NovelToon NovelToon
Serafina'S Obsession

Serafina'S Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Romansa Perdesaan / Mafia / Romansa / Aliansi Pernikahan / Cintapertama
Popularitas:49
Nilai: 5
Nama Author: Marsshella

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku hanya ingin bersamamu malam ini."

🌊🌊🌊

Dia dibuang karena darahnya dianggap noda.

Serafina Romano, putri bangsawan yang kehilangan segalanya setelah rahasia masa lalunya terungkap.

Dikirim ke desa pesisir Mareluna, ia hanya ditemani Elio—pengawal muda yang setia menjaganya.

Hingga hadir Rafael De Luca, pelaut yang keras kepala namun menyimpan kelembutan di balik tatapannya.

Di antara laut, rahasia, dan cinta yang melukai, Serafina belajar bahwa tidak semua luka harus disembunyikan.

Serafina’s Obsession—kisah tentang cinta, rahasia, dan keberanian untuk melawan takdir.

Latar : kota fiksi bernama Mareluna. Desa para nelayan yang indah di Italia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsshella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Rantai dan Ban yang Gembes

MARELUNA

Rumah keluarga Rivaldi memang yang terbesar di Mareluna, bahkan mengalahkan kediaman kepala desa. Di ruang tamu yang luas, Adrian Rivaldi duduk di sofa kulit, jari-jarinya yang berotot menghitung tumpukan uang hasil bisnis nelayannya. Dari dapur terdengar suara Verona, istrinya, yang sibuk menyiapkan sarapan.

Marco dengan hati-hati membimbing Giada yang perutnya membesar ke kursi makan. Kehamilan kembar membuatnya tampak lebih rentan.

“Pelan-pelan, Amore Mio,” bisik Marco, menatap istrinya penuh kasih.

Giada mengerang pelan, mencoba mencari posisi nyaman. Marco menyiapkan segelas susu hangat untuknya.

Sementara itu, Chiara, adik Marco yang berusia 20 tahun—seumuran dengan Serafina—sudah siap berangkat ke kampus. Gadis tomboy itu menunggu sarapannya dengan sabar.

“Tidak menyapa kakak iparmu?” tegur Marco sambil mengacak rambut Chiara.

Chiara meliriknya tajam, lalu tersenyum pada Giada. “Semoga persalinannya lancar,” ujarnya sebelum mulai menyantap telur dadar dan roti buatan Verona.

Pintu diketuk. Setelah diizinkan masuk, Rafael muncul dengan rantang susun di tangan. Kebiasaan Rosa yang selalu khawatir dengan makanan Giada.

“Grazie, Rafa,” sambut Verona, mengambil rantang itu. “Mamma-mu tidak pernah berhenti mengkhawatirkan Giada.”

Rafael hanya mengangguk. Matanya tertuju pada Giada yang terlihat kurus meski hamil kembar.

Marco menyuruhnya duduk. “Duduk, Raf. Sudah makan”

Rafael menggeleng, duduk di samping Giada. “Kau baik-baik saja?” tanyanya lembut.

Giada tersenyum tipis. “Sì. Hanya ... kadang nafasku sesak. Pasti dulu sangat sulit untuk Mamma.”

Rafael terkekeh. “Mamma benar. Wanita baru mengerti Mamma mereka ketika mereka menjadi Mamma.”

Percakapan beralih ke Mila. Giada bertanya kabar adik bungsunya.

“Mila? Si kecil itu yang paling kaya di rumah sekarang,” jawab Rafael, tergelak. “Antara hadiahku dan barang-barang mahal Serafina yang datang terus-menerus ... dia dimanjakan.”

Giada memandangnya serius. “Dan kau? Masih bertahan dengan ... Serafina?”

Rafael menghela napas, matanya menatap lantai. “Sì. Untuk keluarga. Untuk Mareluna.” 

Sebuah pengakuan pahit. Dia terjebak dalam jaring obsesi Serafina, dan demi melindungi desa serta keluarganya dari murka Romano, dia harus bertahan.

...🌊🌊🌊...

ROMA

Suara bentakan memecah kemewahan kediaman Romano.

“Aku tidak menerima ini! Aku tidak akan menikahi orang asing!” teriak Serafina, wajahnya merah karena amarah.

Leonardo Romano berdiri dengan dingin. “Ini untuk kebaikan keluarga. Kita akan menyatukan kekuatan dengan keluarga Morello.”

Perjodohan dengan keluarga Morello—keluarga mafia yang menjadi musuh bebuyutan Romano selama 15 tahun—adalah langkah politik untuk menguasai wilayah-wilayah bisnis baru. Serafina hanyalah pion dalam permainan ini.

