Mengisahkan tentang perjuangan hidup seorang gadis bernama Anindyta Kailila .
Dalam menggapai cita-citanya dengan
keadaan hidup yang sederhana.
Bekerja sebagai asisten seorang model papan atas, merupakan batu loncatan baginya untuk mengais rupiah dengan tetap harus pintar membagi waktu mengurus ayahnya yang sakit.
Jangan tanyakan tentang kisah cintanya.
Sebab semenit saja, otak dan hatinya tak pernah kosong, karena perintah dari sang model yang selalu datang bertubi-tubi.
Namun, apalah dayanya jika ternyata kegigihannya bekerja justru mempertemukannya dengan seorang CEO yang ternyata kekasih sang model.
Bahkan perasaan mereka tidak dapat di bendung untuk saling jatuh cinta.
Mungkinkah seorang asisten mendapatkan cinta seorang presdir bahkan kekasih bosnya sendiri...?
Ikuti ceritaku " Di Balik Layar"
Semoga di sukai pembaca.
Salam santun
salam sehat untuk semua
🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmeLBy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22 : SIKAP DAREL
"Waah... kalau masalah itu aku ga tau kak." Jawab Felysia berakting. Padahal dialah orang yang sudah di sukai Darel dan di tolaknya.
"Bukan Felysia namanya kalo tidak jago dalam urusan berakting." Gumam Felysia dalam hati.
"Kapan kalian akan mulai bekerja?" tanya Melisa pada Anin.
"Sepertinya sabtu ini." Jawab Anin.
"Wah, tumben Emil memilih bekerja di akhir pekan."
"Kata Gerald pemotretannya di pantai, jadi sepertinya kami akan menginap di vila. Dan semuanya sudah mereka siapkan"
"Iih... Emil nakal. Itu tawaran kerja atau kencan siih." Tampak sekali raut wajah senang Melisa. Sebab ia benar benar penasaran dengan urusan percintaan adik satu satunya itu.
Tak pernah terdengar sekalipun terungkap kisah cintanya. Berbeda dengan Gerald yang juga di anggap seperti adiknya juga. Selalu berganti ganti pasangan.
Beberapa hari kemudian di kantor Darel.
"Kamu bikin ribet deh Dar! Ikut ya ikut. Enggak ya enggak." Ujar Gerald yang kesal karena Darel meminta Gerald merahasiakan keikutsertaannya pada acara pemotretan sabtu besok.
"Heh... di sini Bos nya siapa? kok kamu yang marah"
"Iya Bos...! Iya... Kamu Bosnya. Tapi... aku kan jadi ribet. Ngurus Kru, ngurus kamu yang sembunyi juga di kamar Vila."
"Aku ga minta kamu urus aku, cuma kamu ga perlu bilang ada aku di situ."
"Iya... tapi kan makan mu gimana...? Keliatan dong, ntar kalo aku ngelayani gitu."
"Yang nyuruh kamu antar makanan buat aku siapa? Di villa nya Mas Jordan kan ada Mang Sardi. Dia bisa melayani ku. Pokoknya sudah ku bicarakan dengan Mas Jordan. Aku minta kamar paling pojok, yang jauh dari keramaian."
"Ya..okelah kalo begitu. Tapi sebenarnya kamu kenapa siih?"
"Aku malas sering ketemu Felysia."
"Kalau kamu ga mau ketemu, ngapain juga kamu ajak kerjasama, model lebih cantik dari dia juga banyak kali bro...!!!"
"Biar dia tau aja... aku sudah kaya dan sukses. Kamu lebih berpengalaman dari aku soal cewek. Coba kamu perhatikan dia... Sepertinya dia mau menggodaku."
"Sumpah..Ge-eR banget loe." Ujar Gerald tertawa
"Kamu lihat saja gayanya... Kemaren dia sampai VC aku bilang lagi makan sama Ka Melisa, supaya apa coba?"
"Terus salahnya di mana? Secara dia cinta pertamamu yang tak sampai. Sekarang ada kesempatan deket, kenapa kamu nya malah menjauh"
"Mang dia Jomblo?" ujar Darel.
"Mang aku dukun?" jawab Gerald
"Cari tau lah, coba kamu deketin Anin..., Eeh... ga usah. Nanti aku aja yang tanya ke Anin." Ujar Darel.
"Urusan sama Anin. Oke nanti aku tanyain." Ujar Gerald.
"Ga.. ga usah, aku aja. Tugasmu sekarang, belikan aku 1 buah ponsel siap pakai."
"Buat siapa?" tanya Gerald penasaran
"Ya buat ku lah. Yang biasa aja ga usah canggih." Jawab Darel.
"Buat apaan?"
"Hei... kepo banget deh. Udah buruan. Ini perintah bos!!"
"I...iya siap Bos ku!!" Jawab Gerald seraya meninggalkan ruangan Darel dan melaksanakan yang diperintahkan Darel.
Dalam benaknya Gerald bingung, mengingat tingkah Darel beberapa bulan terakhir. Namun apalah daya, di sini ia hanya sebagai asisten bukan bosnya.
Di Vila milik Jordan suami Melisa.
