Bu Bai, Seorang Raja Assassin di Dunia Modern meninggal karena umur.
Setelah kematiannya, Jiwa Bu Bai berpindah ke tubuh Pria bernama Xiao Bu Bai Didunia Kultivator yang merupakan seorang pelayan pembersih di sebuah sekte tingkat 3 yang juga dalam keadaan kritis akibat siksaan disebuah ruangan.
Walaupun dalam keadaan begitu, Keberuntungan Bu Bai seorang Raja Assassin masih berpihak padanya.
Sebuah System muncul dihadapan-nya dan membantunya untuk menjadi tak terkalahkan hingga yang terkuat dan mencapai keabadian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wartrick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 32- Klan Pedagang
“Kalian berdua harus belajar mempercayai satu sama lain, atau kalian akan mati di luar sana. Wilayah netral bukan tempat yang bisa kalian hadapi dengan keangkuhan.” Kata Guo Yunjian memberikan nasehat kepada Bu Bai dan Lan Yue.
Baik Bu Bai maupun Lan Yue tidak mengatakan apa-apa.
Lan Yue memalingkan wajah, menyembunyikan ekspresi yang sulit ditebak. Dia bukan gadis yang mudah tersulut emosi, tapi serangan Bu Bai barusan... terlalu tajam, terlalu terukur, dan terlalu cepat. Itu bukan keahlian seorang kultivator biasa. Bahkan di antara para Murid Inti, tak banyak yang bisa mengendalikan jarum dengan keakuratan seperti itu.
Sementara itu, Bu Bai berdiri tenang, seperti tak terjadi apa-apa. Di balik sikap dinginnya, dia sedang mengamati. "Reaksinya cepat. Jika dia benar-benar ingin membalas, mungkin aku tak akan sempat menghindar."
Guo Yunjian duduk, mengelus dagu-nya. “Hari ini kalian beristirahat-lah, kalian akan berangkat besok pagi." Kata Guo Yunjian.
"Baik Tetua~" Ucap Bu Bai dan Lan Yue sambil membungkuk lalu kemudian pergi meninggalkan ruang Guo Yunjian.
...
Malam itu turun dengan cepat di Sekte Awan Surgawi. Langit dipenuhi bintang.
Dihalaman belakang Murid Pelayan, Bu Bai duduk di atas kursi batu di taman kecil belakang kediamannya. Di hadapannya, teko teh hangat mengepul pelan, ditemani secangkir keramik kuno yang tak pernah jauh dari genggamannya.
Pikirannya melayang pada jarum perak yang tadi ia lontarkan ke arah Lan Yue. Bukan niatnya untuk memulai konflik, tapi tatapan Lan Yue, terlalu meremehkan. Seolah keberadaan Bu Bai tak lebih dari beban dalam misi nanti.
Bu Bai seorang Assassin, sebenarnya dia lebih suka untuk bergerak sendiri. Selain karena keahlian-nya sebagai Assassin, Teknik Silence Of The Heavens juga sangat membantu-nya untuk bergerak sendiri.
Tapi Bu Bai tidak bisa memutuskan-nya, Guo Yunjian sudah memilih Lan Yue sebagai rekan-nya dalam misi ini. "Hmm~ Jika dia berani meremehkan-ku lagi, liat saja..." Bu Bai tersenyum licik, dia sudah memikirkan sesuatu kepada Lan Yue jika diremehkan lagi. Bahkan jika Lan Yue sekarang di tingkat Core Formation, Bu Bai tidak peduli dan tidak takut sama sekali.
"Hoiii~ Bu Bai!!" Pang Liang datang berlari sambil memanggil nama-nya.
Pang Liang berlari tergesa, napasnya sedikit terengah ketika akhirnya sampai di hadapan Bu Bai. Mata lebarnya memancarkan emosi yang campur aduk antara cemas, gelisah, dan berat hati. Ia tidak seperti biasanya yang ceria dan suka bersikap konyol. Malam ini, aura serius menyelimuti dirinya.
Bu Bai menoleh perlahan, alisnya terangkat. “Kau belum tidur?”
Pang Liang tertawa pelan, namun tawanya terasa dipaksakan. “Aku datang karena ada sesuatu yang harus kukatakan padamu. Kau sekarang cukup sulit ditemukan ya..." Kata Pang Liang.
Dalam beberapa hari ini, Bu Bai tinggal di kediaman Huo Zhen, sehingga Pang Liang tidak bisa bertemu dengan Bu Bai.
Bu Bai menuangkan teh ke dalam satu cangkir lagi, lalu mendorongnya ke arah Pang Liang. “Duduk dulu.”
