NovelToon NovelToon
Wilona Gadis Desa Yang Jenius

Wilona Gadis Desa Yang Jenius

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Call Me Nunna_Re

Wilona Anastasia adalah seorang gadis yang dibesarkan di desa. namun Wilona memiliki otak yang sangat jenius. ia memenangkan beberapa olimpiade dan mendapatkan medali emas sedari SMP. dia berniat untuk menjadi seorang dokter yang sukses agar bisa memberikan pengobatan secara gratis di desa tempat ia tinggal. Lastri adalah orang tua Wilona lebih tepatnya adalah orang tua angkat karena Lastri mengadopsi Wilona setelah Putri satu-satunya meninggal karena sakit. namun suatu hari ada satu keluarga yang mengatakan jika mereka sudah dari kecil kehilangan keponakan mereka, yang mana kakak Wijaya tinggal cukup lama di desa itu hingga meninggal. dan ternyata yang mereka cari adalah Wilona..
Wilona pun dibawa ke kota namun ternyata Wilona hanya dimanfaatkan agar keluarga tersebut dapat menguasai harta peninggalan sang kakek Wilona yang diwariskan hanya kepada Wilona...
mampukah Wilona menemukan kebahagiaan dan mampukah ia mempertahankan kekayaan sang kakek dari keluarga kandungnya sendiri...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Nunna_Re, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

PLAAAK....

Suara tamparan itu memecah keheningan sore di rumah keluarga Wijaya.

Tania tertegun, pipinya memerah, matanya berkaca-kaca. Selama hidupnya, belum pernah sang papa, Wijaya, menyentuhnya dengan kekerasan sedikit pun. Tapi kali ini… berbeda.

“Kamu tahu apa akibatnya? Nama keluarga kita tercoreng, Tania! bagaimana bisa kepala sekolah menelepon papa dan mengatakan bahwa kamu diskors selama 3 hari karena sudah berusaha untuk menjebak Wilona dengan cara yang menjijikan, papa tidak pernah melarang kamu untuk melakukan apapun yang kamu mau terhadap Wilona, tapi ingat kamu harus bermain cantik dan jangan sampai kamu membuat malu nama keluarga kita.” suara Wijaya bergetar menahan amarah dan rasa malu.

Tania hanya bisa menunduk, berusaha menahan tangis dan air mata yang sudah memenuhi matanya. Ia tidak menyangka tindakan kecilnya di acara sekolah bisa berujung seperti ini, skorsing tiga hari dan teguran keras dari pihak yayasan.

“ Aku juga nggak tahu pak kalau Wilona akan menemukan bukti bahwa aku berniat untuk menjebaknya,?”

“Alasanmu tidak akan mengubah fakta yang telah terjadi! Kamu berhasil mempermalukan keluarga ini!”

Di sudut ruangan,Sinta, istri Wijaya sekaligus ibu Tania, segera melangkah cepat, memeluk putrinya dengan wajah panik.

“Cukup, Mas! Jangan salahkan anakmu sendiri. Kalau Wilona tidak memancing emosi Tania, ini tidak akan terjadi!, bagaimana mungkin kamu tega menampar Putri kita satu-satunya Mas," Sentak Sinta tak suka.

"Kamu tidak tahu betapa malunya aku saat Arman menghubungiku dan ia juga mengatakan bahwa kasus ini sudah diketahui juga oleh yayasan, Untung saja Tania tidak dikeluarkan dari sekolah."

"Tapi ini gara-gara Wilona, Mas."ucap cinta yang terus menyalahkan Wilona.

Nama Wilona kembali menjadi duri di hati keluarga Wijaya. Gadis itu, yang sebelum nya tidak di ketahui keberadaan nya, kini muncul sebagai “cucu sah” dari keluarga besar Wijaya lewat surat wasiat Felix, sang kakek tua yang kini sudah tiada. Dan sejak itu, Tania selalu merasa posisinya tergeser.

