Raina hanya ingin mengisi waktunya di malam hari dengan membaca novel romantis sebelum tidur. Tapi siapa sangka, novel berjudul “Pengantin Bayangan Sang Antagonis” itu akan menjadi akhir dari hidup lamanya. Sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya—dan saat ia membuka mata, ia bukan lagi Raina. Ia kini menjadi Ayla, karakter figuran yang hanya muncul di dua bab novel… sebagai istri sang antagonis pria yang hendak menceraikannya.
Namun yang lebih mengejutkan bukan hanya reinkarnasinya, melainkan sistem misterius bernama “Sistem Gosip” yang kini bersarang di benaknya. Sistem ini memberinya informasi rahasia paling update, tentang siapa pun di dalam dunia ini. Skandal, rahasia kelam, kebohongan, semuanya tersedia.
Sayangnya, ada satu efek samping yang tidak disebutkan: setiap bisikan hatinya bisa didengar oleh suaminya sendiri—Kael Arvane, pria dingin dan penuh ambisi yang menjadi antagonis utama dalam novel itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandri Ratuloly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lukisan dan Luka Lama
Malam itu, lukisan “Kemunduran Seorang Ratu” masih terpatri kuat di benak, ku.
Aku berdiri di depan cermin kamar, mengenakan dressing robe, menatap pantulan diri ku sendiri. Potret wanita dalam lukisan itu... rambut, postur, bahkan cara pandangnya... sangat mirip dengan, ku.
[Sistem Gosip: Identifikasi Sosial — Lukisan itu adalah bentuk penghinaan simbolik terhadap Ayla. Tujuannya: membentuk opini publik dan mempermalukan secara halus.]
“Dia ingin menjatuhkan ku tanpa harus menyentuh ku secara langsung,” gumam, ku.
“Dan dia tidak akan berhasil,” suara Kael tiba-tiba terdengar dari balik pintu.
Aku terdiam. “Kau mendengarnya lagi?”
“Seluruh isi kepala mu seperti radio yang tak pernah berhenti bersiaran,” katanya sambil masuk, mengenakan kaus tidur dan celana panjang. “Kalau itu ada saluran hiburannya, mungkin aku bisa lebih santai.”
Aku tersenyum masam. “Maaf.”
Kael mendekat dan menggenggam tangan, ku. “Ayla, dengar. Aurellia adalah masa lalu. Tapi dia punya kemampuan membunuh reputasi seseorang tanpa perlu menyentuhnya. Kau harus hati-hati.”
Aku menarik napas dalam. “Lukisan itu... bisa menciptakan gosip besar.”
Kael mengangguk. “Dan aku yakin itu bagian dari strategi besar. Dia bukan hanya ingin menghancurkan mu, tapi juga mengguncang Arvane dari dalam.”
---
Keesokan harinya, gosip meledak di forum elite sosial.
“Siapa Sebenarnya Wanita Dalam Lukisan Galeri LYNX?”
— Netizen berspekulasi bahwa lukisan kontroversial yang dipajang dalam lelang amal LYNX Corporation mengarah ke sosok Ayla, istri Kael Arvane. Sebuah bentuk sindiran terhadap masa lalunya yang ‘gelap’?
[Sistem Gosip: +1.040.000 pembacaan dalam 8 jam. Skor reputasi Ayla turun 3%.]
Aku menatap layar sistem dengan gemetar. Bahkan dengan segala kekuatan sistem, aku tetap bisa di lukai oleh permainan opini publik ini.
---
Sore itu, aku memutuskan pergi ke galeri LYNX secara diam-diam.
Ditemani Haya, aku mengenakan kacamata gelap dan topi besar, menyusup masuk sebagai pengunjung umum.
Di dalam, lukisan itu masih terpajang. Orang-orang berdiri di depannya, berbisik.
“Kau tahu? Katanya itu lukisan dari mimpi buruk si pelukis, tentang wanita pengkhianat yang menggulingkan bangsawan…”
“Mirip banget sama istri Kael ya... nggak kebetulan, kan?”
Aku mengepalkan tangan. Gosip mulai bergerak sesuai rencana Aurellia.
“Bagus. Sangat bagus,” terdengar suara dari samping, ku.
Aku menoleh. Aurellia berdiri tak jauh dari ku, mengenakan jas panjang putih, seakan sudah tahu aku akan datang.
“Kau benar-benar tak bisa menahan rasa ingin tahu ya, Ayla?”
“Dan kau benar-benar menikmati membuat drama murahan di dunia nyata.”
Dia tertawa lembut. “Oh, Ayla... ini bukan drama murahan. Ini adalah seni. Kau hanya pion di atas kanvas.”
Aku melangkah maju. “Lalu aku akan jadi kuas yang membalikkan semua warna yang kau lukis.”
---
Beberapa hari kemudian…
Aku meminta bantuan Sistem Gosip untuk melacak siapa pelukis di balik lukisan itu. Sistem memunculkan satu nama: Loren Vintrel — seorang seniman muda yang dulu pernah menjadi murid... ibuku.
“Dia tidak akan melukis itu kecuali seseorang membayarnya dengan tujuan yang jelas,” kata ku lirih.
[Sistem Gosip: Lokasi Loren terdeteksi. Kota Seni Vadera. Dia sedang mempersiapkan pameran besar.]
Aku dan Kael langsung terbang ke kota itu malam itu juga.
---
Kota Vadera adalah kota seni yang hidup.
Penuh galeri, teater, dan pasar malam artistik. Tapi yang paling mencolok adalah galeri tempat Loren memamerkan karya barunya. Judul pameran: “Warna-Warna yang Dibisiki Dendam”.
“Ini jelas milik Aurellia,” gumam Kael.
Kami berhasil menemui Loren secara pribadi.
Dia terkejut saat melihat, ku. “Ayla? Ibu pernah bercerita tentang, mu…”
“Lukisan itu, Loren. Kau tahu siapa yang memesan dan memberi mu referensi, bukan?”
Loren terlihat canggung. Dia menatap sekeliling lalu berkata, “Dia membayar ku sangat mahal. Memberi ku cerita bahwa wanita itu merusak dua keluarga. Bahwa dia licik, manipulatif, dan akan menghancurkan pria manapun yang bersamanya…”
Aku terdiam. Deskripsi itu — persis seperti bagaimana Aurellia ingin dunia memandang, ku.
“Dan kau percaya?” tanya ku lirih.
Loren tampak bersalah. “Aku hanya pelukis. Aku melukis apa yang di tugaskan. Tapi... aku bisa bantu. Aku punya rekaman ketika dia memberi ku brief lukisan itu.”
---
Kembali ke Arvane, kami membawa pulang senjata baru: rekaman suara Aurellia.
Dalam rekaman itu, suaranya terdengar jelas:
“Pastikan lukisannya tampak seperti dia. Tapi jangan terlalu mirip, kita tidak ingin kena tuntutan hukum. Cukup buat publik menggonggong. Aku akan menjatuhkannya dengan seninya sendiri.”
Kael mengepalkan tangan. “Dengan ini, kita punya kesempatan membalikkan semua fitnah.”
Aku menatapnya. “Dan sekarang, giliran kita melukis kebenaran.”
---
[Sistem Gosip: Rekomendasi Strategi — Gelar pameran tandingan di kota yang sama. Tema: “Potret Kebenaran.” Undang Loren sebagai pelukis utama. Ubah arah gosip: ‘Wanita yang bangkit dari luka’.]
Aku tersenyum. “Aku suka ide itu.”