Mengkisahkan tentang kisah cinta seorang gadis bernama Melodi. Gadis yang masih duduk di bangku SMA ini, sedang merasakan indahnya jatuh cinta. Jatuh cinta pada si keyboardis dari band Lila Prince, band di sekolahnya.
Melodi secara terang-terangan menunjukkan betapa ia mencintai dan menyukai Dio, sang keyboardis. Tetapi Dio tak bisa selugas Melodi tentunya. Walau nyatanya ia juga memiliki perasaan yang sama.
Dio sangat kaku dan cuek, didepan umum ia bahkan tak bisa menunjukkan ekspresi yang tepat. Datar dan tak berekspresi, itulah sosok Dio.
Walau terkenal kasar dan tidak peduli pada sekitar, ia mampu menarik perhatian Melodi. Gadis ceria yang suka berbicara dan memiliki banyak teman.
Sifat Melodi dan Dio memang bisa dikatakan sangat berlawanan. Tapi itu lah daya tarik sebuah rasa yang datang tanpa peringatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atps0426, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
M - 23
Melodi tengah membaca buku di perpustakaan luar ruangan. Ia sudah berjanji pada Adam akan rajin belajar setelah berkencan dengan Dio. Tak ingin mengingkari ucapannya, Melodi melakukan yang terbaik untuk belajar.
"Ah" rintih Melodi saat seseorang menyender dipunggungnya. Ia menoleh kebelakang, dan rupanya itu adalah Dio sang kekasih.
"Tumben belajar mulu"
"Mau jadi pinter dong, biar anak-anak kita nanti gak malu punya Mama kayak aku"
"Oh" ujar Dio menghentikan perbincangan. Ia memberikan salah satu headset nya pada Melodi.
Detik kemudian sebuah lagu terdengar disana, lagu yang dibawakan oleh Brian Mcknight, Marry your daughter. Awalnya mereka diam dan menikmati alunan musik, namun setelah lagu berakhir Melodi mulai mengoceh.
Harusnya Dio mendengarkan lagu itu bersama Adam bukan dengan Melodi.
Dio mengambil gitarnya, ia petik beberapa kali sebelum memainkan sebuah lagu.
"You're just too good to be true
Can't take my eyes off of you"
Benar, lagu Can't take my eyes off you - Joseph Vincent. Sembari memandangi Melodi, Dio menyanyikan lagu tersebut dengan sangat merdu. Gadis itu tersenyum dan mengambil ponselnya, hendak merekam Dio, tetapi pemuda itu menggeleng. Ia hanya ingin Melodi menikmati nyanyiannya.
"I need you baby..." nyanyian Dio terhenti kala beberapa murid yang mendengar melanjutkan liriknya. Tapi petikan gitar ditangannya masih terus berlanjut.
Melodi mengedarkan pandangannya, ada banyak sekali penonton. Walau mereka berjarak jauh, tapi nyanyian mereka terdengar sangat kompak. Disisi lain, Nendra dan Valdo membawa beberapa balon. Saat Melodi menoleh, balon dilepaskan dan spanduk bertuliskan I love you Melodi terpampang jelas disana.
Tak lama Daffin datang dengan membawa sebuket bunga tulip merah. Sedangkan Kenzi, ia membawa sebuah boneka monyet dan juga bingkisan hadiah.
Refleks, Melodi berdiri dan menghampiri kedua sahabatnya kekasihnya itu. Ia tersenyum begitu lebar dan menerima semua hadiah.
"Ini tulip kan Kak? Kenapa bukan mawar?"
"Tulip merah itu artinya cinta abadi" jelas Daffin.
"Jangan tanya siapa! Ini semua ide cowok loe tuh" sela Kenzi.
Setelah menerima semua hadiah dan penjelasan, Melodi kembali menghampiri Dio. Lagu yang Dio nyanyikan sudah berakhir, tepuk tangan riuh terdengar layaknya sebuah konser.
"I love you Mel"
"Love you too Kak Dio"
Nendra dan Valdo menggulung spanduk, mereka merasa malu mengikuti ide konyol Dio. Tapi para murid begitu antusias dan mempostingnya di medsos mereka. Anggota LP hanya bisa pasrah kala Dio meminta untuk melakukan semua ini.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Saat pulang les...
Melodi pulang bersama Adam, karena Dio sedang ada perfom di sebuah kafe. Ia memaksa Adam dan Kania agar mengijinkannya pergi menonton Dio. Awalnya Kania menolak, tapi Adam membujuknya karena sang putri terlihat berseri-seri saat membicarakan Dio. Akhirnya Kania pun luluh dengan permintaan sang putri, ia bahkan mengajak Titin untuk ikut serta.
"Mama sama Bibi tau gak, tadi disekolah, aahhhh Kak Dio so sweet banget" ujar Melodi bersemangat.
"Kenapa Non?" Tanya Titin.