Wijaya memalingkan wajahnya. Di dalam hatinya, ia sebenarnya tidak peduli dengan perkelahian kecil antara dua gadis itu. Namun, yang membuatnya marah bukan karena Tania bersalah ,tapi karena ia ceroboh. Ia sudah mencoreng nama baik keluarga di depan publik.

“Anak Wijaya Kusuma tidak boleh kalah dalam hal apapun” gumamnya dingin, lalu meninggalkan ruangan.

Tania terisak di pelukan sang mama.

“Mama, kenapa papa pilih bela Wilona? Dia bukan siapa-siapa! Papa tega nampar aku.”

Nadia mengusap air mata anaknya. “Sstt... tenang sayang. Papa mungkin hanya merasa emosi dan malu. Nanti juga baik lagi.”

Tanpa mereka sadari, dari balik pintu, seorang pelayan tua yang setia pada keluarga itu mendengar percakapan tersebut. Ia menatap foto tua di dinding, foto Wijaya.

“Tuan besar, kasihan nona Wilona yang selalu di perlakukan tidak adil dan hanya di manfaatkan untuk tujuan putra anda yang serakah.” gumamnya lirih.

...****************...

Pagi itu, langit Jakarta berwarna abu-abu pucat, mendung seperti akan hujan.

Wilona berdiri di depan kaca kamarnya, menatap bayangan dirinya yang tampak letih. Selalu aja ada masalah menghampirinya setiap hari.

Beberapa hari yang lalu, sebelum ia berangkat sekolah, ia sempat menerima surat dari seseorang bernama Adrian, yang mengaku sebagai pengacara pribadi mendiang Kusuma.

Isi surat itu singkat tapi berhasil membuat Wilona terkejut.

“Nona Wilona, ada hal penting dalam surat wasiat almarhum yang belum diungkap kepada keluarga Kusuma. Demi keamanan, harap temui saya secara pribadi.”

Wilona tidak tahu apa maksudnya. Tapi hatinya merasa, inilah kunci dari semua hal ganjil yang terjadi pada nya terutama sikap dingin dan ketidaksukaan Wijaya padanya. mereka hanya bersikap manis ketika akan membawa Wilona dari kampung ke kota dan setelah sampai di rumah mereka langsung berubah.

Tanpa sepengetahuan siapa pun, pagi itu Wilona meminta izin kepada salah satu pelayan untuk keluar sebentar, dengan alasan ingin ketoko buku karena libur sekolah.

Ia mengenakan sweeter abu-abu sederhana dan masker, lalu menumpang taksi menuju kawasan Menteng, tempat kantor hukum Adrian & Associates berada.

Hujan rintik turun sepanjang perjalanan.

Tangannya menggenggam tas kecil berisi salinan surat lama milik kakeknya.

“Kakek… apa sebenarnya yang kamu sembunyikan dari mereka semua?” gumamnya lirih.

Begitu memasuki ruangan beraroma kayu dan kopi, Wilona disambut oleh pria matang berwajah tenang namun penuh wibawa.

“Selamat datang, Nona Wilona,” ucap Adrian sambil berdiri dan menyalami tangannya dengan hormat.

“Akhirnya Anda datang juga. Saya sudah menunggu sejak kabar kepergian almarhum tuan Kusuma sampai hari ini.”

Wilona duduk pelan. “Saya minta maaf baru bisa datang, Pak Adrian. Ada banyak hal yang terjadi. Tapi… apa sebenarnya isi wasiat itu? Bukankah semua sudah diserahkan pada paman Wijaya?”

Adrian menghela napas, lalu membuka map hitam tebal di hadapannya.

“Itulah yang ingin saya luruskan, Nona. Tidak semua isi wasiat Tuan Kusuma pernah dibacakan di depan keluarga.”

Wilona menatapnya heran. “Maksud Bapak?”

“Waktu itu, pembacaan dilakukan saat Anda belum ditemukan dan belum diketahui keberadaannya. Sebagian besar aset memang diserahkan pada Tuan Wijaya sebagai pewaris resmi. Namun…”

Adrian menatapnya tajam.

