NovelToon NovelToon
Pernikahan Balas Dendam

Pernikahan Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:378
Nilai: 5
Nama Author: arinnjay

Seorang wanita cantik dan tangguh bernama Arumi Pratama putri tunggal dari keluarga Pratama.
Namun naas suatu kejadian yang tak pernah Arumi bayangkan, ia dituduh telah membunuh seorang wanita cantik dan kuat bernama Rose Dirgantara, adik dari Damian Dirgantara, sehingga Damian memiliki dendam kepada Arumi yang tega membunuh adik nya. Ia menikah dengan Arumi untuk membalas dendam kepada Arumi, tetapi pernikahan yang Arumi jalani bagaikan neraka, bagaimana tidak? Damian menyiksanya, menjadikan ia seperti pembantu, dan mencaci maki dirinya. Tapi seiring berjalannya waktu ia mulai jatuh cinta kepada Damian, akankah kebenaran terungkap bahwa Arumi bukan pelaku sebenarnya dan Damian akan mencintai dirinya atau pernikahan mereka berakhir?
Ikutin terus ceritanya yaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arinnjay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 : Dia Detak Dalam Satu Hati

Bab 33 – Dua Detak dalam Satu Hati

Pagi itu, langit tampak cerah dengan awan putih bergelombang seperti kapas. Angel berdiri di depan cermin kamar, memandangi bayangan dirinya yang tampak sedikit berbeda. Wajahnya pucat, dan rasa mual yang datang setiap pagi makin menjadi. Perutnya memang belum menonjol, tapi tubuhnya terasa… lain.

“Aku nggak ngerti, Sak… aku ngerasa aneh akhir-akhir ini,” ujar Angel sambil duduk di pinggir ranjang, mengelus perutnya pelan.

Saka yang baru keluar dari kamar mandi langsung menghampiri, “Kamu capek? Sakit kepala lagi?”

Angel menggeleng pelan, “Nggak juga… tapi mualnya udah seminggu. Kayak waktu pertama kita nikah, inget nggak? Aku muntah tiap lihat nasi goreng.”

Saka tertawa pelan, “Iya, dan kamu ngambek karena aku masakin terus.”

Tawa mereka pecah sejenak, lalu Angel menatap Saka serius. “Kayaknya aku harus tes…”

---

Beberapa jam kemudian, Angel berdiri di kamar mandi, menatap test pack di tangannya. Dua garis merah menyala terang, tanpa ragu.

Deg.

Tangannya gemetar. Ia keluar dari kamar mandi dan menatap Saka dengan mata berkaca-kaca.

“Sayang…” suaranya pelan, nyaris berbisik. “Kita bakal punya anak.”

Mata Saka melebar. Ia sempat diam, seolah otaknya butuh waktu untuk memproses. Tapi ketika ia melihat senyum di wajah Angel—meski disertai air mata—ia langsung menarik istrinya ke pelukannya.

“Serius?” bisiknya.

Angel mengangguk pelan di dada Saka. “Iya. Kita bakal jadi orang tua.”

---

Beberapa hari setelahnya, Angel dan Saka pergi ke dokter kandungan. Saka terlihat lebih cemas daripada Angel. Tangannya menggenggam erat tangan Angel sepanjang perjalanan.

Saat mereka masuk ruang USG, dokter muda yang ramah menyapa mereka dengan senyum lebar. “Siap lihat calon anggota keluarga baru?”

Angel tertawa gugup. “Deg-degan, dok.”

Gel dioleskan ke perut Angel. Beberapa detik layar tampak gelap… lalu detak jantung terdengar. Cepat. Kuat.

Satu detak. Lalu… detak kedua.

“Lho?” Angel mengerutkan dahi. “Kok dua, dok?”

Dokternya tersenyum lebih lebar. “Karena kamu hamil anak kembar, Bu Angel.”

Deg.

Angel menoleh ke Saka yang terdiam. Mulutnya terbuka tapi tak ada suara keluar. Wajahnya pucat, seperti baru dengar plot twist dari drama Korea.

“Sayang…” Angel memanggil pelan.

Saka akhirnya bersuara, “Dua…? Kita… punya dua bayi?”

Dokter tertawa kecil. “Iya. Dua kantung janin. Detaknya jelas. Kembar non identik.”

---

Perjalanan pulang dari rumah sakit jadi penuh tawa dan panik bersamaan. Angel menatap suaminya sambil nyengir, “Gimana, Pak Ayah? Siap jadi bapak dua anak sekaligus?”

Saka menatap jalan sambil geleng-geleng, “Aku belum beli stroller yang bisa muat dua bayi. Kasur bayi juga cuma satu. Popoknya… waduh. Ini beneran, ya?”

