NovelToon NovelToon
Ibu Untuk Anak-anakku

Ibu Untuk Anak-anakku

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Nikahmuda / Duda
Popularitas:36.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: embunpagi

IG : embunpagi544

Kematian istri yang paling ia cintai beberapa saat setelah melahirkan kedua buah hatinya, membuat hati seorang laki-laki bernama Bara seolah membeku, dan dunianya menjadi gelap. Cintanya ikut ia kubur bersama mending sang istri. Alasan kenapa Bara masih mau bernapas sampai detik ini adalah karena kedua buah hatinya, si kembar Nathan dan Nala. Bara tak pernah sedikitpun berniat untuk menggantikan posisi almarhumah istrinya, namun demi sang buah hati Bara terpaksa menikah lagi dengan perempuan pilihan sang anak.

SYAFIRA seorang gadis berusia 20 tahun yang menjadi pilihan kedua buah hatinya tersebut. Syafira yang sedang membutuhkan uang untuk pengobatan adik satu-satunya dan juga untuk mempertahankan rumah dan toko kue kecil peninggalan mendiang ayahnya dari seorang rentenir, bersedia menikah dengan BARATA KEN OSMARO, seorang duda beranak dua. Mungkinkah hati seorang Bara yang sudah terlanjur membeku, akan mencair dengan hadirnya Syafira? Akankah cinta yang sudah lama ia kubur bersama mendiang sang istri muncul kembali?

"Aku menikahimu untuk menjadi ibu dari anak-anakku, bukan untuk menjadi istriku..." Bara.

"Lebih baik aku menikah dengan om duda itu dari pada harus menjadi istri keempat rentenir bangkotan dan bulat itu..." Syafira.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 ( Melepas dengan ikhlas)

Seminggu menjelang pernikahan...

Berita pernikahan Bara dan Syafira telah sampai di telinga dokter Rendra. Saat ini, ia sedang memegang undangan pernikahan Bara dan Syafira. Beberapa saat yang lalu, orang suruhan Bara memberikan undangan teresebut kepada dokter Rendra.

Awalnya, dokter Rendra sangat antusias menerima undangan tersebut, namun ekspresi wajahnya langsung berubah ketika netranya menangkap sebuah nama yang tertulis dengan jelas di undangan tersebut. Yaitu, nama mempelai perempuan yang bernama SYAFIRA MAHARANI.

"Ah mungkin kebetulan namanya sama," gumamnya mencoba untuk tidak terlalu berpikir.

Namun, karena rasa penasarannya, dokter Rendra mencoba mencari tahu melalui adiknya, Mia. Mia pasti tahu jika benar Syafira yang ia kenal yang di tulis di surat undangan tersebut karena dia sahabatnya.

Tangan dokter Rendra bergetar saat mendapati kenyataan bahwa benar, Syafira yang ia kenal yang akan di nikahi oleh sahabatnya sendiri. Ponsel yang menempel di telinganya hampir terjatuh.

"Halo kak, kakak masih di sana? kakak baik-baik saja kan?" tanya Mia cemas dari seberang telepon.

"Iya, kakak baik-baik saja," ucap dokter Rega pelan.

"Maaf, Mia enggak ngasih tahu kakak dari kemarin-kemarin. Mia takut kakak akan kecewa dan terluka lagi," ucap Mia.

"Tidak apa-apa, kakak tutup teleponnya ya?"

"Kakak beneran baik-baik saja kan?" Mia memastikan sekali lagi.

"Hem, assalamualaikum," ucap dokter Rendra.

Dokter Rendra langsung mer*emas undangan yang masih berada di tangannya tersebut.

Sakit dan hancur ia rasakan. Perempuan yang sudah lama ia cintai lagi-lagi akan menikah dengan sahabat baiknya sendiri. Kisah cinta yang belum mulai kini hanya akan menjadi angan-angan saja.

"Aarrggghhh!" teriak dokter Rendra, menahan segala kekecewaan dalam dadanya.

"Kenapa, kenapa harus seperti ini lagi? Kenapa harus Bara lagi?" gumamnya. Ia menyisir rambutnya dengan kedua tangannya frustasi.

