Jodohku Teman Masa Kecilku

Elang terus memandangi wajah Dea yang masih terlelap dalam tidurnya. Ia menggesekkan hidungnya di pipi istrinya membuat gadis itu mengeliat karna merasa terusik dari tidur nyenyaknya.Bukannya bangun Dea mencari kenyamanan dalam pelukan suaminya.

"Dea, bangun sudah shubuh" ujar Elang menoel-noel pipi chubby istrinya.

"Eugh...Masih nyantuk" sahut Dea dengan suara seraknya.

"Nanti setelah sholat shubuh di sambung lagi tidurnya" ujar Elang. Perlahan Dea membuka matanya.

Matanya langsung bersitatap dengan Elang yang melempar senyuman padanya. Pipi Dea langsung memanas mengingat percintaan mereka tadi malam.

"Mandinya mau bareng atau gantian? " tanya Elang yang terus memandangi wajah Dea lekat.

"Mandinya sendiri aja " jawab Dea bangun dari tempat tidurnya dengan selimut yang membalut tubuh polosnya.

"Sstttt... Sakit " rintis Dea merasakan sakit di area sensitifnya. Elang yang melihat itu langsung mendekati istrinya dan langsung menggendong Dea menuju kamar mandi.Sontak gadis itu mengalungkan tangannya di leher Elang.

"Kita mandi bareng, kamu pasti kesusahan kalau mandi sendiri.... Emm.. Maaf buat kamu jadi kesakitan kaya gini " ujar Elang membuat Dea makin malu di buatnya.

"Jangan di bahas lagi aku malu " rengek Dea dalam gendongan Elang. Pria itu terkekeh mendengar rengekan istrinya.

Elang perlahan menurunkan Dea di bath up. Ia mengisi bath up tersebut dengan air hangat agar istrinya ini tidak ke dinginan saat mandi.

"Kamu hafal doa mandi junub? " tanya Elang di sela-sela mengisi air hangat di bath up.

"Iya, aku sudah hafal " jawab Dea.Elang hanya manggut-manggut.

Dea tersentak ketika Elang ikut masuk ke dalam bath up dan duduk di belakangnya.Tubuhnya meremang ketika tubuhnya bersentuhan dengan tubuh Elang.

"Kenapa masuk sini juga? " tanya Dea menoleh menatap Elang.

"Supaya cepat mandinya, sebentar lagi mau azan shubuh" jawab Elang.

"Dea" panggil Elang membuat Dea menoleh lagi pada suaminya.

Cup

Dengan gerakan cepat pria itu mencium pipi Dea membuat gadis itu tersipu malu.

******

Elang menjalankan mobilnya. Dea menyandarkan kepalanya di bahu sang suami yang fokus menyetir. Elang sesekali mencium kening Dea dan mencubit pipi berisi istrinya dengan gemas.

"Mas, aku laper " ujar Dea.

"Kita makan di soto bang ujang ya, kamu pasti suka " ujar Elang tersenyum, mengusap pucuk kepala Dea.

Elang memarkirkan mobilnya di depan rumah makan soto bang Ujang. Ia keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Dea. Elang mengulurkan tangan pada istrinya dengan cepat Dea menyambut uluran tangan tersebut.Gadis itu masih berjalan tertatih-tatih karna sakit yang di rasakan belum menghilang.

" Aku gendong ya, kamu kaya kesusahan jalannya "bujuk Elang khawatir.

" Gak usah mas, aku malu kalau di gendong sama kamu di depan umum. Ini juga sudah berkurang sakitnya"sahut Dea.

Elang menuntun Dea berjalan menuju kursi dan mendudukkannya di sana.

"Kamu tunggu di sini ya, aku mau pesan makanan dulu " ujar Elang yang di balas anggukan oleh Dea.

Dea memandang kapal-kapal yang berlalu lalang di sungai. Sungai yang sangat luas dan sangat terkenal oleh orang-orang karna ini merupakan ciri khas rumah makan tersebut.Dea memperhatikan pengunjung rumah makan tersebut yang hanya tiga atau empat orang. Mungkin karna mereka berdua datang ke pagian.

Tidak berapa lama Elang datang di ikuti satu pelayan yang membawa dua mangkok soto ayam dan dua gelas teh hangat.

