NovelToon NovelToon
LIKU-LIKU SANG MANTAN

LIKU-LIKU SANG MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Niara yang sangat percaya dengan cinta dan kesetiaan kekasihnya Reino, sangat terkejut ketika mendapati kabar jika kekasihnya akan menikahi wanita lain. Kata putus yang selalu jadi ucapan Niara ketika keduanya bertengkar, menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Reino yang di paksa nikah, ternyata masih sangat mencintai Niara.

Sedangkan, Niara menerima lamaran seorang Pria yang sudah ia kenal sejak lama untuk melupakan Reino. Namun, sebuah tragedi terjadi ketika Reino datang ke acara pernikahan Niara. Reino menunjukkan beberapa video tak pantas saat menjalin hubungan bersama Niara di masa lalu. Bahkan, mengancam akan bunuh diri di tempat Pernikahan.

Akankah calon suami Niara masih mempertahankan pernikahan ini?

🍁jangan lupa like, coment, vote dan bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 ya 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35

Langit yang berwarna jingga dan merah muda menyambut matahari terbit di pantai. Memancarkan cahaya emas yang hangat di wajah Niara dan Reino, seolah-olah dunia berhenti sejenak untuk mereka berdua.

Reino masih menggenggam tangan Niara erat.

BAB 35 ( Mencintaiku Tanpa Lelah)

Reino mengajakku masuk ke dalam Villa. Aku menatap sekeliling, aku takjub dengan semuanya. Dekorasi, lukisan, perabot dan bahkan warna cat dinding semua adalah impianku. Reino tersenyum, menarik tanganku. Menunjukkan halaman belakang, semua bunga yang aku suka ada disana.

Dia memelukku dari belakang.

“Bukankah ini impian kita?” Reino berbisik ke telinga kananku. Aku menyeka air mata yang perlahan jatuh. Aku bahkan tidak menyangka dia menyiapkan semua hal ini, disaat kita berpisah.

“Menikah dengan Abel adalah keinginan Ibuku, impianku adalah hidup denganmu. Ibuku memintaku menikah setahun saja, setelah itu aku bisa berlari ke arahmu,”

ucap Reino, menatapku dan menghapus air mataku. Ini sangat menyiksa hatiku, karena aku bahkan sudah jatuh cinta dengan pria lain.

“Aku sudah menikah,” ucapku.

“Kamu hanya perlu meninggalkannya,” balas Reino, dia berlutut di depanku. Menyentuh tanganku. Air matanya tumpah di punggung kanan tanganku. “aku tidak bisa hidup dan bernafas tanpamu,” imbuhnya.

“Itu tak mungkin, aku tidak bisa meninggalkan suamiku,” aku menarik tanganku. “Impian kita sudah aku kubur lama, aku sudah milik orang lain,” aku melangkah mundur.

Aku berlari keluar, Reino mengejarku dan mengunci pintu rapat-rapat. Dia seperti orang tidak waras yang ingin mengurungku. Dia menarik tanganku, dan melempar tubuhku di atas tempat tidur.

“Kamu hanya butuh waktu, aku akan menunggu diluar,” Reino mengunci kamar.

Aku hanya mampu menangis di atas tempat tidur, menarik selimut dan melempar semua barang yang ada di kamar. Berteriak padanya untuk mengeluarkanku.

Aku lelah, aku menyesali cinta ini. Aku terus berteriak nama Mas Ridwan. Aku berharap dia mencariku sampai kesini. Aku hanya ingin berada di pelukan suamiku saat ini.

Tubuhku mulai lemah, aku hanya mampu duduk bersandar di dinding. Tidak ada daya lagi berteriak atau bahkan memaki Reino.

Pintu terbuka, Reino melempar handuk dan satu stel pakaian. Kemudian, mengunci pintu kamar lagi. Aku menyingkirkannya, karena tak butuh itu saat ini.

Mataku berkeliling menatap celah untuk kabur. Berjalan ke arah jendela. Namun, Reino juga telah menguncinya. Perutku kelaparan, hingga mataku berkunang-kunang. Aku melihat pakaian itu di lantai. Aku berusaha tenang menghadapinya saat ini. Aku pergi ke kamar mandi dan membersihkan darah di dahi. Membersihkan tubuhku yang penuh dengan sisa pasir pantai.