"Kau baik-baik saja?" tanya dokter Niken, rekan kerja sekaligus sahabatnya dan juga sahabat Bara tersebut. Ia paham betul apa yang sedang terjadi dengan dokter Rendra karena dia juga baru saja menerima undangan dari Bara. Ia adalah tempat curhat dokter Rendra tentang Syafira. Ia menemui dokter untuk memastikan sahabatnya tersebut baik-baik saja.

"Seperti yang kau lihat," sahut dokter Rendra tak bersemangat.

"Ayolah, ini juga bukan salah Bara. Dia tidak tahu kau menyukai Syafira selama ini," ucap dokter Niken.

"Aku tahu, dan itu salahku karena tak pernah cerita kepadanya," sahut dokter Rendra.

"Dua kali Rend, dua kali selalu seperti ini. Jika Bara tahu hal ini, dia pasti akan...."

"Aku tidak akan memberitahunya. Ini bukan salahnya. Lagian, antara aku dan Syafira tidak pernah ada ikatan apapun. Jika dia akan menikah dengan Bara, berati hatinya memang bukan untukku," dokter Rendra memotong ucapan dokter Niken.

"Kau yakin?" dokter Niken ragu dengan ucapan dokter Rendra.

"Maksudmu?" dokter Rendra bertanya balik maksud dari ucapan dokter Niken.

"Kau yakin kalau Syafira tak memiliki perasaan terhadapmu? Apa yang aku lihat mengatakan sebaliknya," ujar dokter Niken.

"Jangan bercanda,"

"Ayolah, orang lain saja bisa melihat kalau Syafira memiliki perasaan yang sama denganmu dari caranya menatapmu, apa kau tak menyadari itu?"

"Lalu apa gunanya jika memang itu benar, dia sudah memilih Bara untuk menjadi suaminya," ucap dokter Rendra.

"Aku hanya mengatakan dari apa yang aku lihat Rend, kalau untuk masalah pernikahan mereka, I don't know!" dokter Niken mengangkat kedua bahunya.

"Ya sudah, aku pergi dulu. Aku hanya memastikan kalau sahabatku ini baik-baik saja. Syukurlah jika kamu masih bisa berpikir logis, aku udah bayangin kamu bakal lompat dari balkon ruanganmu karena patah hati," canda dokter Niken lalu berjalan mendekati pintu.

"Aku masih waras!"

"Aku tahu, kamu pasti bisa. Percaya kan apa yang namanya takdir? Jika dia tidak menjadi milikmu, berarti dia bukan jodohmu. Tuhan sudah menyiapkan yang lain untukmu. Hanya saja, lain kali kau perlu lebih berani menghadapi orang tuamu, jangan lemah, yakinkan mereka jika seperti ini lagi," saran dokter Niken.

Dokter Rendra memang selalu tak bisa menolak apapun yang kedua orang tuanya katakan, sebisa mungkin ia tidak melawan mereka walaupun itu akan membuat perasaannya terluka. Berbeda dengan Mia, ia lebih bisa mengekspresikan apa yang dia inginkan, apa yang ia suka dan tidak suka.

Bukannya dokter Rendra tidak mampu untuk melawan orang tuanya, tapi mungkin inilah caranya membalas kebaikan mereka yang sudah mengangkatnya sebagai anak.

"Aku ada hadiah buat Tasya," ucap dokter Rendra, ia mengeluarkan paper bag dari laci mejanya dan menyerahkan kepada dokter Niken.

"Terima kasih, tasya pasti akan senang menerimanya," ucap dokter Niken sebelum benar-benar keluar dari ruangan dokter Rendra.

Di depan pintu, dokter Niken berhenti sejenak.

"Kenapa kamu tak pernah bisa melihat perasaanku Rend? Apa karena aku single parent? Tapi tasya...." dokter Niken segera menepis air mata yang sudah menggunung di pelupuk matanya. Lalu pergi menuju ke ruangannya.

Sejenak dokter Rendra terdiam setelah dokter Niken meninggalkan ruangannya. Ia kembali melihat undangan yang sudah lusuh tersebut.