Dengan mata berkaca-kaca, Serafina berlari meninggalkan ruangan. Leonardo, meski kesal, memberinya ruang—untuk sementara.

Serafina menemui Elio di kantor para bodyguard—sebuah tempat yang tidak pantas didatangi anggota keluarga Romano.

“Bawa aku pergi. Sekarang,” perintahnya.

Elio segera berdiri, raut wajahnya tidak nyaman. “Seharusnya Signorina meneleponku. Tempat ini ... tidak pantas untukmu.”

Tapi Serafina sudah berjalan menuju mobil. “Ke Mareluna,” ujarnya singkat.

Elio menghela napas. “Kau tahu pertunangan ini ... artinya kau harus melepas Rafael.”

Serafina diam, memilih tidur selama perjalanan dua jam—pelarian singkat menuju obsesinya.

Tapi di perjalanan, ban mobil mereka meledak. Suara ban mobil meletus memecah kesunyian. Mobil tergelincir sebelum akhirnya berhenti di bahu jalan.

Serafina terbangun, kaget. Melihat ban yang gembes, amarahnya meledak.

“Idiota! Kenapa kau tidak memeriksa ban?” hardiknya, tinjunya mendarat di lengan Elio berulang kali.

Elio tidak membalas, tidak menghindar. Dia hanya menunduk, menerima pukulan itu. “Maaf, Signorina. Ini salahku,” gumamnya, suara patuh yang menyembunyikan luka di hatinya. Sebagai bodyguard, dia memang wajar untuk disalahkan.

Tiba-tiba, sebuah mobil mewah berhenti di samping mereka. Seorang pria tinggi tampan turun. Wajahnya lebih dewasa dari Rafael, dengan aura berwibawa yang tak terbantahkan.

“Ada masalah?” tanyanya, lalu melihat ban mobil. “Aku ada ban di bagasi. Tipe yang sama.”

Elio segera bekerja mengganti ban. “Aku akan memberitahu Tuan Romano tentang bantuan keluarga Morello,” katanya, sudah mengenali pria itu.

Serafina memperhatikan. Ini kah calon suaminya?

Tapi kemudian, seorang gadis cantik keluar dari mobil pria itu, memanggilnya ‘Amore’. Si pria Morello tersenyum pada gadis itu.

*Sayang

“Dia sudah punya wanita lain?” batin Serafina panas. “Aku hanya akan menjadi istri pajangan?”

Setelah ban terganti, pria Morello itu bertanya, “kalian mau ke mana?”

Elio menjawab, “ke kafe. Signorina Sera menginginkan sesuatu yang manis.”

Pria itu mengangguk. “Hati-hati.” Lalu pergi dengan mobil dan gadisnya.

Serafina mendekati Elio. “Dia? Calon suamiku?”

“Mungkin. Aku sering melihatnya di kediaman Romano,” jawab Elio. “Tapi jika benar dia ... aku akan menolaknya.”

Serafina terkejut. “Kenapa?”

“Kau hanya akan menjadi istri trofi. Itu akan menjadi pengkhianatan.”

Ada kehangatan dalam suara Elio yang membuat Serafina tersentuh. Dia mendekat, mencoba memanfaatkan momen ini. “Kalau begitu ... kau merestui aku dengan Rafael?”

Wajah Elio langsung berubah. Dingin. Tegang. “Tidak. Tidak akan pernah.”

Jawaban itu seperti tamparan. Tapi di balik penolakan Elio, ada sesuatu yang lebih gelap—sebuah rasa posesif yang mulai menunjukkan taringnya. Jika dia tidak bisa memiliki Serafina, maka tidak ada pria lain yang boleh memilikinya. Bukan Rafael, dan terutama bukan seorang Morello.

Perjalanan dilanjutkan dalam kebisuan. Masing-masing menyimpan dendam dan obsesi mereka sendiri, seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja.

...🌊🌊🌊...

“Gendong aku!” perintahnya, dan sebelum Rafael bisa menolak, dia sudah melompat ke punggungnya dengan paksa.

Rafael, yang sedang mengunyah segenggam kacang kenari terakhir untuk menahan laparnya, terkejut. Kacang itu tersangkut di tenggorokannya, membuatnya terbatuk-batuk keras, matanya berkaca-kaca.

“Kau baik-baik saja?!” Tangannya menepuk-nepuk punggung Rafael yang kuat.

...🌊🌊🌊...

Giada De Luca : 32 tahun 

Rafael De Luca : 27 tahun 

Mila De Luca : 7 tahun 

***

Elio Marcenzo : 27 tahun 

Serafina Romano : 21 tahun 

Marco Rinaldi : 33 tahun 

Chiara Rinaldi : 22 tahun 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!