Darel yang sudah terlebih dahulu tiba di sana. Memilih kamar di paling pojok, di sana terdapat pintu yang memudahkannya untuk keluar masuk tanpa harus melewati pintu utama. Melalui pintu itu dia dapat langsung ke bagian belakang vila yang mengarah ke pandangan pantai. Di kamar itu pula terdapat monitor CCTV untuk dapat mantau segala kegiatan di segala ruang kecuali kamar yang akan di tempati orang orang yang datang. Segala stok makanan sudah siap dalam kamar Darel. Agar persembunyiannya tidak di ketahui.
Nampak 3 buah mobil datang secara beriringan di depan Vila. 1 mobil untuk properti syuting. 1 mobil lagi Kru juga model laki-laki untuk menjadi pasangan Felysia. 1 mobil lagi adalah Gerald yang membawa Anin dan Felysia di dalamnya.
Senyum simpul terukir di bibir Darel, melihat kedatangan mereka.
Waktu masih menunjukan pukul 10 pagi. Dan syuting di mulai pukul 4 sore. Mereka ingin mengabadikan momen saat sang surya tengelam. Sekaligus besok pagi saat matahari terbit. Karena itu Darel mengambil waktu di hari sabtu dan minggu. Agar tidak terasa bekerja seolah liburan.
Felysia jarang terlihat di monitor. Hanya Anin yang tampak wara wiri kesana-kemari menyiapkan keperluan Bosnya itu.
"Mana Felysia?" tanya Darel pada Gerald melalui chat WA nya.
"Ada lagi dandan Bos. Kenapa? Kangen?" Balasnya
"Ciiihh... asal." Balas Darel
"Dia Bete karena ga ada kamu. Untung aku bilang kamu akan menyusul, jadi dia ga begitu marah." Balas Darel.
"Kenapa kamu bilang aku datang?"
"Dia mau ngambek tadi. Ya aku asal jawab aja. Kamu telpon dia deh. Biar semangat. Kacau proyek kita kalo modelnya ngambek."
Darel berpikir sebentar. Ucapan Gerald ada benarnya juga. "Tetapi, jika dia ngambek. Berarti dia benar benar masih punya rasa padaku." Ujarnya di dalam hati.
"Nanti ku selidiki lewat Anin saja, sepertinya dia gadis yang jujur dan dapat di percaya." Darel masih bermonolog
"Pagi cantik.... lelah ya di jalan." Sapa Darel pada Felysia melalui sambungan ponselnya.
"Maaf Pa. Ini Anin, Felysia sedang di kamar mandi." Jawab Anin saat menerima panggilan di ponsel Felysia.
Sontak wajah Darel memerah karena malu. Mengingat sapaan cantik itu salah sasaran tadi.
"Ya sudah... sampaikan padanya aku menelponnya."
"Iya.... Baik akan saya sampaikan. Eehh...Eeh, bentar pa... ini Bosku sudah keluar." Ucap Anin saat melihat Felysia sudah di ambang pintu.
"Fe... Bos Darel." Ujarnya menyodorkan ponsel itu pada Felysia.
"Dareeeell. Kok kamu ga ikut siih. Mau pulang tau ga rasanya di sini tanpa kamu." Ujar Felysia manja.
"Iya.. maaf Fel, mendadak aku ada klien siang nanti. Ku usahakan secepatnya menyusul kalian di sana ya."
"Janji ke sini yaaa..." Pinta Felysia
"Insyaalloh." Jawab Darel.
"Iih... ko gitu. Ga pasti dong."
"Ya..aku ga berani janji. Ntar kalo dah di kota ku ajak jalan deh." Rayu Darel
"Bener yaa... di lamar aja kalo ga..." Ujar Felysia mulai berani.
"Sabar, semua perlu proses. Semangat kerja dulu donk. Biar cepet kaya." Sindir Darel.
"Iih... Darel."
"Ha... ha ... ha... Udah dulu ya. Ku mau siap siap ketemu mantan, eh... klien dulu." Ucap Darel yang semuanya bohong itu.
Anin hanya menyimak pembicaraan itu, karena sambungan telepon tadi sengaja di loudspiker oleh Felysia. Karena ia sudah mulai berdandan.
Dalam hati Anin tentu merasa Felysia adalah gadis yang beruntung. Ia di kelilingi orang yang perhatian padanya hanya saja ia tak pandai bersyukur. Jika ku dengar dari obrolan mereka, sepertinya Darel masih menyimpan rasa padanya.
Dret..dret
Notifikasi chat WA masuk ke ponsel Anin.
Tetapi tanpa nama. "Bos mu sedang apa? Gerald." Isi Chat itu yang ternyata dari asisten Darel.
"Sedang di make over." Jawab Anin
"Kamu ga sekalian?"
"Ngapain... yang model kan dia."
"Trus tunggu kamu jadi model gitu baru dandan"
"Aku ga perlu dandan. Udah manis cantik alami, kali Ge 😀😀😀" Balas Anin santai
"Perasaan kamu aja kali"
"Ge... ngapain pake no baru?"
"Ini no pribadiku. Jarang ku kasih ke banyak orang."
"Trus aku monyet dong...bukan orang🙄🙄"
"Aku ga bilang ya Nyet, 😁"
"Udah ah Ge. Ku mau main gitar aja. Kayaknya asyik deh di belakang sambil liat pantai"
Bersambung
...Mohon dukungannya 🙏...
...Komen kalian sangat autor harapkan lho...
...Kasih 👍💌✍️🌹...
...seikhlasnya yaa...
...Biar makin semangat...
...Terima kasih...
selamat membaca yaaak