"Tidak! Ini tidak benar! Aku harus menanyakannya sendiri kepada Syafira!" dokter Rendra ingin memastikannya sendiri. Ia ingin mendengar dari mulut Syafira sendiri meskipun mungkin tidak akan merubah apapun nantinya. Bukti undangan dan ucapan Mia sudah sangat jelas, namun demi menguatkan hatinya, ia tetap mencoba menyangkal sebelum mendengarnya sendiri dari Syafira.

Dokter Rendra mengambil kunci mobilnya dan meninggalkan ruangannya.

🌼🌼🌼

Tiga puluh menit kemudian, mobil dokter sampai di depan toko kue Syafira. Ia langsung keluar setelah memarkirkan mobilnya.

"Mbak, dokter ganteng," ucap Rani yang melihat dokter Rendra keluar dari mobil kepada Fira.

Syafira yang sedang sibuk mengemas kue ke dalam box pun melihat ke arah luar toko.

"Dokter Rendra?" gumamnya, ia langsung keluar tanpa melepas celemek yang ia kenakan.

"Dokter kenapa kemari? Apa mau membeli kue?" Syafira pura-pura tidak tahu dan tidak melihat apa yang kini sedang dokter Rendra pegang di tangannya.

"Saya kesini ingin menanyakan sesuatu sama kamu, apa kamu ada waktu?" tanya dokter Rendra.

"Tunggu sebentar, saya taruh ini dulu. Kita bicara di cafe depan saja," ucap Syafira seraya melepas celemek yang menempel di badannya. Mungkin ini saatnya untuk mereka mengakhiri hubungan yang bahkan belum di mulai tersebut, agar kedepannya tak ada lagi yang tersakiti dan semua bisa terus menjalani kehidupan masing-masing setelah semuanya jelas.

Sesampainya di cafe, Syafira hanya memesan segelas air putih, sementara dokter Rendra memesan cappucino.

"Apa yang ingin dokter tanyakan?" Syafira mulai membuka pembicaraan.

Dokter Rendra menyodorkan undangan di tangannya ke meja depan Syafira.

"Apa ini benar-benar kamu Fir?" tanya dokter Rendra, masih berharap jika Syafira menyangkal.

"Iya dok, ini saya. Seminggu lagi saya akan menikah," ucap Syafira sambil menggertakkan giginya. Sebisa mungkin ia bersikap biasa di depan dokter Rendra.

Dokter Rendra mengepalkan tangannya kuat-kuat di bawah meja. Hatinya terasa remuk redam setelah mendengar sendiri dari mulut Syafira.

"Kamu tahu Bara siapa?"

"Ya, saya tahu om, eh mas Bara adalah sahabat dokter Rendra. Saya baru tahu beberapa hari yang lalu dari Mia," jawab Syafira.

"Sejak kapan kamu mengenalnya Fir? Kenapa tiba-tiba kalian akan menikah?"

"Dokter percaya kan yang namanya jodoh bisa ketemu kapan saja, untuk lebih detailnya itu urusan kami," ucap Syafira. Ia teru berusaha supaya air matanya tidak keluar.

"Apa kamu yakin dengan pilihanmu?"

"Ya, tentu saja yakin dokter, jika tidak saya tidak akan melangkah sejauh ini," jawab Syafira lagi.

"Lalu, bagaimana dengan perasaanku Fir? Apakah selama ini kamu tidak pernah memiliki perasaan yang sama terhadapku?" pertanyaan dokter Rendra yang ini membuat Syafira bungkam.

"Jawab Fir, jika memang ada, kenapa bisa kamu menikah dengan Bara?" desak dokter Rendra.

Syafira menghela napas panjang. Semoga jawabannya bisa membuat dokter Rendra berhenti berharap dan tidak terus tersakiti olehnya.

"Tidak, saya tidak pernah memiliki perasaan terhadap dokter selain menganggap dokter seperti kakak saya sendiri," jawab Syafira dengan jelas. Tak ada gunanya juga ia bilang kalau perasaannya juga sama seperti dokter Rendra. Sebentar lagi ia akan menikah, akan menjadi seorang istri. Cepat atau lambat, ia harus membuang perasaannya tersebut jauh-jauh.

Dokter Rendra memejamkan matanya sejenak, menahan setiap tusukan yang menghujam ke dalam hatinya mendengar penyataan Syafira. Berarti memang selama ini cintanya bertepuk sebelah tangan, pikirnya.

