!" kata Lidya dengan nada yang manis.

Namun, Sarah langsung menunjukkan kekuatirannya dan memarahi Lidya. "Lidya, jangan berikan makanan itu kepada anak-anak! Aku tidak tahu apa yang kamu berikan kepada mereka!" kata Sarah dengan nada yang keras.

Lidya terkejut dengan reaksi Sarah, tapi Sarah tidak peduli. Ia mengambil makanan itu dari tangan Lidya dan membuangnya ke tempat sampah. "Aku tidak ingin anak-anakku terluka karena kamu!" kata Sarah dengan nada yang tegas.

Tiba-tiba, Rendy datang ke ruang tamu dan melihat apa yang terjadi. Ia langsung memarahi Sarah. "Sarah, apa yang kamu lakukan? Lidya hanya ingin berbaik hati kepada anak-anak kita. Mengapa kamu harus membuang makanannya?" kata Rendy dengan nada yang tidak sabar.

Sarah merasa bahwa Rendy tidak mengerti situasinya. "Rendy, kamu tidak tahu apa yang sedang terjadi. Lidya tidak seperti yang kamu pikirkan. Ia memiliki motif yang tidak baik!" kata Sarah dengan nada yang frustrasi.

Rendy tidak percaya dengan apa yang dikatakan Sarah. "Sarah, kamu terlalu khawatir. Lidya adalah teman baik kita. Janganlah kamu menghakiminya tanpa bukti!" kata Rendy dengan nada yang dingin.

Tentu, saya dapat membantu merevisi kalimat tersebut agar lebih halus dan tidak mengandung unsur yang tidak pantas.

Lidya terlihat senang mendengar Rendy membela dirinya. Ia tersenyum kecil dan berusaha membuat Rendy semakin berpihak padanya. "Maaf, Rendy, sepertinya istri kamu tidak menyukai aku. Mungkin sebaiknya aku pergi saja," kata Lidya dengan nada yang lembut.

Rendy menahan Lidya dan memandangnya dengan mata yang penuh pengertian. "Jangan pergi, Lidya. Aku ingin menyelesaikan masalah ini," kata Rendy dengan nada yang tenang.

Rendy kemudian menatap Sarah dengan mata yang meminta. "Sarah, tolong minta maaf kepada Lidya. Aku rasa ini tidak perlu menjadi masalah besar," kata Rendy dengan nada yang lembut.

Sarah terdiam dan tidak menjawab, ia merasa kesal dan tidak percaya dengan sikap Rendy. Ia kemudian pergi membawa anak-anak, meninggalkan Rendy dan Lidya di ruang tamu.

Tiba-tiba, Rendy meninggikan suaranya dan memanggil Sarah. "Sarah, apa yang sedang terjadi? Lidya telah membantu kita banyak kali, dan ini bagaimana kamu membalasnya?" kata Rendy dengan nada yang keras.

Tanpa sadar, air mata Sarah jatuh mengenai pipinya, ia tak ingin memandang Rendy dan Lidya sama sekali, meneruskan langkahnya sembari membawa anak-anak ke kamar. Ia berusaha menahan emosinya dan tidak ingin memperlihatkan kelemahan di depan mereka. Dengan langkah yang cepat, Sarah membawa anak-anak menjauh dari situasi yang semakin tidak nyaman.

Setelah membawa anak-anak ke kamar, Sarah menutup pintu dan berusaha menenangkan diri. Ia memeluk anak-anaknya erat-erat, berusaha mengalihkan perhatian mereka dari situasi yang baru saja terjadi. Namun, di dalam hatinya, Sarah merasa sangat khawatir dan tidak percaya dengan sikap Rendy yang sepertinya semakin dekat dengan Lidya.

Sementara itu, di ruang tamu, Rendy masih berdiri dengan Lidya. Ia memandang Lidya dengan mata yang penuh perhatian, dan Lidya masih terlihat sedih dengan air mata yang belum kering di wajahnya. Rendy merasa kasihan pada Lidya dan tidak mengerti mengapa Sarah bersikap seperti itu. "Lidya, aku minta maaf atas sikap Sarah. Aku akan bicara dengannya nanti," kata Rendy dengan nada yang lembut. Lidya hanya tersenyum kecil dan mengangguk, namun di dalam hatinya, ia merasa bahwa rencananya mulai berjalan sesuai dengan apa yang ia inginkan.

Sarah keluar dari kamar dengan langkah yang mantap, berusaha menegaskan dirinya dan menghadapi Lidya. Ia langsung menuju ke ruang tamu, tempat Lidya dan Rendy masih berdiri. Namun, saat ia melihat Rendy tengah memeluk Lidya, Sarah merasa seperti disambar petir. Ia tidak percaya apa yang dilihatnya, dan emosinya meledak.

"Apa yang kamu lakukan, Rendy?" kata Sarah dengan nada yang keras, suaranya bergetar karena kemarahan dan kesedihan. Rendy dan Lidya terkejut, dan mereka berdua langsung melepaskan pelukan mereka. Lidya terlihat seperti tidak bersalah, sementara Rendy terlihat seperti tidak mengerti apa yang salah.

"Sarah, apa yang terjadi?" kata Rendy dengan nada yang tenang, berusaha menenangkan Sarah. Namun, Sarah tidak bisa dikendalikan lagi. Ia merasa bahwa Rendy telah mempercayai Lidya sepenuhnya, dan itu membuatnya merasa sangat dikhianati. "Kamu mempercayai dia sepenuhnya, bukan?" kata Sarah dengan nada yang penuh kesedihan dan kemarahan.

Rendy tersenyum dan menganggap bahwa pelukan itu adalah pelukan persahabatan biasa. "Sarah, apa yang kamu pikirkan? Aku hanya memeluk Lidya sebagai tanda persahabatan," kata Rendy dengan nada yang santai.

Namun, Sarah tidak percaya. Ia merasa bahwa Rendy tidak mengerti apa yang sedang terjadi, dan itu membuatnya semakin marah. "Persahabatan? Kamu tidak melihat bagaimana dia memandangmu?" kata Sarah dengan nada yang tidak percaya.

Lidya tersenyum kecil, merasa bahwa Sarah semakin terpojok. "Sarah, aku tidak tahu apa yang kamu maksud. Aku hanya ingin membantu Rendy sebagai teman," kata Lidya dengan nada yang lembut.

Rendy memandang Sarah dengan mata yang penuh kebingungan. "Sarah, aku tidak tahu apa yang terjadi padamu. Aku hanya ingin kita semua bisa hidup damai," kata Rendy dengan nada yang tenang. Namun, Sarah tidak bisa menahan emosinya lagi, dan ia merasa bahwa hubungan mereka semakin retak.

1
Amilawati
jelek ceritanya, dialog di ulang2 terus bikin pusing bacahya.. penulis pengen banyak bab tpw ndk materi mnkin jadinya dialog ya di ulang2 tetus
Amilawati
dialog yg jelk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!