Selesai mandi, aku menghela nafas. Aku mengetuk pintu memanggil nama Reino dengan lembut. “Aku lapar,” ucapku. Untuk bisa hidup dari orang gila seperti Reino membutuhkan banyak tenaga. Mati bersamanya membuat aku semakin tersiksa.

Reino membuka pintu kamar. Aku memaksa bibirku untuk tersenyum. Aku berjalan mengikuti langkahnya ke meja makan. Dia menyiapkan semangkuk bubur hangat. Aku memakan bubur buatannya, mataku masih berkeliaran setiap sudut Villa mencari pintu keluar.

“Jadi kau sudah bercerai dengan Abel?” tanyaku lembut kepada Reino. Reino mengangguk dan tersenyum.

“Lalu ibumu?”

“Dia sudah membuangku sepertinya,” jawab Reino dengan nafas yang berat. Raut mukanya berubah suram dan tertunduk.

“Kau ingin hidup denganku?” Aku menanyakan pertanyaan yang tak seharusnya. Reino tersenyum, kemudian mendekat ke arahku. Mengelap sisa bubur di sudut bibirku.

“Meskipum kamu berusaha apapun, aku takkan bisa berpisah dengan Mas Ridwan. Aku sudah mencintainya lebih dari diriku,” ucapku tegas.

“Cinta bisa berubah seiring waktu, kamu pernah mencintaiku. Jika kita bersama lagi aku yakin kamu akan mencintaiku lagi,” ujarnya. Aku hanya diam menundukkan kepalaku. Setiap menatap matanya, hatiku mudah goyah. Aku tak melihat rasa cintaku lagi kepadanya, melainkan rasa kasihan.

Aku mencoba mencari cara meluluhkan hatinya, dan mencari kesempatan untuk kabur. Aku masih mengharap Mas Ridwan bisa menemukanku.

Malam yang dingin, aku di kunci di dalam kamar oleh Reino. Aku tidak mendengar suaranya dari luar. Semua terdengar senyap. Aku memecahkan jendela kamar untuk kabur. Namun, ternyata Reino mendengarnya. Dia berlari ke arahku dan mengejarku. Kemudian menggendong tubuhku, membawaku ke kamar lain yang tidak ada jendela di dalamnya. Aku mencium bau alkohol di mulutnya. Membuatku semakin ketakutan.

Dia melempar tubuhku ke atas tempat tidur. Aku mencoba melawan dan berlari ke arah pintu

Reino mengejar dan menangkapku lagi, mengunci pintu kamar. Kemudian, melempar tubuhku lagi di atas tempat tidur. Dia melepas kaos dan celananya di depanku. Kemudian mendekat ke arahku. Aku berteriak sekeras-kerasnya. Menendang tubuhnya berulang kali. Namun, dia menarik kedua kakiku. Menarik celanaku lalu menahan kedua tanganku untuk bergerak. Air mataku tumpah seketika, ketika dia melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan pada istri orang. Aku menangis dengan tubuh yang sudah lemas.

Malam ini, aku merasa jijik dengan diriku sendiri. Aku tidak tahu harus bicara apa nanti kepada Mas Ridwan. Reino tersenyum dingin, kemudian berbaring di sampingku setelah menodaiku. Aku menggelesot ke lantai, mengambil celanaku yang dibuang Reino. Tatapanku seakan kosong, dengan tubuh sempoyongan berusaha keluar dari pintu. Reino menertawaiku, suaranya menggema ke seluruh ruangan. Kepalaku mulai terasa berat, perlahan mataku mulai terpejam dan hilang kesadaran.

Sinar matahari dari celah fentilasi, membuat mataku terbuka perlahan. Membias tepat ke arah wajahku. Aku masih merasakan sakit kepala. Tubuhku tergeletak di lantai. Melihat Reino masih tertidur di ranjang, aku dengan langkah pelan keluar kamar. Kemudian, setelah menemukan kunci pintu di meja. Aku berlari keluar dengan sekuat tenaga. Aku berlari di tepi pantai dengan menangis seperti orang tidak waras. Atau memang aku sudah tak waras kerena kejadian tadi malam.

“Niara!” Aku mendengar suara teriakan memanggil namaku.

“Niara!” suara itu semakin dekat. Suara Mas Ridwan yang membuatku terus berlari.