"Kita makan dulu ya baru pulang ke rumah " ujar Elang. Ia mengambil kecap dan menuangkan sedikit ke dalam mangkoknya.

Dea mengambil setengah sendok sambel untuk di tuangkan di mangkok sotonya tapi langsung di cegat oleh Elang.

"Kamu jangan makan yang pedas-pedas nanti sakit perut. Jangan pakai sambel bolehnya pakai kecap " ujar Elang membuat Dea dengan terpaksa meletakkan sambel tersebut ke tempatnya.

Elang memberikan kecap secukupnya pada soto milik Dea, mengadukannya dan meniup-niup sendok berisi soto tersebut.

"Bismillahirrahmanirrahim.Aa dulu Dea " Elang menyodorkan soto ke mulut Dea. Gadis itu membuka mulutnya menerima suapan dari Elang.

"Enak? " tanya Elang yang di balas anggukan oleh Dea yang tengah mengunyah makanan di mulutnya.

******

Fira terus berjalan mondar-mandir di depan ruang tamu menunggu ke datang Elang dan Dea,sesekali melihat ke jendela luar. Sudah pagi tapi mereka berdua belum pulang membuat dia sangat khawatir dengan putra dan menantunya itu.

"Bunda, jangan mondar-mandir terus. Lebih baik duduk di sofa nanti bunda capek" ujar Dafi yang dari tadi melihat Fira terus mondar-mandir di depannya.

"Bunda khawatir sama abang kamu ,Dafi. Sudah pagi tapi belum pulang juga " ujar Fira yang nampak gelisah.

Dafi menarik tangan bundanya dengan lembut dan menggiringnya ke sofa.

"Bunda duduk dulu. Lagi pula abang Elang bisa jaga dirinya sendiri. Mungkin sebentar lagi pulang" ujar Dafi menenangkan.

"Assallamuallaikum"ucap Elang yang baru masuk ke dalam rumah diikuti Dea dari belakang.

" Waalaikumsalam "balas Fira dan Dafi bersamaan.

Fira langsung berjalan mendekati Elang dan Dea.

" Kamu tadi kemana aja, nak? Bunda khawatir terus Dea kamu gak papakan, sayang? "tanya Fira membelai pipi menantunya lembut.

" Aku gak papa bunda"jawab Dea.

"Maaf ya bunda. Aku lupa memberitahu bunda kalau tadi malam kita menginap di hotel karna hujannya deras banget " jawab Elang.

"Tidak papa, yang penting kalian baik-baik saja. Dea, muka kamu kenapa pucat, nak? " tanya Fira melihat wajah Dea yang nampak pucat.

"Aku gak papa bunda, mungkin karna kecapean" jawab Dea.

"Lebih baik kamu istirahat" ujar Fira di balas anggukan oleh Dea.

"Dan Elang bunda mau bicara berdua sama kamu " ujar Fira menatap putranya sendu.

"Iya, bunda " ujar Elang.

Elang mengikuti sang bunda dari belakang yang berjalan menuju kamar. Entah apa yang akan di bicarakan.

****

Dea berjalan menuju kamar Elang seperti orang pincang. Alma yang tak sengaja lewat depan kamar Elang menatap cara berjalan Dea yang seperti orang pincang .

"Baru pulang, kak? " tanya Alma basa-basi. Dea yang akan memutar ganggang pintu terhenti. Ia menatap kearah adik iparnya.

Dea tersenyum, mengangguk kepalanya "Iya, Alma. Baru pulang " jawab Dea singkat.Alma hanya ber"oh"saja menanggapi ucapan Dea.

"Kakak kenapa jalannya pincang? " tanya Alma yang sedari tadi penasaran penyebab apa yang membuat kakak iparnya berjalan seperti itu.

Entah mengapa pipi Dea langsung bersemu merah,dia jadi malu sendiri.

"Tadi jatuh " jawab Dea asal dengan perasaan yang gugup.

"Sudah kakak obati, belum?" tanya Alma khawatir.

"Sudah, Alma. Kakak ke kamar dulu ya " ujar Dea bergegas masuk ke dalam kamarnya sebelum adik iparnya makin banyak bertanya lagi.

Alma menatap aneh dan curiga pada Dea. Sepertinya kakak iparnya itu menyembunyikan sesuatu darinya.

Maaf ya aku updatenya sedikit, nanti aku update lagi:))