Warning area! banyak yang uwu-uwu dan panas-panas, harap bijak dalam memilih bacaan ya guys
Konflik ngeselin mohon bersabar, gak kuat angkat tangan!!
Karena suatu kejadian kelam Jiana terusir dari tempat tinggalnya. Kebejatan sang pemilik perusahaan tempat ia bekerja menjadi titik balik hancurnya hidup Jiana. Sang most wanted Bryan yang mempunyai wajah malaikat namun berhati iblis, begitulah julukan Jiana. Berimigrasi dan mencoba mencari peruntungan dinegri orang, Jiana meninggalkan semuanya, termasuk Darwin atasan yang ia diam-diam kagumi
Saat hidup Jiana membaik dan ia bisa melupakan semuanya, Takdir membawanya kembali bertemu Bryan
Baca selanjutnya ➡️
Budayakan tinggalkan jejak, like dan vote untuk memberi apresiasi pada penulis 🙊🙊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon irra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam pengantin?
-
-
Bryan tersenyum nakal saat masuk kekamar dan melihat Jiana sedang melamun didepan cermin rias. Pelan-pelan ia melangkah mendekat dan saat mendekat ia langsung mendekap Jiana dari belakang dan bibir itu mendarat dilehernya
" Apa yang kau lakukan breng*ek. Lepaskan aku." teriak Jiana
" Sayang ini kan malam pengantin kita." saut Bryan mengangkat wajahnya menatapi Jiana dicermin
" Jangan mimpi, aku tidak sudi tidur denganmu!" teriak Jiana lagi sambil meronta sekuat tenaga hingga kedua tangan Bryan terlepas. Secepat mungkin Jiana berlari menuju pintu, memegang handle pintu dan mencoba membukanya
" Kenapa ini tidak bisa dibuka." gumam Jiana lalu ia menoleh pada Bryan yang sedang tersenyum nakal dengan kunci ditangan kirinya
" Kau mencari ini?" tanya Bryan, perlahan ia mendekat membuat Jiana ketakutan. Tatapan Bryan sangat menakutkan, berkabut dan dipenuhi *****
" Ayolah sayang, kita habiskan malam ini dengan berkeringat." ucap Bryan kian mendekat, Jiana yang takut segera mundur dan berlari menjauh
Bryan terbahak melihat Jiana yang ketakutan
" Tidak, aku tidak mau."
" Sekarang kau istriku. Kau harus mau." saut Bryab dengan suara manja
" Aku tidak sudi."
" Kau bicara seperti itu karena tidak tahu betapa hebatnya aku diranjang. Bukankah dulu kau juga merasakannya. Memangnya kau tidak merindukanku?"
Bruk
Bruk
Jiana mulai melempar bantal dan guling satu persatu pada Bryan yang terus saja mendekat padanya, tatapan itu lapar seakan ingin mencabik tubuh Jiana
" Lakukan kewajibanmu Jiana."
" Tidak mau, kau tahu aku menikahimu karena Kya. Jadi jangan mimpi untuk menyentuhku!" teriak Jiana
" Ssyuuuuut tak bisakah kau diam, nanti kau membangunkan semua orang." sautnya menempelkan jari telunjuk dibibir
Saat Bryan mendekat, Jiana segera merangkak naik ke kasur untuk berlari ke sisi ranjang yang lain namun belum juga sampai kini Bryan menarik kedua kakinya, ia tarik mendekat dan langsung menindi* Jiana
" Bryan .. lepaskan aku." pekik Jiana
" Ayolah sayang, kita buat pernikahan ini semenyenangkan mungkin." saut Bryan, kedua mata itu jelalatan dari wajah ke leher lalu dada dengan jakun naik turun
" Tidak! aku tidak mau. Jangan memaksaku." teriak Jiana berusaha meronta dengan mendorong tubuh Bryan
" Ssyuuuutt kupastikan kau akan menikmatinya, tenanglah." bisik Bryan sambil menempelkan jari telunjuknya dibibir Jiana yang langsung ditepis kasar wanita itu
" Sudah kubilang jangan menyentuhku." wajah Jiana benar-benar garang seakan akan memakan Bryan bulat-bulat. Bryan ingin sekali tertawa melihat wajah itu yang dimatanya terlihat lucu
" Kau tahu sayang, aku tidak pernah melewatkan malam jika ada wanita disampingku." saut Bryan, jemari itu mulai menelusuri wajah Jiana, membelainya nakal yang kembali ditepis Jiana
" Dasar gila, lepaskan aku. Tolong .. tolong .. dia akan memperko*aku lagi huuu .. " teriak Jiana mulai menangis membuat Bryan terbahak kencang dan mencekal kedua tangan Jiana dengan satu tangan lalu menekannya ke atas kepala wanita itu
" Siapa yang akan percaya aku memperko*amu, semua orang akan menganggapmu gila." kikik Bryan, demi apapun ia tidak pernah mendapat wanita seperti Jiana, selalu menolaknya tapi ini terasa menarik untuk Bryan, semakin menyulut gairahnya
" Jadi sayang ayo nikmati malam pertama kita .. oops maksudku malam kedua. " bisik Bryan menyeringai nakal, ia mendekat membuat Jiana terus menggelengkan kepalanya
" Kenapa tidak kau nikmati saja, jual mahal sekali." Bryan mulai kesal dan menggerutu, ia tatapi Jiana sejenak lalu secepat kilat mendaratkan bibirnya dileher Jiana
" Bryan .. " teriak Jiana
" Lepaskan aku .. Brengse* .. bajing*n .. " teriak Jiana terus mengeluarkan suara kasarnya
Sementara Bryan mulai rakus, bau tubuh Jiana mulai membangkitkan hasrat kelelakiannya hingga adiknya mulai on dibawah sana. Puas dileher, Bryan beralih pada dada yang menyembul, ia tarik gaun itu kebawah, tatapan Bryan lapar melihat buah dada putih itu menyembul sebagian, ia mengendus bau tubuh yang seperti morfin untuknya dan ia beri kecupan-kecupan kecil disana
" Lepaskan aku bajinga*, aku membencimu."
