NovelToon NovelToon
Ayo Kita Cerai, Suamiku!

Ayo Kita Cerai, Suamiku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: YoungLady

Selama lima tahun pernikahan, Niken dan Damar tampak seperti pasangan sempurna di mata semua orang. Di balik senyum yang mereka pamerkan, ada luka yang mereka sembunyikan—ketidakmampuan untuk memiliki anak. Niken tetap bertahan, meski setiap bisikan tajam dari keluarga mertua dan orang sekitar menusuk hatinya.

Hingga badai besar datang menghantam. Seorang wanita bernama Tania, dengan perut yang mulai membuncit, muncul di depan rumah mereka membawa kabar yang mengguncang, dia adalah selingkuhan Damar dan sedang mengandung darah dagingnya. Dunia Niken seketika runtuh. Suami yang selama ini ia percayai sepenuh hati ternyata menusuknya dari belakang.

Terseret rasa malu dan hancur, Niken tetap berdiri tegak. Demi menjaga nama baik Damar dan keluarganya, ia dengan pahit mengizinkan Damar menikahi Tania secara siri. Tapi ketegarannya hanya bertahan sebentar. Saat rasa sakit itu tak tertahankan lagi, Niken mengambil keputusan yang mengguncang. Ia memutuskan untuk bercerai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Matahari belum sepenuhnya tinggi saat suara bel pintu rumah Niken berbunyi. Dengan rambut masih terikat sembarangan dan piyama bermotif bunga, ia melangkah malas menuju pintu. Ia tak mengharapkan tamu pagi-pagi begini. Namun, begitu pintu dibuka, hanya ada seorang kurir berdiri sambil menyodorkan kantong kertas cokelat besar.

"Pesanan untuk Bu Niken," kata si kurir.

Niken mengernyit. Ia tak merasa memesan apa-apa. Namun setelah melihat nama pengirim di nota kecil yang tersemat, senyumnya langsung muncul. *Bastian*.

Rasa kantuk yang tadi menggelayuti langsung sirna. Ia membawa masuk kantong kertas itu dengan hati-hati, seolah sedang memegang sesuatu yang amat berharga. Begitu dibuka, aroma gurih langsung memenuhi udara. Satu porsi soto daging dengan kuah kuning menggoda, lengkap dengan nasi, perkedel, dan jeruk nipis. Di sampingnya, sebuah kotak plastik bening berisi aneka gorengan; tahu isi, tempe, bakwan, dan risol. Semua lengkap dengan saus dan sambal dalam kemasan mungil.

Namun yang membuat jantung Niken berdetak lebih cepat adalah selembar kertas kecil yang diselipkan di dalam plastik. Tulisannya rapi dan jelas:

*Makan tepat waktu, agar kesayanganku tidak gampang sakit.*

Tangannya bergetar pelan saat membaca. Seolah udara pagi berubah jadi angin segar yang menampar lembut wajahnya. Pipinya memanas, bibirnya membentuk senyum malu-malu yang tak bisa ia tahan.

"Bastian..." bisiknya, antara kagum dan tak percaya.

Ia tak pernah menyangka, pria yang baru beberapa jam jadian dengannya itu bisa memiliki sisi manis seperti ini. Perhatian kecil yang terasa besar di hatinya. Jika terus begini, pikir Niken, ia bisa-bisa benar-benar sekarat—bukan karena patah hati, tapi karena diabetes akibat terlalu sering disuguhi manisnya sikap Bastian.

Ia duduk di meja makan, menatap soto di hadapannya sejenak sebelum menyendok kuah hangat itu. Rasanya nikmat, tapi lebih dari itu, rasanya menghangatkan hati. Ada seseorang di luar sana yang memikirkan dirinya. Seseorang yang ingin ia tetap sehat. Seseorang yang menyebutnya "kesayangan."

Sekilas, bayangan masa lalunya melintas. Damar, mantan suaminya, nyaris tak pernah melakukan hal seperti ini. Bahkan saat mereka masih bersama, Niken lebih sering makan sendiri, memasak sendiri, dan menenangkan dirinya sendiri. Damar selalu sibuk—setidaknya begitu alasannya.

Sampai akhirnya, Niken tahu apa sebenarnya yang membuat Damar terlalu sibuk untuk memperhatikannya. Seorang wanita lain. Lebih muda, lebih energik, dan konon lebih "mengerti" Damar. Pengkhianatan itu meninggalkan luka yang sempat membuat Niken enggan membuka hati lagi.

Namun pagi ini, luka itu seperti diberi salep penenang. Bastian memang belum lama hadir, tapi ia tahu cara membuat Niken merasa dihargai. Diperhatikan.

"Makan tepat waktu, ya?" gumam Niken menirukan isi kertas, lalu tersenyum sendiri.

Mungkin, pikirnya, tidak semua pria sama. Dan mungkin, ia bisa percaya lagi—pelan-pelan, melalui semangkuk soto dan sekotak gorengan.

***

Hari itu, Niken memulai paginya dengan semangat membara. Efek dari perhatian manis Bastian pagi tadi masih membekas hangat di dadanya. Ia menatap wajahnya di cermin sambil merapikan riasan tipis di wajahnya, senyum terus terukir tanpa sadar. Seolah dunia kembali memihaknya setelah sekian lama diselimuti awan kelabu.