"Baiklah aku mengerti," ucap dokter Rendra penuh rasa kecewa.

"Apa kamu bahagia akan menikah dengannya?"

"Tentu saja saya bahagia," ucap Syafira memaksakan senyum. Pura-pura bahagia layaknya wanita lain yang akan menikah.

"Baiklah, saya hanya ingin memastikan itu. Jika kamu bahagia bersama orang lain, saya ikhlas. Bara adalah sahabat terbaik saya, dia sangat baik, sangat cocok dengan kamu," ucap dokter Rendra dengan nada bergetar, namun tulus. Meskipun hatinya benar-benar sakit. Tapi, tak ada yang membuatnya lega kecuali melihat wanita yang duduk di depannya tersebut. Asalkan Syafira bahagia, ia akan berusaha merelakannya. Yang terpenting baginya adalah kebahagiaan wanita yang ia cintai, setelah semua yang Syafira alami.

🌼🌼🌼

💠 Selamat membaca 🤗🤗 jangan lupa like, komen dan vote seikhlasnya ya ...terima kasih 🙏🙏

Salam hangat author 🤗❤️❤️💠

1
Riska Kimpetcare
luar biasa
Yanthi Chahya Yustikarini
om duda ya
Anonymous
keren
Aletea Ezra
Luar biasa
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
😘😘
Lilyana R
duh bara..
gak salah memang bara, kamu tuh gak perlu melupakan almarhumah istrimu karena bagaimana pun kisah kalian itu nyata. dia orang yang kau cintai.

tapi kan sekarang kau dah menikah, maka cobalah buka perasaan mu buat istri mu.

jangan lupakan almarhumah istrimu, namun jangan juga terus membayangi pernikahan mu yang baru dengan almarhumah istri mu

cukup dihati dan di ingatan aja.
gak mudah memang tapi bagaimana pun, istri mu yang sekarang berhak untuk dapat cintamu.

saya relate sih, mungkin bukan dalam hubungan suami istri lebih tepatnya ke ibu.

Ibu saya meninggal 2 tahun lalu dan ayah saya menikah lagi.

saya awalnya gak senang dengan dia, tapi ibu sambung saya itu baik.
dulu awal, saya selalu bilang Mak lah, Mak lah ( maksudnya ibu kandung saya)

tapi perlahan saya tidak ungkit2 Mak kandung saya di depan ibu tiri saya untuk menjaga perasaannya.

cukup saya ingat dalam hati saya aja.
Mesri Sihaloho
kok cincin kawinya punya si Olive sih Thor??
Julia Juliawati
sambil merem aja jgn dilihat Piton nya. ato msk dr belakang aj🤣🤣
Julia Juliawati
gpp bara berkah dr mertua🤣🤣🤣
Julia Juliawati
serba salah di posisi shafira. walo pun g ketabrak bara klo udh takdir dr othor meninggal ya meninggal dgn cara lain. tp gmn pun pasti kecewa buat shafira
Julia Juliawati
aq malah ngiranya yg denger Sofia. eeh ternyata brandon perkosaan 🤣🤣
Julia Juliawati
haha lgu nunggang fira
Julia Juliawati
tar kejedot bibi ngpain pura-pura buta sgala🤣🤣
Julia Juliawati
kualat km baru mertua di blg air comberan 🤣🤣
Julia Juliawati
ini mah gaya pacaran dl aq krn g pny modal jd aj di padang rumput. 🤣🤣
Julia Juliawati
atuh klo di akod mah tambah sakit anu nya org ngangkang di gendong di punggung
Julia Juliawati
haaha masa lp ngibul aj km bara yg ky gitu mah g akn lp tau 🤣🤣🤣
Julia Juliawati
gengsi di gedein blg aj abo bogoh ka anjeun kitu🤣🤣
Julia Juliawati
terus aj cintai yg udh meninggal . emg bisa hidup lg klo km ttep cinta sm dia. dasar CEO bodoh. kirim doa bukan ky gitu
Julia Juliawati
krn km blm mov on di org yg udh tiada jd g bisa kiis istri yg udh sah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!