"Cium gue, terus semua masalah selesai."
"You're crazy!?"
"Kenapa gak? Sebentar lagi lo bakal jadi istri gue, jadi wajar dong kalau gue nyicil manisnya dari sekarang."
Kesya Anggraini Viorletta, gadis cantik, pintar, kalem, dan setia. Sayangnya, dia sudah punya pacar Kevin, ketua geng motor sekolah sebelah.
Menikah sama sekali gak pernah ada di pikirannya. Tapi wasiat almarhum papanya memaksanya menikah muda. Dan yang bikin kaget, calon suaminya adalah kakak kelasnya sendiri, Angga William Danendra cowok ganteng, atletis, populer, tapi badboy sejati. Hobi balapan, tawuran, keluyuran malam, dan susah diatur.
Bagi Angga, apa yang sudah jadi miliknya enggak boleh disentuh orang lain. Dia posesif, pencemburu, dan otoriter. Masalahnya, pacar Kesya ternyata musuh bebuyutannya. Dua ketua geng motor yang tak pernah akur, entah kenapa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Lo Gila Angga! Lo Bener-Bener Gila!
"Lo beneran mau gue tidurin sekarang juga hmm? Atau kita sekalian nikah besok aja?" tanya Angga santai, nadanya enteng banget seolah tanpa beban sedikit pun.
"Udah gak waras lo ya!" seru Kanaya spontan, tangannya langsung mendarat cukup keras di dada bidang Angga. Calon suami dadakan macam apa coba yang masih sekolah tapi bisa-bisanya ngomongin kawin duluan!
"Kenapa bukannya makin cepat makin bagus?" Angga malah makin nekat, menarik tubuh Kanaya mendekat.
Satu tangannya menahan punggung gadis itu, sementara tangan satunya lagi menggenggam sisi wajah Kanaya. Jaraknya terlalu dekat, hanya tinggal satu senti hidung mancungnya bisa nempel di kening Kanaya. Untungnya kaca mobil gelap, jadi orang luar gak bakal kepo apa yang mereka lakuin di dalam sana.
Kanaya menggeleng cepat, wajahnya kembali tertunduk. “Mama gue bilang awalnya rencana cuma tunangan dulu sampai gue lulus sekolah tapi gue juga bingung kenapa tiba-tiba.."
"Gue yang nyuruh bokap gue buat percepat semuanya." potong Angga, bikin Kanaya langsung melotot kaget.
“Padahal awalnya gue sendiri yang bilang ke nyokap bokap gue kalau kita mending tunangan dulu sampai lulus sekolah. Tapi pas udah di rumah lo, gue langsung berubah pikiran. Gue gak mau nunggu lama." lanjutnya dengan senyum smirk khasnya.
"APA! Jadi ini semua ulah lo?" Kanaya terperangah, syok banget.
“Dia beneran gak ada dendam tersembunyi gara-gara gosip lambe turah kan? Masa iya nikah dijadiin senjata balas dendam? Kalau dia gak terima kan gue bisa klarifikasi ngapain harus nikah!" batinnya mendidih.
"Kak lo masih sadar kan?" Kanaya menatapnya tak percaya.
"Kita ini masih sama-sama sekolah..."
"Emangnya kenapa? Lo takut hamil? Tenang aja gue pasti tanggung jawab. Lagian tanpa persetujuan kita sekalipun pernikahan ini tetep jalan. Kita udah 18 tahun ke atas." sela Angga, seraya menyeringai dan menarik kepala Kanaya makin dekat, sampai hidungnya benar-benar menempel di kening gadis itu.
Kanaya membelalak, ngeri sama omongan ngawur Angga. "Lo kira gue segampang itu? Seenak jidat lo ngomongin hamil!" hatinya mencelos.
"No! Kita sebentar lagi resmi nikah udah wajar dong lo melayani gue..."
"Stop!" potong Kanaya cepat, buru-buru meletakkan telunjuknya di bibir Angga.
"Otak gue masih bersih dan gue gak mau dicemari omongan kotor lo!" bentaknya sambil menunduk malu. Dasar cowok ngeselin, bikin pikirannya traveling ke mana-mana!
"Masih suci ya?" Angga sengaja mengangkat dagu Kanaya memaksanya menatap.
"Kalau lo gak mau kena omongan gimana kalau langsung tindakan?" ucapnya, sambil mengusap bibir bawah Kanaya dengan jempolnya, bikin gadis itu makin salah tingkah.
"M-maksud lo apa?" Kanaya terbata, matanya berkedip-kedip gak paham.
Cup!
Terlalu cepat. Kanaya bahkan gak sempat menghindar. Bibir keduanya sudah menempel hasil ulah Angga yang nyosor sembarangan. Awalnya hanya singkat, tapi beberapa detik setelahnya bibir Angga mulai bergerak, sedangkan Kanaya hanya kaku dengan mata melebar. Untung gak sampai sepuluh detik, Angga buru-buru mundur.
