NovelToon NovelToon
Menikahi Adik Sang Mafia

Menikahi Adik Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ericka Kano

Ivy Cecilia, seorang perawat yang bertugas di salah satu rumah sakit harus rela kehilangan sang suami dalam kecelakaan tunggal saat pulang dari rumah sakit. Pesan terakhir suaminya adalah jasadnya harus dikebumikan di tanah kelahirannya, Tondo, di negara Filipina. Demi rasa cintanya, Ivy pun menyanggupi. Dengan membawa dua anak mereka yang masih kecil, Ivy mengurus keberangkatannya membawa jenazah suaminya ke Filipina. Karena belum pernah bertemu sebelumnya, Ivi berniat tindak lama di sana. Selesai misa pemakaman Ivi akan kembali ke Indonesia.

Namun, yang menanti Ivy di sana bukanlah sesuatu yang mudah. Bukanlah pertemuan dengan keluarga mertua yang seperti biasa. Kegelapan, darah, amarah, dan jebakan paling menyiksa sepanjang hidupnya sudah menanti Ivy di Tondo, Filipina.

Apakah Ivy berhasil melalui itu semua dan kembali ke Indonesia?

ataukah Ivy terjebak di sana seumur hidupnya?

Ayo, temani Ivy berpetualang di negeri seberang, Filipina, melaksanakan pesan terakhir mendiang suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ericka Kano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 : Tiba di Mansion Vergara

"Bagaimana keadaannya, Ben?," Tuan Fernando bertanya dengan nada rendah sambil menahan amarahnya.

"Sudah lebih baik. Dia sementara berbicara dengan psikolog," jawab Benjamin sembari duduk di depan meja kerja ayahnya.

"Siapa yang berani melakukan hal memalukan ini pada putri semata wayangku," Tuan Fernando menghembuskan asap cerutunya.

"Semoga psikolog bisa menenangkan nya supaya dia menceritakan kronologi nya pada kita, lanjut Benjamin, "Pelakunya licik. Dia memilih melancarkan aksinya di luar daerah kekuasaan kita,"

"Siapapun dia di balik ini semua, aku pastikan harus membayar kehormatan putriku dengan nyawanya," suara Tuan Fernando terdengar berat dan penuh penekanan.

**

"Terima kasih sudah melakukan yang terbaik. Aku suka dengan desain interior nya," ujar Nyonya Christina kepada desainer yang dipesan untuk me-redesain salah satu rumahnya yang tak jauh dari mansion.

"Senang bekerja sama dengan Nyonya. Kapan kira-kira akan ditempati?,"

"Besok. Harusnya besok. Karna sebentar malam mereka sudah tiba dari Cebu,"

Rumah itu memiliki desain lebih modern dari Mansion Vergara. Pemilihan cat nya pun kekinian dan lebih cerah. Tidak seperti mansion yang identik dengan warna coklat kayu.

**

Sepanjang perjalanan Ivy tidak mengobrol sama sekali. Dia masih kesal dengan Lukas yang minum-minum semalam.

Sementara Lukas juga diam seribu bahasa.

Damon? Serba salah. Tuan dan Nyonya nya seperti sedang bersiteru. Dia takut salah memilih topik obrolan.

Samar-samar kota Tondo sudah terlihat yang artinya mereka akan segera mendarat.

**

Aiden memeluk ibunya dan tidak berhenti menghujani pipi Ivy dengan ciuman. Baru kali ini dia terpisah begitu lama dengan Ivy.

"Selama mama pergi, Aiden tidak nakal kan?,"

Aiden menggelengkan kepala,

"Tidak nakal dan mamam yang banyak," jawab Aiden sambil merentangkan tangannya.

Ivy mengusap kepala Aiden,

"Anak pintar,"

"Bagaimana Cebu, apa menyenangkan?," tanya Nyonya Christina sembari menuruni tangga

"Menyenangkan, Ibu. Aku merasa lebih sehat di sana," jawab Ivy sambil berdiri dan menghampiri nyonya Christina memberi ciuman perjumpaan.

"Baguslah. Berarti ada kabar baik, kan?,"

"Kabar baiknya Ivy sudah bisa jalan, Ibu," Lukas menjawab dengan cepat.

Nyonya Christina menatap kaki Ivy dan tersenyum,

"Baguslah. Bagaimana dengan ini?," Nyonya Christina mengusap perut Ivy.