Begitu sampai di pabrik, langkahnya ringan. Para karyawan menyapa, dan ia membalas dengan senyum yang lebih tulus dari biasanya. Semua pekerjaan terasa lebih mudah diselesaikan. Entah karena mood yang sedang bagus, atau karena hatinya sedang berbunga-bunga.

Saat jam makan siang tiba, seorang asisten datang menghampiri ruangannya sambil membawa dua kotak makanan dan segelas kopi. Niken mengangkat alis heran.

“Dari siapa?” tanyanya meski hatinya sudah menebak.

“Katanya dari Pak Bastian, Bu.”

Niken nyaris tertawa senang. Kotak pertama berisi salmon panggang dengan sayuran segar, dan kotak kedua berisi potongan buah segar. Di samping gelas es kopi, ada selembar kertas kecil yang membuat pipinya kembali memerah:

*Untuk wanita pekerja keras yang selalu lupa makan tepat waktu. Jangan abaikan tubuhmu, ya. Aku ingin kau sehat terus, agar bisa menemaniku hingga akhir masa.*

Senyumnya makin lebar. Bahkan tak sadar dirinya membacanya tiga kali, lalu memeluk kertas itu sebelum menyimpannya ke dalam laci. Detik berikutnya, pintu ruangannya terbuka, dan Fayola masuk sambil membawa berkas.

“Paham kan sekarang kenapa aku suka berondong?” goda Fayola dengan senyum nakal.

Niken memutar mata, tapi tak bisa menyembunyikan senyum lebarnya.

“Karena mereka lebih manis dan perhatian?” balas Niken pelan.

“Exactly,” Fayola menjentikkan jari. “Lihat deh, kau dari tadi senyum-senyum sendiri. Sampai susah nutup mulut. Mukamu kayak orang baru pacaran jaman SMA.”

Niken terkekeh. “Aku mulai paham rasanya ‘butterfly era’. Deg-deg-an, semangat terus, bawaannya pengen ketemu dia terus.”

“Dan kamu tahu, Nik?” Fayola mencondongkan tubuhnya, menurunkan suara. “Aku dengar, orangtua Bastian baru balik dari luar negeri kemarin. Ada kemungkinan dia akan membawamu berkenalan dengan mereka dalam waktu dekat.”

Jantung Niken mendadak berdebar lebih cepat. “Hah? Apa?"

Fayola mengangguk yakin. “Kamu tahu sendiri, Bastian tipe serius. Sekali dia fokus sama seseorang, dia tidak main-main.”

Niken terdiam. Matanya menerawang. Bukannya tak ingin dikenalkan, tapi bayangan masa lalunya kembali menyergap. Ia bukan gadis muda polos seperti dulu. Ia seorang janda, bagaimana kalau orangtua Bastian tak menerima statusnya itu?

“Aku… belum siap. Aku harus bagaimana? Aku merasa tidak layak untuk menjadi menantu mereka,” gumam Niken akhirnya.

Fayola menggenggam tangannya lembut. “Kau lebih dari sekedar layak, Ken. Kau cantik, baik, seorang pemilik perusahaan. Ayolah, tingkatkan rasa percaya dirimu itu!"

Niken menghela napas pelan. Harap dan takut bergumul jadi satu di dadanya. Tapi satu hal yang ia tahu pasti, Bastian telah membuka hatinya kembali—dan mungkin, ia harus belajar menerima kalau kebahagiaan itu memang sedang mengetuk pintu kehidupannya.

Bersambung....

1
Rahmawati
bagus ceritanya
Rahmawati
baru dua hari loh pacarannya, udah di lamar aja
Rahmawati
semoga ortu Bastian berubah pikiran dan menerima niken sbg calon mantu
Rahmawati
td salah ketik nama, yg ngobrol dengan Bastian masak Tania thor
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺: terimakasih atas koreksinya. author keder, sudah di revisi ya😂🙏😘
total 1 replies
Rahmawati
Bastian pasti ada rasa nih sm niken makanya mau bantu niken
Rahmawati
ini nih tipe perempuannya yg gk mau dia ajak berjuang, maunya langsung sukses
Rahmawati
jgn ke pede an km damar,, gk mgkin niken ngemis minta rujuk sm km
Daneen
Semangat Thomas
Azizah Hazli
Luar biasa
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺
terimakasih🙏
Rahmawati
km masih muda Tania seharusnya km bisa bekerja keras agar gk hidup susah
Rahmawati
ternyata damar cuma numpang dirumah niken
Rahmawati
aku mampir Thor
Daneen
Kapok lu damar
Uba Muhammad Al-varo
bagus
Vien Habib
Luar biasa
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺
terimakasih sudah datang berkunjung🙏
Ma Em
Makanya Damar kalau sdh punya istri yg baik itu jgn bertingkah sekarang kerasa sama kamu kan perbedaannya antara Niken dan Tania, kalau sama Niken kamu dihargai dan di hormati tapi dgn Tani Kamu cuma dijadikan babu.
Ma Em
Semangat Niken mungkin kamu akan mendapatkan lelaki yg lebih baik dari Damar, bkn Niken yg akan menyesal tapi Damar yg akan menyesal karena sdh menduakan mu Niken.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!