Jennaira adalah putri kandung dari keluarga bangsawan Bakari. Ia terlahir dari rahim istri kedua Aston Bakari yang bernama Jenny. Ibu kandung Jennaira tersebut adalah cinta pertama Aston. Jenny terlahir dari trah rakyat jelata, bukan berdarah bangsawan.
Kebahagiaan Aston hancur setelah kematian Jenny secara mendadak.
Suatu malam, Jennaira (21 tahun) sedang berjalan kaki menuju ke sebuah klub malam terbaru di kotanya. Ia punya pekerjaan gelap yakni mencuri dompet-dompet orang kaya.
Jennaira terkejut melihat sebuah sedan mewah mengalami kecelakaan tunggal di depan kedua matanya. Ia berlari ke TKP untuk menolong.
Akan tetapi, Jennaira begitu terkejut melihat wajah seorang wanita muda yang ditolongnya itu ternyata mirip sekali dengan wajahnya.
"Kenapa wajahnya mirip sekali dengan wajahku? Apa aku punya saudara kembar?" batin Jenna.
Bagaimana bisa Jennaira, putri kandung dari putra mahkota Keluarga Bakari bisa tinggal berjauhan dari keluarga aslinya yang kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Terbukti Ko_rupsi
Kepala keuangan pun akhirnya buka suara setelah didesak Daddy Aston. Ia mengatakan jika perusahaan para pembeli yang menunggak tersebut adalah pelanggan dari James Bakari.
Mereka semua memang perusahaan baru. Awalnya mereka mengikuti prosedur yang ada. Walaupun beberapa hal prosedural sedikit dipercepat karena dorongan dari James sendiri yang menginginkan demikian. Tentunya hal itu dilakukan James agar kontrak kerjasama segera berjalan.
Setelah ditelaah lebih dalam, Daddy Aston akhirnya tersadar jika dirinya telah kec0longan. Ia pun memerintahkan kepala keuangan membantu dirinya menelusuri jejak bisnis perusahaan-perusahaan tersebut.
Akhirnya tak berlangsung lama, bukti terkumpul dengan jelas jika para perusahaan pembeli ternyata hanya perusahaan fiktif. Dugaan isu memperkaya diri alias korupsi di PT. Minyak Gurih Bersama seketika mencuat.
Daddy Aston dan beberapa karyawan kepercayaannya pun berhasil mengungkap praktik modus mafia minyak yang cukup merugikan keuangan keluarga Bakari.
Walaupun nominal kerugian tidak membuat perusahaan bangkrut, tetapi hal itu membuat gejolak cukup signifikan di pasar saham serta kepercayaan para investor menurun drastis.
Jumlah kerugian ditaksir senilai lima ratus juta dollar lebih. Tentu dugaan korupsi ini terjadi dengan sangat sistematis, bukan hanya sekedar modus pembeli dari perusahaan fiktif melainkan peng0plosan jenis bahan bakar minyak (BBM) untuk meraup keuntungan besar.
James terbukti melakukan modus korupsi ini dengan sangat terencana. James membuat beberapa perusahaan fiktif untuk menjadi pemberi di PT. Minyak Gurih Bersama. Namun ia juga membuat perusahaan fiktif yang lain sebagai pemasok minyak pada perusahaan keluarganya itu.
Skema korupsi ini dimulai dari pembelian cukup besar dan serentak dari perusahaan fiktif ke PT. Minyak Gurih Bersama dengan harga sedikit diturunkan di bawah standar secara terselubung.
Lalu, dilakukan pengkondisian agar produksi minyak mentah di kilang induk menurun. Kondisi inilah yang dijadikan dasar untuk melakukan impor minyak dari perusahaan lain. Disusul perusahaan penjual minyak fiktif memasok pesanan impor dari PT. Minyak Gurih Bersama.
Padahal sejatinya minyak yang dijual pada perusahaan keluarga Bakari itu berasal dari produknya sendiri.
Proses pembelian hingga proses impor tersebut yang kemudian dijadikan ladang korupsi. Hal ini bisa terjadi mulai dengan cara pengkondisian yang begitu sistematis dan rapi berlanjut penentuan pemenang bagi perusahaan eksekutor impor serta penambahan harga impor atau mark up.
Dari kasus ini, Daddy Aston betul-betul tak habis pikir dengan cara James yang ingin memperkaya diri sendiri yang berasal dari kekayaan milik keluarganya. Daddy Aston juga merasa bersalah pada sang ayah karena terlalu percaya pada James dan beberapa pengkhianat di perusahaan.
Beberapa orang penting di kantornya saling bersek0ngkol mendukung James yang melakukan k0rupsi. Tentu saja mereka mendukung karena ikut menikmati hasil kotor tersebut.
Padahal gaji mereka sangat tinggi. Namun sejatinya manusia tak pernah puas. Selalu haus akan harta dan kekuasaan.
Hal ini juga menunjukan masih lemahnya pengawasan secara internal. Daddy Aston pun akhirnya melaporkan semuanya pada sang ayah. Ia tak bisa menutupinya.
