[Di sarankan membaca Transmigrasi Istri Pemburu Season 1 terlebih dahulu]
↓↓
Sesama Reinkarnasi yang mencari misteri kisah kehidupan masa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rencana
"Yuwen kesulitan mengatakan Serena karena aksen bahasa yang berbeda." Ucap Yue.
"Yah awal-awal memang sulit, tapi aku mulai merasa terbiasa." Jujur Yuwen.
"Coba kau ucapkan sekali lagi." Pinta Yue.
"Serena." Ujar Yuwen.
"Panggil nama asliku." Yue berbinar cerah.
"Serena hubin." Ujar Yuwen kaku.
"HAHAHAHAHHAHAHA Yolin kenapa jadi hubin." Yue ngakak.
"Pfttt itu susah untukku." Yuwen jadi ikutan tertawa.
"Wahh matahari sudah turun, sepertinya pekerja sebentar lagi akan datang. Yahh setelah huru hara yang terjadi, kita tetap harus kembali berdagang pagi harinya." Yue tersenyum lucu.
"Hahaha kau bisa berhenti jika lelah, maaf karena selama ini aku pura-pura miskin dan membuatmu hidup menderita." Ucap Yuwen.
"Jadi kau aslinya kaya?." Yue menatap penasaran.
"Tentu saja aku punya uang, pendapatan Guild Serigala darah terbilang cukup besar." Ucap Yuwen jujur.
"Begitu rupanya, yahh tidak masalah aku membantu sedikit." Yue tetap ingin berdagang.
"Tapi aku cukup tersentuh melihat mu, yang lebih memilih berdagang dan menemani kemiskinan ku daripada pergi." Ucap Yuwen.
"Sebenarnya ada beberapa alasan, yang pertama karena aku tau kita adalah sepasang suami istri yang bereinkarnasi, lalu soal harta itu bisa di cari bersama-sama jadi sejak awal aku memang tidak terlalu memusingkannya." Jujur Yue, berjalan kembali ke dalam rumah.
"Tetap saja, intinya kau orang yang tulus kan." Yuwen mengikuti Yue masuk ke dalam rumah.
Yue hanya tersenyum mendengarnya, dia memilih cuci muka dan menyikat gigi sebelum mulai berdagang. Yuwen mengikuti dan membantu Yue menyiapkan dagangan hari ini, tidak berselang lama pekerja sudah datang dan semuanya di ambil alih oleh mereka.
Waktu berlalu dengan cepat hingga saat siang hari dagangan sudah ludes terjual. Saat pekerja berniat pulang setelah menerima bayaran, tapi Yue meminta Yuwen agar menahan dua pekerja pria, yang sebenarnya adalah anggota Guild Yuwen yang sedang menyamar.
Kedua pekerja itu merasa tegang, mereka berpikir sudah gagal menjalankan misi penyamaran. Mereka takut di hukum dan di marahi oleh Yuwen, apalagi wajah Yue yang terlihat serius.
"Aku sudah tau jati diri kalian yang sebenarnya, karena itu aku memutuskan untuk mempercayakan resep rahasia nugget dan sup tulang pada kalian. Setelah ini kalian yang akan sibuk membuat dan menjualnya, aku akan mengajari cara membuat Nugget jadi kalian pelajari dengan benar." Ujar Yue.
Kedua pekerja itu terdiam, mereka diam-diam melirik ke arah Yuwen. Takut salah bertindak dan berakhir menemui ajal, Yuwen mengangguk samar memberi kode.
"Baik." Jawab keduanya serentak.
Yue tersenyum puas, mengajak kedua pekerja untuk membuat adonan nugget. Mulai dari berat daging giling, berat tepung, takaran bumbu dan penyedap rahasia buatan Yue. Mereka juga diajari membuat tepung panir dan cara mencetak nugget, semuanya cekatan dan memuaskan karena memenuhi ekspektasi.
"Bagus, untuk sup tulang kalian hanya perlu merebus tulang selama 4 jam terlebih dahulu. Setelah itu baru di buat sup dengan resep takaran yang tertulis disini, bagaimana apa ada yang perlu di tanyakan?." Tanya Yue.
"Maaf, bagaimana dengan pembuatan bakpao?." Bingung pekerja.
"Hanya dibuat seperti biasa, tidak ada yang istimewa untuk pembuatan bakpao. Mungkin bibi bisa membantu kalian membuat adonannya." Ucap Yue.
(Bibi \= pekerja wanita di kios Yue).
"Baik." Jawab mereka mengerti.