"Aaaa!! FIRST KISS GUEEE!!" teriak Kanaya keras banget, tangannya refleks menutupi bibirnya. Matanya langsung melotot ke arah Angga yang santai aja, malah nyengir sambil usap bibir bawah pakai jempol.
"Lo..."
"Masih pengen lagi hm?" potong Angga, senyum nakal muncul sambil mendekat lagi.
Dalam hati dia ikut tersenyum kecil. "First kiss? Jadi gue yang pertama?"
"Gak waras lo!" Kanaya cepat-cepat membekap mulutnya sendiri. Shock banget tau kakak kelasnya yang selama ini terkenal dingin, cuek, judes, bahkan katanya anti cewek ternyata bisa segila ini. Sialnya dia malah mencuri ciuman pertamanya!
"Rumor ketua Black Vemon yang anti wanita ternyata bohong!" Kanaya geram dalam hati. "Kurang ajar! Ciuman pertama gue dicuri juga!"
"Datang ke apartemen gue malam ini sebelum jam delapan. Kalau lewat jangan salahin gue kalau mama Naomi juga ortu gue tau apa yang lo lakuin hari ini. Dan kalau mau kita bisa langsung dinikahin malam ini juga!" bisik Angga di telinganya, meniup pelan sampai Kanaya merinding geli.
Glek!
Kanaya menelan ludah kasar. Itu bukan sekadar perintah tapi ancaman. "Gak! Gue gak mau!" katanya terbata, buru-buru memalingkan wajah.
"Oh ya udah berarti lo setuju nikah malam ini." Angga menimpali santai, menyunggingkan senyum sinis.
"Sebulan itu kelamaan gue takutnya lo malah hamil tapi bukan gue bapaknya." katanya ketus.
"Serendah itu lo nilai gue? Gue segitu buruknya di mata lo?" Kanaya menatap tajam, mengepalkan tangan.
"Logika aja. Setelah yang barusan lo yakin orang bakal percaya lo gak ngapa-ngapain sama dia? Lo sendirian ke apartemen cowok berduaan pula. Orang waras mana yang gak bakal curiga?" balas Angga, kini mencengkeram dagu Kanaya tatapannya menusuk.
"Tapi lo gak bisa asal nuduh juga!" Kanaya melawan tatapannya. "Dia pacar gue dia lebih dulu hadir di hidup gue! Sedangkan lo? Orang baru yang muncul karena paksaan. Apa pantas lo segila ini Kak Angga?" katanya menekan, emosinya memuncak.
"Bukan gak kenal tapi belum mengenal. Dan sejak lo resmi tunangan sama gue semalam lo udah jadi milik gue Kanaya. Segala sesuatu tentang lo ikut jadi urusan gue." cengkeraman Angga makin erat, sorot matanya liar seakan mau melahap gadis itu.
"Sshhh …" Kanaya mendesis, mencoba melepas genggamannya.
"Lo egois! Masalah perasaan gak bisa seenaknya diatur!"
"Kenapa gak? Gue gak pernah suka berbagi." jawab Angga, sudut bibirnya terangkat wajah Kanaya makin ditarik dekat.
"Sekali masuk ke hidup gue lo gak akan bisa keluar. Jalan keluar gue tutup rapat." bisiknya lalu menepuk pelan pipinya sebelum melepaskan dagunya.
"Lo..."
"Besok kita nikah. Gue cabut ucapan soal datang ke apartemen. Gak ada lagi nunggu sebulan gue sama ortu gue bakal datang ke rumah lo besok." tegas Angga, lalu bersiap menyalakan mesin mobil.
"Jangan ngawur lo!" Kanaya menahan lengannya. "Gue bakal datang malam ini ke apartemen dan nikahnya tetap bulan depan! Kalau lo paksa besok gue kabur dari rumah malam ini juga!" ancamnya keras.
"Lo ngancem gue?" Angga menoleh, mengurungkan niat menyalakan mobil.
"Kalau lo bisa ngancem gue kenapa gue gak bisa? Gue serius, gue bakal kabur kalau..."
Set!
Angga menarik lengannya, tubuh Kanaya terhempas ke dadanya. "Sayang banget itu gak bakal berhasil. Gue gak pernah takut sama siapapun." bisiknya, dengan senyum miring.
"Sekarang gue anterin lo pulang. Tidur siapin diri buat nikah besok. Gue urus semua lo tinggal terima jadi. Dan kalau lo nekat kabur gue bakal suruh mereka kurung lo di kamar sampai pagi!"
Plak!
"Lo gila Angga! Lo bener-bener gila!"