Lukas dan Ivy saling melirik dengan ekor mata,

"Tidak mungkin hamil dalam waktu tiga hari ibu. Tunggu saja," jawab Lukas sambil merebahkan tubuhnya di sofa besar coklat di ruang tamu itu.

"Ada yang ibu ingin bicarakan berdua dengan kalian," nyonya Christina mengambil tempat di sofa tunggal, "Aiden main dengan Maya dulu ya, Grandma mau ngobrol dengan Mama," Nyonya Christina melihat ke arah Aiden yang ada dalam pelukan Maya.

"Iya Glandma," jawab Aiden.

Ivy mengambil tempat duduk berdekatan dengan Lukas.

"Aku bahagia dengan pernikahan ini. Dan aku rasa masa honeymoon kalian sudah selesai. Kalian harus melanjutkan hidup. Bisnis keluarga kita butuh diurus oleh Lukas. Dan Ivy, kamu punya kewajiban untuk membantu Lukas di kantor utama kita, Menara Vergara,"

Ivy dan Lukas masih menyimak tanpa menjawab.

"Aku juga ingin kalian mengurus sendiri rumah tangga kalian. Jika kalian terus berada di sini, kalian tidak akan ada ruang privasi untuk rumah tangga kalian. Jadi aku putuskan, besok kalian sudah harus pindah ke salah satu rumah yang tidak jauh dari sini. Rumah itu sengaja ku bangun untuk digunakan salah satu anakku. Dan aku berikan kepada Lukas,"

"Pindah rumah?," Lukas dan Ivy bersamaan.

"Iya, kenapa? Kalian keberatan? Bukankah dengan tinggal sendiri kalian bisa punya waktu berdua lebih banyak dan lebih intim?,"

Ivy menatap ke arah bawah dengan cemas. Lukas melirik Ivy sejenak dan berbicara,

"Ibu, ini bukan hal kecil. Pindah rumah adalah sebuah keputusan yang besar. Bagaimana mungkin ibu memutuskan tanpa bertanya dulu pada kami berdua,"

"Lukas, kenapa mempersulit? Kalian hanya tinggal pindah. Semua sudah aku siapkan di sana. Interior nya pun sudah ku ganti dan dibuat selesai dalam tiga hari selama kalian di Cebu. Lalu apa lagi?,"

"Bukan mempersulit Ibu, tapi...,"

"Aku setuju untuk pindah, Ibu. Terima kasih sudah menghadiahi kami rumah itu," Ivy menyela.

Lukas menatapnya heran.

Apa Ivy terkena efek jetlag? (Lukas)

"Ternyata Ivy lebih tahu cara berterima kasih daripada kamu, Lukas," Nyonya Christina ketus.

Damon masuk untuk menyerahkan sebuah amplop kepada Lukas,

"Permisi Tuan, ini yang Tuan minta,"

"Ah Damon, tugaskan Maya dan satu orang pelayan mulai besok mereka akan bekerja di rumah Lukas,"

Damon mengernyitkan keningnya.

"Mulai besok Ivy dan Lukas akan tinggal di rumah yang tidak jauh dari sini. Kamu tahu kan,"Nyonya Christina menambahkan

"Iya, nyonya, baik,"

"Ibu, bisakah aku bermain lagi dengan Aiden jika sudah tidak ada lagi yang Ibu akan bicarakan," ucap Ivi sambil berdiri dengan topangan tongkatnya.

"Silakan Ivy,"

"Ada lagi yang dibutuhkan untuk perpindahan besok, Nyonya?," tanya Damon

"Itu saja. Selebihnya sudah ku urus semua,"

"Baik, Nyonya,"

Damon menatap Lukas yang membaca dokumen yang Damon serahkan.

"Oh ya Lukas, bagaimana khasiat ginseng merahnya? Tokcer, kan?,"

nyonya Christina bertanya begitu Ivy menghilang ke ruangan lain.

Damon dan Lukas saling tatap dengan mata membulat.

"Hmm, khasiatnya..bagus Ibu," jawab Lukas dengan wajah memerah karena tersipu malu.

"Baguslah. Nanti saat di rumah kalian, ibu sudah siapkan stoknya. Sering-sering minumlah kalau di sana,"

Lukas dan Damon kembali saling tatap.

Aku sepertinya harus lembur tiap hari di rumah (Damon).

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!