"Aku akan langsung melepas kalian setelah ini, karena aku dan suamiku akan sibuk. Kalian berdua bisa menginap di kios ini, untuk biaya upah kalian ambil saja dari uang pendapatan. Aku akan memeriksa semuanya setiap satu bulan sekali secara terperinci, jadi lakukan dengan benar dan jujur ya." Ucap Yue.
"Baik." Jawab mereka.
Setelah selesai memberi arahan dengan benar, Yue dan Yuwen bersiap keluar dari kios membawa barang pribadi dan uang pendapatan yang berhasil di kumpulkan. Sebenarnya Yuwen belum tau Yue akan mengajaknya kemana, tapi dia akan menurut saja.
Setelah keluar dari kios, Yue berjalan dengan santai di ikuti Yuwen. Melewati jalan setapak sepi dan penuh pohon rimbun, Yue terlihat senang dan bersenandung lirih sambil berjalan, Yuwen yang melihat itu merasa semakin penasaran.
"Sebenarnya kita mau kemana?." Tanya Yuwen.
"Ke balai pemerintahan." Jawab Yue ceria.
"Untuk?." Bingung Yuwen.
"Mendaftarkan pernikahan kita tentu saja, lalu setelah ini kita kembali ke desa." Ucap Yue.
"A-apa? tunggu, kenapa kembali ke desa?? lebih baik kau ikut aku ke Guild saja." Kaget Yuwen.
"Tidak Yuwen, belum saatnya kita kembali ke tempat mewah itu. Kita harus masuk bersama Yi'er, bersabarlah hidup melarat." Ucap Yue menolak.
"Tunggu, tapi untuk apa kita kembali ke desa?." Yuwen merasa heran.
"Untuk berpamitan dengan warga desa, kau sudah cukup lama hidup di sana jadi tidak boleh lupa diri. Kita harus berpamitan dan memberi sedikit uang sebelum pergi, setidaknya kita pergi dengan cara yang baik agar suatu saat jika kita kembali ke sana, mereka akan menerima kita dengan baik." Ucap Yue.
"Aku benar-benar tidak habis pikir, baiklah lalu setelah itu kita akan pergi kemana?." Yuwen hanya bisa tersenyum pasrah.
"Tentu saja mulai mencari telur Phoenix, tidak ada alasan untuk mengulur waktu lebih lama lagi." Ucap Yue tegas.
"Kau serius?." Yuwen berpikir serius.
"Tentu saja aku serius, entah kenapa firasatku mengatakan jika kita harus memulai lewat hutan di mana dulu aku datang ke dunia ini." Ucap Yue berbisik.
"Jadi kita akan memulai tanpa tujuan yang jelas?." Yuwen ikut berbisik.
"Yahhh selagi bersamamu aku tidak akan takut apapun." Yue menggombal.
"Baiklah, tapi kenapa kau berbelok disini? balai pemerintahan ada di sebelah sana?." Bingung Yuwen.
"Eyyy tentu saja kita harus membeli gaun pernikahan kan? aku ingin memakai gaun pernikahan juga." Yue merajuk.
"Ah tentu saja, aku yang akan membelikannya untukmu." Yuwen merasa malu.
"Yang benar?." Yue berbinar.
"Ya, pilihlah yang kau mau." Yuwen tersenyum lucu.
Yue dengan ceria masuk ke sebuah butik sederhana yang cukup ramai. Di sana menjual pakaian pengantin jadi, ada juga yang bentuk pesanan hanya saja Yue lebih suka yang cepat saja. Lagi pula ini pernikahan kilat, jadi tidak perlu membeli yang mahal-mahal.
Setelah melihat-lihat dengan seksama, Yue memilih sepasang pakaian pengantin yang terlihat elegant tapi murah. Meskipun Hanfu pria nya cukup terbuka dan terkesan biasa saja, tapi jika Yuwen yang memakai tentu saja akan sangat menawan.
Yue dan Yuwen langsung di bantu memakai nya setelah membayar, Yue di rias oleh pemilik butik dan rambutnya di sanggul dengan rapih. Pelayanan yang ramah membuat Yue merasa tersentuh, dia pun memberikan tip sebagai tanda kepuasannya.
Yue dan Yuwen melanjutkan perjalanannya menuju balai pemerintahan, siapa sangka di sana sudah antri para pengantin yang juga akan menikah. Yue entah kenapa jadi tertawa karena merasa sedang nikah masal.
"Hahahha anjir apa kata dunia, manusia se keren gue ikutan nikah masal." Batin Yue menahan tawa.
yang pasti aku suka dengan cerita dan cara menulismu 😁