Pang Liang menatap teh itu sejenak, lalu duduk di kursi batu di seberang Bu Bai. Ia memegang cangkir itu, tapi tidak langsung meminumnya.
“Ayahku mengirim surat pagi tadi,” kata Pang Liang akhirnya, suaranya rendah. “Dia memerintahkanku untuk segera kembali ke klan.”
Bu Bai diam sesaat. “Kenapa?”
“Karena dia takut aku mati,” Pang Liang menatap kosong ke taman yang diterangi cahaya bulan. “Semua sudah tau Sekte Awan Surgawi diserang kelompok Iblis. Ayah-ku takut terjadi sesuatu kepada-ku di tempat ini. Jadi dia meminta-ku untuk disisi-nya dan menjadi seorang pedagang saja sama seperti diri-nya." Kata Pang Liang.
Bu Bai mengerutkan keningnya, " Menjadi pedagang?"
“Ya,” jawabnya singkat. “Ayahku bilang, dunia kultivator terlalu berbahaya bagi orang sepertiku. Dia ingin aku menjalani hidup yang lebih pasti dengan menjalankan usaha Klan. Itu jauh lebih aman.”
Bu Bai menatapnya dengan sorot tajam, bukan karena marah, tapi mencoba memahami. “Apa itu yang kau inginkan?”
Pang Liang terdiam lama.
“Aku tidak tahu,” Jawab Pang Liang dengan singkat.
Bu Bai menyesap tehnya, matanya tetap menatap bulan yang tinggi. Bu Bai tidak tahu banyak soal keluarga Pang Liang. Selama ini, Pang Liang tak pernah banyak bicara soal asal-usulnya, bahkan saat Jiwa Bu Bai yang lama.
“Jika kau menjadi pedagang,” kata Bu Bai akhirnya sedikit penasaran, “apa yang akan kau jual?”
Pertanyaan itu membuat Pang Liang terkekeh pelan. “ Klan ku menjual banyak barang-barang spiritual. Mungkin jimat, pil penyembuh, senjata, Semua barang yang kami dagang-kan itu sering dibutuhkan para kultivator.”
Bu Bai terdiam untuk sementara waktu. "Klan-mu... sepertinya bukan pedagang kecil ya..." Ucap Bu Bai.
Menjual hampir seluruh barang-barang tersebut tentu Bu Bai berpikiran kalau Klan Pang Liang bukanlah Pedagang biasa.
Pang Liang tersenyum kecil, Dia menggaruk pipi-nya yang tidak gatal. “Bisa dibilang begitu.” Kata Bu Bai dengan singkat.
Bu Bai menatap Pang Liang lebih lama dari biasanya. Wajahnya yang bulat, tawanya yang sering kelewat kencang, dan sikap konyolnya selama ini ternyata menyembunyikan sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan lelucon murahan.
“Jadi, selama ini kau anak orang kaya yang menyamar?” Bu Bai akhirnya berkata dengan setengah bercanda.
Pang Liang tertawa pelan, tapi kali ini tawanya lebih jujur. “Aku tidak menyamar sama sekali, kau saja yang tidak pernah bertanya tentang asal-ku." Kata-nya.
"Seberapa kaya Klan-mu?" Bu Bai semakin penasaran dengan Pang Liang.
"Hmm~" Pang Liang menyentuh dagu-nya, terlihat seperti berpikir, "Cukup kaya untuk menyewa lima sekte kecil sekaligus dan membuatnya saling bunuh.” Ucap Pang Liang sambil menyeringai.
"Uhuk...Uhukk...", Bu Bai yang tadi sedang meminum teh-nya tiba-tiba saja tersedak saat mendengar ucapan Pang Liang.
"Klan mu sangat kaya..." Kata Bu Bai tidak bisa berkata-kata.
Dia menatap Pang Liang. Bu Bai merasa Pang Liang terlalu bodoh dalam hal ini. "Jika itu aku, Aku pasti hidup dengan tenang." Bu Bai berbicara dalam hati-nya.
Hal itu memang keinginan Bu Bai sebelum dia mati di bumi sebagai seorang Assassin. Bu Bai hanya ingin hidup tenang dengan banyak uang dan memiliki beberapa Istri.
Bu Bai meletakkan cangkirnya, dia kemudian bangkit berdiri. Tangan Bu Bai menepuk kedua pundak Pang Liang. "Dengarkan kata Ayah-mu!" Kata Bu Bai.
"Ha? Kenapa?" Tanya Pang Liang dengan sedikit kebingungan.
"Belajarlah dengan Ayah-mu dan jadilah pedagang yang hebat. Suatu hari nanti, aku pasti membutuhkan-mu..."
Bersambung~
Jangan Lupa Di Like dan Komentar nya...