TERLALU LELAH

"tatap aku Ayunda,". Berlahan Ayunda, menatap wajah Zense,hanya berapa inci saja.

Ada senyuman kecil di sudut bibir Zense,membuat Ayunda. semakin berdebar jantungnya. Berlahan-lahan Zense, mengundurkan wajahnya lalu dia meraih tangan Ayunda.

Tak lupa dia memasang cincin berlian di jari manis, membuat sang empunya kaget saat cincin itu terpasang di jari manisnya dengan tiba-tiba.

"Cincin,". Gumam Ayunda,ia nampak heran. Apa ini rezeki ku.kemarin mobil ini cincin,batin Ayunda.

"Mulai saat ini kamu adalah tunangan ku,". Zense, langsung mencium tangan Ayunda.

"Tu-tunangan,apa maksud mu ?,".

"Aku sudah melamarmu bahkan memasang kan cincin di jari manismu, tanpa kamu menolak".

Ha,aku dimana,aku siapa. Kenapa ada seorang pria seperti dia,batin Ayunda. "Ahhahaha,kau sangat lucu Zen,hahaha,mana ada seorang pria melamar seperti itu, ". Ayunda,tak tahan lagi menahan gelak tawanya.

"Apa aku salah,". Tanya Zense nampak kebingungan melihat tingkah lakunya.

"Tidak,tidak apa. Aku hanya bercanda,".jawab Ayunda,yang masih menahan tawanya.

"apa kamu menerima lamaran ku,". Ayunda, menatap lekat kepada Zense,dia bingung harus apa. Apa lagi tatapannya sangat tajam.

"Aku tidak tau, sedang kan kita baru kenal Zen,apa lagi aku pernah gagal dalam membina rumah tangga,apa lagi aku seorang janda,apa kata orang Zen. Aku dan kamu sangat jauh berbeda,". Gumam Ayunda.

"Ck,mereka tidak akan berani macam-macam denganmu,aku yang akan bertindak. Semua nya aku tau siapa kamu jadi jangan khawatir,aku juga menerima mu apa adanya meski janda atau istri orang sekalipun.bagaimana yu,apa Kita jalani dulu tidak salahnya kan,". Tanyanya

Apa aku terima saja,apa lagi saat ini aku mulai jatuh cinta kepadanya, batin Ayunda.

Ayunda, menganggukkan kepalanya bertanda setuju. Ada senyuman manis di bibir Zense.

"Aku mencintaimu yu,". Zense, langsung memeluk Ayunda. Dia masih terpaku terdiam.

Aku juga mencintaimu, batin Ayunda,dia tak berani membuka suara . Ia tak menyangka dengan secepat ini dilamar oleh Zense Alvaro.

"cincinnya aku suka, tapi takutnya kalau berlian nyangkut karena apa gitu,pas waktu nyuci baju atau kena benang di baju-baju, takutnya malah copot terus hilang,kalau bisa yang polos aku suka gak ribet,". Ayunda, masih memandang cincin berlian yang mengkilat di jari manisnya.

"kalau mau ganti juga gak papa, nanti aku bicarakan dengan tokonya,".

"berapa harga cincinnya,bagus banget,". puji Ayunda,masih menanting tangan ke depan.

"seratus juta,". jawab Zense, dengan tenang.

"apa,se-seratus ju-juta,". betapa kagetnya Ayunda, mendengar harga sebuah cincin berlian di jari manisnya ukurannya tak seberapa besar.

"kenapa,kamu lepas,". tanya Zense,nampak heran saat melihat cincin nya di lepas.

"aku tidak berani memakai cincinnya, kalau di rampok kan sayang uangnya,". jawabnya.

membuat Zense, tertawa renyah. "pakai, aku tak suka penolakan,". tegas Zense.

dengan cepat Ayunda, memasang cincin itu kembali.

mimpi apa aku malam tadi, batin Ayunda.

****

Saat pulang kerja. Ayunda, terlihat senyum-senyum saat mengingat Zense, melamarnya.

Senyuman Ayunda, hilang ketika di depan rumah sudah ada pak Tejo.

"Astagfirullah,baru pulang kerja udah di uji lagi,bikin hilang mood aja,". Kata Ayunda,ia masih didalam mobil dan berlahan turun.

"Baru pulang yu,". Pak Tejo, mendekati Ayunda.

"Iya pak,ada perlu apa yah pak Tejo,kesini,?" Tanya Ayunda.

"Kita bicarakan didalam boleh yu,kita berdua saja,". Kedip mata nakalnya pak Tejo.