Angel memukul lengannya pelan, “Beneran. Dan kamu harus siap.”

---

Sesampainya di rumah, Angel langsung video call Arumi. Wajah Arumi langsung muncul di layar dengan senyum lebar.

“Hey, kamu kok kelihatan glowing banget?” sapa Arumi.

Angel tersenyum malu-malu. “Rum… aku hamil.”

Arumi langsung menjerit pelan, “Serius?! Angel!! Alhamdulillah!!”

“Tapi bukan itu aja,” Angel menarik napas. “Aku hamil kembar.”

Suasana layar langsung ramai. Damian ikut masuk ke layar, dan Arsha dari belakang berteriak, “Mamaaaa, Angel tante hamil kembar?!”

Angel tertawa sambil menutup wajahnya, “Iya, Arsha. Kamu bakal punya sepupu dua sekaligus!”

---

Sejak kabar itu tersebar, hidup Angel dan Saka berubah. Rumah mereka mulai dipenuhi buku parenting, catatan belanja kebutuhan bayi, sampai jadwal kontrol yang makin ketat.

Angel belajar banyak soal hamil kembar—tentang risiko, perkembangan janin, sampai teknik pernapasan. Tapi satu hal yang paling ia pelajari adalah… bagaimana mencintai dua nyawa sekaligus sejak mereka hanya berupa detakan kecil di dalam perut.

Saka juga berubah. Ia jadi lebih protektif, lebih perhatian. Bahkan tiap malam, ia suka ngobrol sama perut Angel.

“Halo, anak-anak Ayah… kalian baik-baik aja di dalam sana?” katanya sambil mengelus perut Angel.

Angel selalu tersenyum melihat itu. “Kamu lucu banget.”

Saka mencium dahinya, “Karena kamu udah kasih aku keajaiban dua kali lipat.”

---

Bulan demi bulan berlalu. Perut Angel membesar dengan cepat. Kehamilan kembar membuat tubuhnya lebih cepat lelah, tapi ia merasa kuat karena dukungan Saka yang tak pernah putus.

Sore itu, mereka duduk di sofa ruang tengah, menonton ulang video USG sambil ngemil buah potong.

“Lihat, ini si kembar waktu minggu ke-18,” ujar Angel sambil menunjuk layar.

Saka menatap penuh kekaguman, “Aku masih nggak percaya, ada dua hati kecil di sana… dari kita berdua.”

Angel menatap suaminya. “Aku takut kadang…”

Saka memeluk bahunya, “Aku juga. Tapi kita bisa belajar bareng. Kayak Arumi dan Damian. Liat mereka sekarang…”

Angel tersenyum, mengingat wajah lelah tapi bahagia Arumi yang ia lihat saat kunjungan terakhir.

“Mereka udah bertiga… sekarang kita nyusul,” gumam Angel.

---

Menjelang trimester akhir, Angel dan Saka diundang ke rumah Arumi dan Damian lagi. Kali ini, suasana rumah jauh lebih ramai. Anak ketiga Arumi baru berusia dua bulan, dan suasana penuh tawa bayi dan balita memenuhi udara.

“Rumah ini kayak taman bermain!” celetuk Saka sambil mengangkat Arsha yang minta gendong.

Damian tertawa, “Nanti rumah kalian juga bakal begini. Dua bayi kembar? Wah, rame banget.”

Angel duduk di samping Arumi. “Aku deg-degan, Rum. Jujur aja.”

Arumi mengelus tangan Angel. “Deg-degan itu wajar. Tapi percaya deh, pas kamu liat mereka lahir, kamu bakal tahu… semuanya worth it.”

Angel memandang anak-anak Arumi satu-satu. Mereka tumbuh ceria, hangat, dan penuh cinta.

Saka datang menghampiri, duduk di sebelah Angel. “Aku janji, kita jalanin semua ini bareng-bareng.”

Angel mengangguk pelan, air matanya jatuh tanpa suara.

---

Dan malam itu, di rumah yang dipenuhi suara tawa dan tangisan bayi, dua keluarga yang pernah terluka kini saling menguatkan, saling mendampingi. Bukan lagi tentang balas dendam, bukan lagi tentang masa lalu yang menyakitkan.

Kini semua tentang cinta. Tentang keluarga.

Dan dua detak di dalam satu hati… jadi bukti bahwa cinta yang tumbuh perlahan, bisa berlipat ganda tanpa batas.

---

1
Araceli Rodriguez
Ngangenin deh ceritanya.
Cell
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
filzah
Karakter-karakternya sangat hidup, aku merasa seperti melihat mereka secara langsung.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!