" Kau pikir aku perduli!" saut Bryan mengangkat wajahnya
" Kalau kau tidak perduli kenapa kau mau tidur denganku."
" Jiana .. Jiana kau ini bodoh sekali. Sek* itu tak perlu rasa perduli ataupun cinta karena yang dibutuhkan hanyalah na*su. Dan malam ini aku sangat bernafsu padamu .. " ucap Bryan, suara itu parau dan langsung membungkam bibir Jiana, bermain rakus dibibirnya dengan satu tangan mulai nakal pada buah dada
" Mummy huuuu .. "
" Daddy huuu .. "
Suara tangisan Kya disertai gedoran pintu dari luar menghentikan Bryan. Pria itu melepaskan bibirnya dan menatap Jiana yang terengah akibat ciuman mautnya
" Bryan lepaskan aku, Kya menangis. "
" Mummy buka pintunya .. " teriak Kya diluar melengking
Bryan memejamkan matanya dalam sambil menarik nafasnya panjang. Kya membuatnya lemah, perlahan ia melepaskan Jiana dan menghempaskan tubuhnya ke ranjang dengan adik yang tegang terhimpit tubuhnya dibawah sana membuat Bryan kesakitan karena hasratnya yang tak tersalurkan pada Jiana padahal sedikit lagi ia bisa mendapatkan tubuh itu
Jiana beringus bangun mengusap kedua pipinya yang basah dan tersenyum lebar merasa terselamatkan dengan kehadiran Kya. Ia mengambil kunci yang tergeletak di atas kasur, Jiana menuruni ranjang, merapihkan penampilannya yang acak-acakan karena ulah Bryan lalu berlari menuju pintu dan membukanya
" Uuuh sayang .. " ucap Jiana sambil mengambil alih Kya dari pangkuan Bulan, menimang Kya dengan wajahnya yang muka bantal
" Dia bangun dan mencarimu . " ucap Bulan
" Terima kasih kak."
" Apa kalian terganggu?" tanya Bulan sambil celingukan kedalam, ia terkikik lucu melihat Bryan yang terlungkup diatas ranjang dengan kaki menyampai kebawah lantai dimana semua bantal berserakan
" Ah tidak mana mungkin terganggu. " saut Jiana tersenyum lebar
"Aku sangat senang Kya menyelamatkanku." saut Jiana menambahkan dalam hatinya
"Baiklah kalau begitu aku pergi dulu." pamit Bulan
Jiana mengangguk lalu menutup pintu kamar Brya rapat. Ia berjalan menuju ranjang dimana Bryan masih tak berpindah dari posisinya
" Tunggu disini bersama Daddy, Mum mau ganti pakaian dulu hmm?" tanya Jiana sembari mengusap sisa-sisa airmata diwajah putrinya yang hanya menganggukan kepala menjawab pertanyaannya
Jiana meninggalkan Kya bersama Bryan, ia ambil pakaian tidurnya dilemari pakaian. Setelahnya Jiana berjalan menuju kamar mandi. Kya mendadak cekikikan lalu dengan jahil gadis kecil itu menimpa tubuh ayahnya membuat Bryan pura-pura kesakitan dibuatnya
" Auuuuuuuhh .."
" Hi .. hi .. apa Kya belat?" tanyanya dari belakang dengan posisi telungkup diatas tubuh Bryan
" Kya berat skali seperti sekarung beras." saut Bryan
Cekikikan itu kian kencang, Bryan jadi gemas dibuatnya dan segera membalikan tubuhnya, hingga Kya berguling kesamping
" Daddy Kya jatuh." ucapnya dengan ludah melebar kemana-mana
Bryan terbahak dan tanpa jijik sedikitpun ia mengusap ludah itu, ia tarik dan peluk dengan gemas tubuh Kya
" Kenapa Kya menangis?"
" Kya mau tidul sama Daddy dan Mum." sautnya
" Kalau begitu sekarang kita tidur, ini sudah malam. " ucap Bryan seraya meraih satu bantal dilantai meletakannya tepat ditengah ranjang. Lalu ia bergeser membawa tubuh Kya ketengah dan berbaring
Tiba-tiba bibir itu mengerucut membuat Bryan ikut mengerucut dan menyatukan bibirnya dengan Kya. Lalu keduanya tersenyum begitu lebar hingga Kya menampilkan deretan giginya yang ompong. Kemudian Bryan menempelkan bibirnya di kening Kya, mengusap dengan lembut rambut Kya dengan jemarinya
Bryan tersenyum, pelukan tangan kecil pada tubuhnya membuat Bryan merasa hangat. Entah kenapa hatinya selalu bergetar dengan putrinya ini, rasa haru rasa sedih selalu bercampur jadi satu
Ia memejamkan mata, malam pengantin yang ia nantikan akan panas bersama Jiana itu akhirnya terlewat begitu saja dengan kehadiran putri kecil yang menjadi pemisah ditengah-tengahnya dan Jiana. Bahkan Bryan tak merasa marah ataupun kesal, hatinya selalu melunak karena Kya
" Selamat malam sayang .. " bisik Bryan lembut
-
-
Dad Bryan anakmu sudah gak gadis lagi loh....