“…ada satu bagian penting yang dihapus dari salinan resmi.”

Wilona membeku. “Dihapus?”

Adrian mengangguk. “Ya. Dan bagian itu menyebut nama Anda.”

Adrian membuka lembaran tua dengan tulisan tangan kusuma yang sudah agak pudar. Ia membacakan dengan suara mantap,

"‘Jika cucuku, Wilona Kusuma, ditemukan dan berada dalam kondisi yang layak, maka seluruh kepemilikan saham keluarga Kusuma pada Kusuma Group akan diserahkan padanya saat ia berusia dua puluh dua tahun.

Jika cucuku tidak ditemukan, atau dinyatakan belum cukup umur, maka sementara waktu pengelolaan jatuh kepada Wijaya Kusuma sebagai wali amanah. Namun kepemilikan tetap atas nama Wilona Kusuma.’

Suara Adrian berhenti.

Ruangan menjadi sunyi,

Wilona menatapnya tak percaya. “Jadi… seluruh perusahaan itu sebenarnya milik saya?”

“Secara hukum, ya,” jawab Adrian tegas. “Namun selama ini, Tuan Wijaya bertindak seolah-olah warisan itu sudah menjadi miliknya. Ia tidak pernah melaporkan Anda sebagai ahli waris sah kepada notaris negara.”

Wilona memejamkan mata. Dunia seolah berputar.

“Jadi selama ini… mereka menutupi semuanya?”

Adrian mengangguk. “Saya tidak tahu alasan pastinya, tapi dugaan saya sederhana, kekuasaan dan uang. Dan saya yakin, mereka tidak akan tinggal diam kalau tahu Anda sudah mengetahui hal ini. Dan alasan mereka mencari anda adalah untuk mengalihkan semua aset yang atas nama anda kepada mereka.”

Wilona menatap map di depannya. Tangannya bergetar saat menyentuh surat wasiat asli kakeknya.

“Apa yang harus saya lakukan, Pak Adrian?”

Adrian menatapnya serius.

“Anda harus hati-hati, Nona. Saya bisa bantu mengurus legalitasnya kembali, tapi jangan beri tahu siapa pun, termasuk keluarga Kusuma. Terutama Wijaya. Jika sampai waktunya, semua ini akan menjadi bumerang untuk mereka.”

Wilona menggigit bibir bawahnya. “Tapi saya tinggal di rumah mereka. Kalau mereka tahu saya diam-diam menemui Anda..apa....”

“Saya mengerti. Tapi jika ini tidak segera disahkan, hak Anda bisa benar-benar hilang,” jawab Adrian mantap. “Tuan kusuma mempercayai Anda untuk menjaga semua aset karena beliau merasa bersalah pada Alm.Ibu anda yaitu Ny. Lestari. Apa masalahnya saya gak pernah di beritahu. Untuk sekarang lanjutkan hidup anda seperti biasa… dan tunggu waktu yang tepat.”

Wilona mengangguk pelan, matanya mulai berkaca-kaca.

“Terima kasih, Pak Adrian. Saya tidak akan mengecewakan kakek.”

Dalam perjalanan pulang, pikirannya kacau. Antara takut dan lega, antara marah dan hancur karena ternyata dirinya hanya dimanfaatkan.

Selama ini ia mengira keluarga Kusuma hanya tidak menyukainya karena ia tumbuh di kampung, ternyata ada alasan yang jauh lebih gelap.

“Jadi… mereka takut aku kembali karena mereka tahu aku pewaris sebenarnya,” gumamnya pelan.

1
Evi Lusiana
jd tania itu wilona y thor?
Yurin y Meme
Membuat saya terharu
Call Me Nunna_Re: makasi kk sudh mampielr🙏 semoga suka
total 1 replies
Call Me Nunna_Re
makasi kk sudh mampir🙏
Tachibana Daisuke
Asiknya baca cerita ini bisa buat aku lupa waktu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!