Melodi menceritakan bagaimana Dio memberikan kejutan yang spesial untuknya. Mulai dari Dio yang tiba-tiba bersandar pada dirinya, hingga semua kejutan yang menghebohkan satu sekolah.
"Kak Dio manis banget kan Bi? Jadi makin cinta deh"
"Iya pacaran boleh Mel, tapi ingat ya, jangan sampai mengganggu sekolah kamu" sahut Kania.
"Siap Bu Bos"
"Mama gak bercanda Mel, kalau sampai nilai kamu turun. Mama akan pindahin sekolah kamu keluar kota, ini keputusan Mama tidak bisa diganggu gugat"
Melodi mengangguk dengan semangat, ia begitu yakin akan lebih giat belajar lagi mulai sekarang. Tapi, Adam merasa aneh dengan istrinya. Seolah ada kekhawatiran lebih di dalam diri Kania terhadap Melodi. Pasti karena Melodi adalah anak tunggal dan juga seorang gadis remaja. Wajarlah ketakutan bagi seorang Ibu yang mengandung dan membesarkan dirinya.
Sampai di kafe...
Melodi mencari tempat paling depan di dekat panggung. Ia ingin bisa melihat Dio dari dekat. Untung saja kafe tak terlalu ramai hari itu, jadi mereka bisa memilih tempat yang kosong.
"Kak Diooo semangat, semuanya juga semangat" sorak Melodi.
Para anggota LP tersenyum melihat kehadiran Melodi disana. Penggemar nomor satu LP memang tak pernah mengecewakan.
"Melodi, jangan gitu, duduk" sentak Kania.
Gadis itu masih tersenyum dan kembali duduk ketempat nya. Lagi dan lagi Adam merasa ada yang aneh dengan istrinya. Padahal sudah biasa Melodi begitu antusias jika mengenai Dio, tapi ke khawatiran Kania sedikit berlebihan.
"Ma, jangan gitu. Biarkan saja" ujar Adam menenangkan istrinya.
Kania hanya berdehem dan menatap Melodi dengan tajam. Namun anak gadis mereka tak merasakannya, ia hanya terus menatap Dio yang sedang memulai perfom mereka.
Musik yang LP bawakan menemani malam yang indah bagi para pendengarnya. Setelah beberapa saat, kafe menjadi ramai karena para penggemar LP mulai berdatangan. Mereka mulai berdiri dan memenuhi area sekitar panggung. Melodi yang awalnya melihat juga ikut tertarik untuk mendekat dan berdesakan disana.
Pegawai kafe sudah meminta mereka semua untuk duduk, namun kepopuleran LP tak bisa dihentikan. Aksi dorong mendorong terjadi disana, Melodi yang hendak keluar dari kerumunan pun terhimpit.
Kania, Titin dan Adam juga ikut berdiri mencari Melodi. Mereka terus memanggil nama Melodi dan berusaha membantu membubarkan kerumunan. Pertunjukan LP bahkan harus terhenti karena kerusuhan ini.
"Aawww, Mamaaaaa"
Mendengar suara teriakan Melodi, Kania menerobos kerumunan bak tank tempur. Ia mencari keberadaan Melodi yang tak terlihat oleh matanya. Namun hati seorang Ibu tak pernah salah, Ia melihat seseorang yang terduduk dan terhimpit di bawah.
Adam mengambil alih panggung dan meminta para fans LP bubar karena takutnya ada yang terluka sebab berdesakan. Satu persatu para pegawai menarik gadis-gadis yang berdiri disana. Membubarkan mereka secara paksa.
Setelah beberapa gadis pergi, terlihat seseorang yang sedang meringkuk disana. Napas Kania terengah-engah, lututnya lemas hingga tak mampu menopang tubuhnya.
"Kamu gak apa-apa kan Mel?"
"Kak Dio gak apa-apa? Aku takut banget, sampai mau nangis nih"
"Tidak apa-apa. Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu"
Dari tempat yang tak jauh, Adam membantu Kania untuk berdiri. Istrinya masih terpaku menatap Dio yang melindungi Melodi dengan tubuhnya. Entah sejak kapan pemuda itu berada disana.
"Ma, apa ada yang mengusik pikiranmu?" Tanya Adam.
"Aku sedikit tidak mempercayai Dio, Pa"
"Alasannya?"
"Raga bilang, jika Melodi berada didekat Dio, anak kita pasti akan sering terluka Pa. Sudah berapa kali Melodi terluka karena Dio? Pa, dia putri kita"
"Ma, apa kau pernah melihat wajah Melodi berseri saat membicarakan sesuatu selain Dio?"
Kania menggeleng. Dio, Dio dan Dio yang bisa membuat Melodi tertawa riang hanya dengan menyebut namanya.
Kalian jadian???
PJ...PJ ....🤭🤣
Fighting!!!!!
👍💪💪🥰🥰
istirahat aj dulu Ampe sembuh total kakinya....
lanjut