Aku melihat Mas Ridwan di ujung, berlari ke arahku bersama dua orang lainnya. Tubuhku lemas, aku tidak mampu lagi. Mas Ridwan semakin berlari kuat kearahku. Aku menangis dari kejauhan menatap kehadiran Mas Ridwan menjemputku.

“Niara,” Mas Ridwan memelukku erat. Air matanya tumpah di pundakku.

“Dimana bajinga*n itu!”

Aku hanya bisa menunjuk ke arah Villa sambil menangis. Kedua pria yang bersama Mas Ridwan berlari ke arah Villa. Mas Ridwan menggendongku, membawaku masuk kedalam helikopter.

“Kamu disini dulu, akan aku bunuh bajing*n itu!” aku melihat wajah yang penuh amarah. Aku menarik tangan Mas Ridwan, aku takut kehilangannya lagi. Aku menahannya untuk tetap disampingku. Mas Ridwan akhirnya mengurungkan niatnya pergi ke Villa.

Dua orang yang bersama Mas Ridwan tak lain adalah polisi. Beberapa saat kemudian, membawa Reino kehadapan Mas Ridwan.

“Bajing*n!” Mas Ridwan memberikan pukulan keras di pipi kiri Reino. Reino hanya tersenyum kearahku.

“Apa yang kau lakukan pada istriku?!” bentak Mas Ridwan, memukul ke arah pipi Reino lainnya. Reino dengan wajah yang babak belur masih tersenyum ke arahku.

“Niara, sampai kapanpun aku akan mencintaimu!” Reino berteriak keras. Mas Ridwan, melayangkan tinju ke dada Reino. Takut Reino mati di tempat, polisi mencoba menahan emosi Mas Ridwan.

Polisi membawa Reino ke dalam helikopter lainnya. Melihat Reino akhirnya pergi, membuatku lega dan meninggalkan trauma yang mengepung hidupku saat ini.

 

*Jangan lupa sebar bintang dan Vote nya untuk menyemangatiku*

1
Er and Re
semangat kak
Moira Ninochka Margo
mampor juga beb
Noveria_MawarViani: thank you, otw kesana
total 1 replies
Moira Ninochka Margo
auto ketar-ketir pasti
Moira Ninochka Margo
wah ceritanya keren
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
mampir ni thor /Hey/
Noveria_MawarViani: terimakasih, nanti aku kesanaa
total 1 replies
iqbal nasution
lanjut terus
Junta's mommy
gak kapok banget Reino ini Ama polisi. aku yakin polisi pun capek
Noveria_MawarViani: em, terlalu cinta. "polisi pun akan aku lalui asal bersamamu" kata Reino
total 1 replies
Junta's mommy
wait? whaatttt?!
Noveria_MawarViani: kangen kaya gitu si Reino
total 1 replies
Junta's mommy
kalau bisa pilih dua kenapa harus satu?
Noveria_MawarViani: Niara berkata "maaf aku sudah berubah, aku hanya cinta dengan mas duda"
total 1 replies
iqbal nasution
kerenn
Junta's mommy
olahraga apa itu? aku kasian sama si kasur. jadi saksi bisu:)
Junta's mommy
aku gak liat kok...aku gak liat:^
Junta's mommy
heh! anak kecil minggir! minggir!
Junta's mommy
suami sendiri pake handuk diliatin doang?
mana main!!!!

tarik atuh!
Junta's mommy
Gayanya sok keras.
nanti giliran di tinggal istri baru sesak nafas.
Noveria_MawarViani: junho kaya gitu juga pasti nantinya 😂
total 1 replies
Junta's mommy
No...Chika tak terluka.
Kau yang lebih terluka.
Noveria_MawarViani
/Sob/ ketemua terus berpelukan aja yuk
Junta's mommy
sedih aku....
gak bisa diginiin:(
bunga for you nael
Noveria_MawarViani: 😭 kejamnya dunia
total 1 replies
Junta's mommy
Violette: "malam pertama bukannya dimanja malah jadi kacang. kita sama, ya."

btw bikin Reno mati atuh Thor
Junta's mommy
apa?! anak sekecil itu mati?!
Thor...bawa reoni kesini!!

gak bisa gak bisa!
apaan baru baca udah ada yang mati:>
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!