"Mari kita menikah." ucap seorang pria yang terlihat tinggi dan tegak itu dengan wajah yang tampan dan putih itu mengajak seorang wanita menikah.
Wanita itu terkejut kenapa majikan atau lebih tepatnya anak majikannya mengajak dirinya menikah pria yang mewarisi usaha papi nya orang kaya malah ingin menikahinya yang anak seorang pembantu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22...
"Ren... Leon mana apa dia masih tidur.?" ucap mami Bella membuat Rena gugup.
"I... Iya mi mas Leon masih tidur." ucap Rena.
Mami Bella tersenyum putranya ternyata sudah bisa menerima Ren, tidak lama lagi kakek Firman pasti akan mendapatkan cicit itu yang di harapan oleh kakek Firman akan terkabul...
"Kayaknya Leon capek banget ya semalam.?" ucap mami lagi.
"Iya mami..." ucap Rena.
"Mami, apa boleh Rena ikut antar ke bandara dan pulang ke rumah bunda." ucap Renata.
"Boleh sayang...." ucap mami Bella.
Selesai sarapan Rena ke lantai tiga di sana ada bi Tuti lagi menemani Cici menjemur baju... Leon yang baru bangun kaget melihat dirinya tanpa sehelai benang saat Leon menyingkap selimut ada bercak darah...
"Apa yang terjadi semalam." ucap Leon... Sambil berusaha mengumpulkan kesadarannya Leon memukul selimut.
"Ah... Sial..." ucap Leon... Dia segera mandi saat selesai mandi baru saja keluar kamar mandi Rena masuk kamar.
Mata Rena dan Leon bertemu tapi Leon memutuskan nya dengan menatap Rena dengan penuh benci Leon mengambil dompet miliknya dan mengeluarkan uang yanga da di dompetnya lalu mendekat ke Rena.
"Aku rasa ini cukup." ucap Leon memberi uang tersebut ke tangan Rena.
"Apa ini tuan, maksud saya apa ini tuan.?" ucap Rena sambil memegang uang tersebut.
"Aku rasa kamu paham, semalam kamu menggoda ku dengan kondisi ku seperti itu.?" ucap Leon.
"Apa... Anda." ucap Rena terhenti.
"Jadi aku mau kamu yang mencucinya atau lebih baik buang itu."ucap Leon menunjuk ranjangnya yang di balut sprei putih yang terkenal noda darah Rena.
"Lalu anda pikir saya wanita..." ucap Rena lalu melempar kan uang itu ke Leon... Dia juga langsung melepas sprei tersebut sambil menangis...
Leon terdiam dia langsung menarik Rena tangannya melayang ke atas hampir saja menampar wajah Rena... Dengan reflek Rena memejamkan matanya Leon pun menurunkan tangannya tidak jadi.
"Kenapa, kenapa tuan.?" ucap Rena lalu pergi sambil membawa sprei itu keluar Rena pun naik ke lantai tiga mencuci sprei itu sambil menangis.
"Nona." ucap Cici.
"Biar saya yang cuci." ucap Cici menawarkan diri.
"Tidak usah mba saya bisa." ucap Rena.
"Anda kenapa.?" ucap Cici.
"Tidak ada..." jawab Rena.
Cici akhirnya menyuruh Rena mencuci pakai mesin yang sudah di siapkan sambil menunggu cucian di mesin Bi Tuti memanggil Rena karena mami Bella dan papi serta kakek Firman sudah mau berangkat.
"Mami tunggu sebentar." ucap Rena mengambil tas di kamar Rena yang melihat uang itu masih berserakan di lantai...
Tapi Rena tidak peduli dia segera cepat pergi ke bawah untuk mengantar mami Bella ke bandara dan Rena berniat untuk pulang kerumah bunda Wati dia ingin sekali menenangkan dirinya, ternyata Leon sudah pergi tidak tau kemana di dalam mobil Rena hanya diam.
"Sayang kamu kenapa.?" ucap mami Bella.
"Aku baik baik saja mami... Mmmm mami berapa lama disana.?" ucap Rena.
"Mungkin nanti mami dan papi akan bulak balik jadi disana Leni dan kakek saja." ucap mami Bella...
Rena hanya mengangguk saja... Lalu mami Bella juga bertanya ponsel pada Rena, pertanyaan itu membuat Rena bingung harus jawab apa.
"Sayang nanti kamu hubungi mami ya." ucap mami Bella.
"Iya mami..." ucap Rena.
"Apa ponsel kakak sudah ada.?" tanya Leni.
Izin yaa