Walaupun sang ayah sedang sakit, tapi ia berhak tau. Terutama kelakuan James yang sangat merugikan tersebut.
"Uhuk-uhuk..." Opa George pun terbatuk-batuk mendengar kabar tersebut. Walaupun sejujurnya dalam hati ia sudah menebak sifat dan karakter James.
"James sudah keterlaluan, Dad. Aku benar-benar harus menghukumnya!" desis Daddy Aston.
"Dad mohon jangan lakukan tindakan hukum pada James," ucap Opa George.
"Dad !!" seru Aston merasa tak terima dengan keputusan sang ayah.
"Dad banyak bersalah padanya," lirih Opa George.
"Kenapa jadi Dad yang merasa bersalah? Kan yang salah James,"
"Mungkin dia merasa kurang kasih sayang dari Dad karena aku terlalu fokus denganmu. Bisa jadi saat ini dia ingin membahagiakan dirinya sendiri walaupun cara yang ditempuh salah,"
"Kalau dia enggak diberi hukuman nanti dia tidak akan jera, Dad."
"Anggap saja apa yang diambilnya adalah sebagian warisan dari Dad yang memang menjadi haknya. Kamu tinggal mengatur sisa jatah untuknya di masa depan," putus Opa George.
Daddy Aston hanya mampu menghela nafas beratnya. Bahkan Opa George juga menyarankan jika kelak di masa depan James sudah berubah menjadi lebih baik, agar diberi kesempatan kembali untuk membantu bisnis keluarga Bakari.
Opa George ingin kedua anaknya itu akur dan tidak berselisih hanya karena harta semata. Sebagai anak, Daddy Aston hanya mampu menuruti permintaan sang ayah.
Daddy Aston melakukan penindakan tegas terhadap para pengkhianat selain James. Semuanya berhasil diciduk tanpa melibatkan nama James jika ingin tetap hidup layak setelah keluar dari penjara.
Mereka dipecat secara tidak terhormat dan dilakukan perampasan aset senilai apa yang diambil. Selebihnya yakni penahanan di penjara sesuai proses hukum yang berlaku.
Daddy Aston juga melakukan perbaikan sistem pengawasan yang lebih ketat di perusahaannya secara menyeluruh. Hal ini diperkuat untuk mengurangi celah-celah yang dimanfaatkan oleh para pengkhianat sejenisnya.
Seluruh harta keluarga Bakari dipegang dan dikelola penuh oleh Daddy Aston sepeninggal Opa George. Oma Ruby dan James hanya mendapat sedikit bagian saja. Mereka berdua seakan kehilangan power di dalam keluarga tersebut.
Padahal sejatinya, Oma Ruby tentu mengetahui kenyataan pembagian waris dan kekuasaan tersebut sejak lama.
Oma Ruby berharap Daddy Aston memberinya lebih dari apa yang tertera sebagai imbalan jasa balas budi selama mengasuhnya sedari kecil. Namun harapan itu hanya sebatas bayangannya semata dan berubah menjadi debu beterbangan.
Daddy Aston tipikal orang yang sangat disiplin dalam menjalankan amanah dari mendiang ayahnya sesuai tradisi turun-temurun keluarga Bakari.
Namun kepercayaannya pada James terkikis karena kejadian itu. Terlebih James sudah melakukan tindakan yang merugikan perusahaan. Namun ia masih bijak tetap mengizinkan Oma Ruby dan James tinggal di Mansion Tropical.
☘️☘️
Kembali ke masa sekarang.
Beberapa hari berlalu. Hidup Jenna di keluarga Bakari berjalan lancar. Jenna masih berusaha mencari keping-keping bukti untuk mendukung dugaannya selama ini yang terus berseliweran di otaknya.
Saat ini menunjukkan pukul satu dini hari. Tak lama, ponsel Jenna tiba-tiba berdering.
Kring...kring...kring...
"Astaga, siapa sih yang telepon malam-malam begini?!" keluh Jenna yang masih dalam kondisi memejamkan matanya, namun bibirnya mengomel.
Deringan telepon pribadinya masih terus berbunyi. Mau tak mau tangan Jenna perlahan mencari ponselnya, walaupun kedua matanya masih mengantuk.
"Aku sumpahin nih orang jomblo abadi! Ganggu orang tidur saja!" gerutu Jenna.
Dengan terpaksa ia berusaha bangun, lalu menyandarkan tubuhnya di papan ranjang. Jenna mengucek kedua matanya agar rasa kantuknya lenyap. Setelah melihat layar ponselnya, ternyata Max yang meneleponnya.
"Kenapa Max telepon? Apa ada sesuatu yang penting terjadi sama Sovia di sana?" batin Jenna.
Ia pun segera mengangkat panggilan masuk dari Max.
"Halo, Max. Ada apa?"
Bersambung...
🍁🍁🍁
kelakuan busuk keluarga sunggu menyakitkan pasti kecewa banget kalau terbongkar siap siap lah jena tuk menopang dedy mu.......