NovelToon NovelToon
Antara Air Dan Api

Antara Air Dan Api

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Fantasi / Kultivasi Modern / Evolusi dan Mutasi / Cinta Beda Dunia / Pusaka Ajaib
Popularitas:200
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Syihab

novel fiksi yang menceritakan kehidupan air dan api yang tidak pernah bersatu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Syihab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LANGKAH-LANGKAH MENUJU CAHAYA

Lorong itu bergetar pelan ketika Sena mulai berlari, napasnya masih berat tetapi tekadnya kokoh. Sisa-sisa api jingga keemasan di dadanya memantulkan kilau tipis di dinding batu hitam, cukup untuk membuatnya melihat ke depan tanpa tersandung. Setiap langkah terasa seperti perang kecil—antara tubuhnya yang lelah dan percikan kuno yang terus menguat.

Ia baru sadar satu hal: semakin kuat api itu, semakin nyeri tubuhnya terasa. Seolah api tersebut memaksa dirinya menjadi sosok yang belum siap ia wujudkan.

Tapi ia tidak bisa berhenti.

Cai…

Ia harus mencapai Cai sebelum Api Merah mendapatkan keduanya.

Sena mempercepat langkah ketika mendengar gema langkah prajurit dari belakang. Mereka semakin dekat. Teriakan samar memantul di lorong.

“Dia kabur!”

“Tutup gerbang bawah!”

“Cari dia! Jangan biarkan dia mencapai lingkaran!”

Sena menahan napas. Jantungnya memukul dadanya.

Tidak, tidak boleh tertangkap lagi.

Ia berbelok ke koridor cabang, menuruni turunan batu yang melingkar. Semakin jauh ia melangkah, semakin panas udara di sini. Panas ini bukan lagi panas permukaan api biasa—ini panas yang menguap dari inti. Dari bawah. Dari tempat yang tidak pernah ditempuh oleh prajurit biasa.

Tempat yang hanya dikenal dalam dongeng-dongeng terlarang.

Ruang Percikan.

Sena memejamkan mata sejenak sambil berlari. Ia tahu cerita itu. Para peneliti Bara Lembut pernah membicarakannya: sebuah ruang bawah tanah purba yang konon menjadi tempat kelahiran api kuno, sebelum para leluhur memecah dimensi demi mencegah perang besar.

Jika Api Merah membawanya ke sini…

Berarti mereka ingin membangkitkan sesuatu yang seharusnya tidak pernah bangun lagi.

“Tidak boleh,” gumam Sena dengan suara gemetar. “Aku tidak akan menjadi senjata mereka.”

Lorong itu tiba-tiba melebar, membuka jalan ke sebuah ruangan luas dengan langit-langit tinggi. Dinding-dindingnya penuh dengan guratan lingkaran yang saling bertumpuk, seperti pola yang ia lihat di gerbang tempat Cai mengikutinya di Bab 5.

Ini pasti pintu yang dimaksud sosok misterius itu.

Sena mendekat, menyentuh salah satu garis lingkaran. Dingin. Bukan dingin air… tetapi dingin batu yang sudah lama tidak disentuh.

“Bagaimana cara membukanya…?”

Tiba-tiba, api kuning di dadanya bergetar ringan. Seolah merespons pintu itu.

Sena menahan napas dan menempelkan telapak tangannya ke bagian tengah pola.

BUM!

Sebuah dentuman besar menggema.

Lingkaran-lingkaran itu menyala satu per satu—putih, jingga, merah keemasan—seperti matahari yang dibangunkan dari tidur panjang. Ruangan itu bergetar, lantai bergeser, dan celah terbuka perlahan, menciptakan pintu terang yang memancar seperti lorong cahaya.

“Ini dia…” Sena berbisik.

Tapi sebelum ia masuk—

“SENA!”

Suara itu menggema dari belakang.

Sena membalikkan badan.

Prajurit Api Merah bermunculan dari lorong gelap, berlari keras menuju dirinya. Api menyala dari tangan mereka, siap menyerang.

“Nyalakan alarm! Jangan biarkan dia melewati pintu itu!”

Sena menelan rasa takutnya dan menyalakan api jingga di kedua telapak tangannya. Cahaya itu menyebar, menari liar di udara.

Untuk pertama kalinya sejak ia sadar, ia merasakan api itu… mendengarkan dirinya.

“Baik,” gumam Sena. “Kalau kalian memaksa…”

Ia menarik napas dalam, memberi perintah pada dirinya sendiri.

“Aku tidak boleh kalah. Aku harus kembali ke Cai.”

Api jingga meledak keluar dari tubuhnya—tenang, stabil, tapi kuat seperti badai matahari yang terfokus.

Para prajurit langsung berhenti.

“Apa itu…?”

“Itu bukan Bara Lembut… itu… bercampur sesuatu…”

“Dia bisa membunuh kita semua!”

Sena mengangkat tangannya.

Api jingga membentuk bilah panjang berkilau—senjata yang ia tidak tahu ia mampu buat.