Membuat Ayunda, merasa muak melihat kelakuan pak Tejo. "Di teras luar saja pak,gak enak diliat orang. Apa lagi saya ini status Janda. Kalau di teras luar kan enak diliat tetangga kita gak ngapa-ngapain,". Jelas Ayunda.

"Tapi,aku mau berduaan dengan mu yu,". Saat pak Tejo,mau menyentuh tangan Ayunda, dengan gesit dia menghindar.

"Maaf yah pak,jaga sikap,". Bentak Ayunda.

"Alah,gak usah munafik yu.kamu udah lama janda pasti kurang belaian kan,". goda nya lagi

"Sepertinya cukup di sini saja kita berbincang pak,saya mau istirahat capek baru pulang kerja,". Alasan Ayunda. Saat dia beranjak menuju pintu rumah namun pak Tejo,malah menghalangi nya.

"Minggir pak,". Bentak Ayunda.

"Jangan galak-galak ratuku,". Pak Tejo,mulai mendekati Ayunda, dengan cepat ia menghindar.

Dasar tua-tua keladi ni, batin Ayunda. "Gila,". Ujar Ayunda.

"Gila karena mu yu. Iiis kamu cantik banget sih walaupun udah jadi janda,". Goda pak Tejo.

"kerumah ku aja yu,". Teriak bu sumi. Tetangga Ayunda. Dengan langkah cepat Ayunda, masuk kedalam rumah bu sumi.

Nampak sekali terlihat kesal di wajah pak Tejo.

Karena Ayunda,malah pergi ke rumah tetangga nya.

"Jangan mau kamu jadi istri ke-3 pan Tejo,". Kata bu Sumi.

"Ogah,bu. Kaya gak ada pria lain aja,". Tolak Ayunda.

"Apa lagi sama Hendri,ibu takutnya kamu di manfaatkan oleh mereka lagi,".

"Gak mau juga bu,mereka itu licik sok-sokan baik di depan tapi di belakang jahat,aku juga hati-hati sama mereka bu,". Kata Ayunda

"baguslah kamu gak mau sama mereka ibu senang jadinya,".

"Sebenarnya Ayunda,udah dilamar seseorang bu. Tapi masih Ayunda,rahasiakan. Kapan-kapan aku ajak ke sini,". Ucap Ayunda.

"Alhamdulillah,bagus kalau udah tunangan. Ibu jadi gak sabar pengen ketemu tunangan kamu. Jangan lama-lama di sembunyikan,". Colek bu Sumi.

Hampir larut malam. Ayunda bercerita tentang siapa pria itu,dan terlihat dari luar pak Tejo,juga sudah tidak ada.

Ayunda,juga ditemani bu Sumi,sampai didepan pintu rumahnya. Takutnya pak Tejo,masih ada.

"Uuuhh, syukur lah orang tua itu sudah pulang," kata Ayunda.

*****

"Bu, sepertinya calon mertua ku itu suka banget sama Ayunda,". Cerita Ambar kepada Ibunya.

"Biarkanlah Mbar, Ayunda.mana mau juga,".

Ujar sang ibu

"Tapi kita belum tau bu,siapa tau Ayunda, tergoda,". Timpal Ambar.

"Hendri, apa kamu udah dapat target wanita kaya,". Tanya sang ibu, melihat Hendri,baru datang dari luar.

Dengan senyum merekah dia mendekati ibu dan kakaknya. "Dapat dong bu,".

"Yang benar kamu Hend,". Tanya sang ibu nampak tak percaya.

"Iya bu, walaupun Janda,". Gumam Hendri.

yah,saat ini Hendri,tengah dekat dengan seorang wanita karir.

"Gak papa lah Janda,yang penting banyak uang,". Sahut Neli.

"Setuju,". Timpal Ambar.

" Apa yang di katakan kakakmu itu benar,". Senyum merekah bu sari.

"Kapan-kapan aku bawa dia kesini,". Ujar Hendri.

"Dia kerja apa Hendri,". Tanya sang kakak.

"Kerja kantoran kak,jadi sekertaris,". Jawabnya

"Bagus itu, gajihnya pasti besar,". Ucap sang ibu.

"Jangan lama-lama kalian pacaran, langsung nikah aja. Jadi enak nantinya,". Suruh Ambar

"Nanti aku bicarakan kak, tinggal tunggu mainnya saja,". Kekehnya

liat aku juga bisa dapat pasangan lebih kaya, batin Hendri.