Lorong itu menjadi terang sejenak, dan dalam beberapa detik berikutnya, Sena bergerak.

Ia melompat ke depan, membelah udara, menebas gelombang api merah yang dikirimkan padanya. Energinya murni—miliknya sendiri—dan tidak satu pun serangan prajurit mampu menembusnya.

Namun, jumlah mereka terlalu banyak.

Setiap kali ia mengalahkan satu, dua yang lain muncul. Tubuhnya mulai melemah. Napasnya mulai patah-patah. Api jingganya mulai bergetar tidak stabil.

“Aku tidak bisa bertahan… lama…”

Sena menengok ke pintu cahaya. Hanya lima langkah lagi.

Namun para prajurit terus berdatangan, menutup jarak.

Salah satu prajurit yang lebih besar muncul dari balik kerumunan. Api merah pekat menyelimuti tubuhnya. Ia berteriak:

“Jika kita tidak bisa mengambilnya hidup-hidup—bunuh dia!”

Sena menegang.

Aku tidak boleh mati di sini. Aku harus bertemu Cai. Aku harus memberitahunya kebenaran tentang percikan itu…

Ia mundur selangkah.

Prajurit raksasa itu melompat, api merahnya membentuk palu panas besar yang siap menghancurkannya—

WHUUM!!

Sebuah gelombang air raksasa tiba-tiba meledak dari arah kiri, menabrak prajurit itu dan menghantam seluruh barisan Api Merah.

Sena membeku.

Tubuhnya gemetar.

Ia mengenal gelombang air itu.

Suara langkah cepat terdengar dari lorong gelap.

Dan kemudian…

“SENA!”

Cai muncul dari bayangan dengan tubuh penuh luka, tapi matanya menyala dengan tekad yang tidak pernah Sena lihat sebelumnya. Air berputar di sekelilingnya seperti angin topan kecil.

Sena berkedip, tidak percaya.

“Cai…?”

Cai mendekat, wajahnya penuh rasa lega dan amarah yang bercampur menjadi satu.

“Aku menemuk—”

Namun kata-katanya terputus.

Mata Cai membelalak ketika ia melihat api jingga yang menyala kuat dari dada Sena. Cahaya itu begitu terang hingga hampir menyilaukan.

“Sena… apa itu?”

Sena membuka mulut… tapi tidak ada kata yang keluar.

Cai menatapnya lebih keras.

Bergetar.

Takut.

Bingung.

Namun tidak ada ketakutan akan Sena.

Yang ia takutkan adalah… apa pun yang membahayakan Sena.

Sena mengambil satu langkah ke arahnya.

“Cai, dengar aku… aku tidak punya waktu untuk menjelaskan. Kita harus pergi sekarang. Kalau tidak, percikan ini—”

Sena tiba-tiba mendorong Cai ke belakang.

BOOM!!

Gelombang api merah pekat menghantam lantai tempat mereka berdiri barusan, menghancurkan batu hingga serpihan terbang ke segala arah.

Seekor makhluk api besar—bukan prajurit biasa—keluar dari kegelapan dengan tubuh sebesar dua manusia dewasa. Api merah darah menyelimuti seluruh tubuhnya seperti jubah.

Sena menegang.

Cai menatap tajam.

Makhluk itu mengaum.

Sebuah suara berat terdengar dari balik bayangannya.

“Tidak ada yang keluar dari ruangan ini.”

Komandan Api Merah melangkah muncul dari belakang makhluk itu.

Nafas Sena tercekat.

Cai mengepalkan tangan.

“Kalian berdua,” kata sang Komandan sambil menunjuk mereka dengan tombak api raksasa, “akan kubawa kembali. Percikan itu harus dibuka. Dan hanya tubuh air yang bisa melakukannya.”

Cai berdiri di depan Sena, melindunginya.

“Tidak. Kau tidak akan menyentuhnya.”

Komandan itu tertawa, suara yang mengguncang dinding.

“Kau tidak tahu siapa dia, anak air. Dan kau tidak tahu… apa yang akan terjadi jika kau menyentuh cahaya itu.”

Cai menoleh sedikit pada Sena.

Sena menggeleng cepat, panik.

“Cai, jangan sentuh aku! Kalau kau menyentuh percikan ini sekarang—kita berdua bisa terserap ke inti dimensi!”

Cai menegang.

Sena menatapnya dengan mata penuh ketakutan—bukan karena Komandan, tetapi karena konsekuensi yang jauh lebih buruk.

Tetapi sebelum mereka bisa bergerak lagi—

BRAAAAK!

Komandan melemparkan tombak api merah ke arah mereka, memecah lantai antara Sena dan Cai.

Cai terlempar ke kiri—

Sena terlempar ke kanan—

Dan pintu cahaya yang terbuka di belakang Sena mulai menutup.

Sena menjerit:

“CAI!!”

Cai meraih udara kosong dan berteriak:

“SENA—TUNGGU!!”

Tapi cahaya itu menelan Sena sepenuhnya—

Pintu tertutup.

Dan keduanya terpisah lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!