Menceritakan tentang gadis belia yang memutuskan menikah muda, mampu kah ia menjalani biduk rumah tangga yang penuh liku-liku? akan kah ia menyerah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspita.D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Dua hari setelah perdebatan itu aku pun fi antar ke pelabuhan oleh mas Tio di ikuti adik perempuan nya yang menggunakan motor.
Saat akan naik ke atas kapal, sebisa mungkin aku menahan air mata ku, karna merasa akan berpisah dari suamiku, seburuk apa pun dirinya.
Aku naik kapal bersama rombongan pekerja tambang yang terdiri atas 7 orang, meski pun aku tak mengenal mereka sebisa mungkin aku tetap berbincang dengan mereka, agar tak merasa sendiri.
Aku mendapat kamar yang di kelilingi oleh para laki-laki, saat tidur kaki ku di tindih oleh kaki seseorang yang membuatku tak bisa tidur.
Aku pun berniat mencari angin, saat keluar aku mendengar suara musik yang kencang. Langkah kaki ku membawaku ke tempat di mana ada nya musik, ternyata saat aku masuk, artis kapal yang tampil hanya menggunakan celana pendek yang hampir mirip celana dalam.
Aku lihat sekeliling, penonton di tempat itu hanya ada para pria, mereka menatap ku heran akhir nya aku mundur kembali, duuuh malu nya.
Aku pun berjalan ke pinggir pagar kapal. Di sana aku terdiam menatap luas nya laut yang begitu indah. Meski tanpa suami, perjalanan ku kali ini terasa nyaman, aku merasa bebas tanpa beban.
"Sendirian aja, boleh aku temani?" kata seorang pria yang menghampiriku.
"Silahkan" jawab ku singkat.
"Kenalkan namaku Radit" pria itu mengulurkan tangan nya. Namun aku tak menyambut uluran tangan tersebut.
"Aku Putri" jawab ku.
"Oh ya, ngomong-ngomong mau ke mana nih" tanya nya basa basi yang basi.
"Aku mau ke pulau K" kataku.
"Iya tau mau ke pulau K. Aku juga mau ke sana, maksud nya kota nya di mana, kalo aku ke kota PB" kata pria itu.
"Aku mau ke K .P" jawab ku sambil terus menikmati indah nya laut.
"Aku seorang TNI, nanti kapan-kapan main lah ke tempat ku," katanya tanpa di tanya. Aku hanya menjawab dengan senyum kecut.
"Hmmm boleh minta nomor HP nggak?" tanya nya, aku pun berpikir sejenak, karna aku tak punya ponsel, yang punya cuma mas Tio, jadi setelah berpikir sejenak aku beri nomor mas Tio aja pada pria yang kuanggap hidung belang ini.
"Ok nanti kalo sudah sampai, aku telfon kamu ya" kata pria itu, setelah mendapatkan nomor HP, dia pun pergi meninggalkan aku, aku pun kembali menikmati keindahan laut.
Setelah sehari semalam mengapung di atas laut, tiba lah kami di pelabuhan. Tanpa mampir ke mana-mana kami langsung naik travel, jarak tempuh pelabuhan dengan tempat tinggal ku 3 jam lama nya.
sampai di rumah, aku bingung. Sedangkan aku cuma bawa uang 400 ribu, yah walaupun mertua ku membekaliku dengan beras 10 kg hasil panen sawah nya sendiri, ada bawang merah juga 2 ikat.
Setelah berpikir, akhirnya aku mendapatkan ide, untuk menjual sebagian bawang merah tersebut, tentu saja banyak yang mau aku jual dengan harga lebih murah dari di pasar.
"Putri...ini suami mu telfon" kata mama, sambil memberikan HP jadul milik nya.
"Halo mas" sapa ku.
"Halo dek, gimana sudah sampai kamu?" tanya mas Tio.
Tentu saja aku sudah sampai dari kemarin, memangnya di kira aku nyangkut di mana.
"Iya sudah dari kemarin" jawab ku datar.
"Maaf ya baru bisa hubungi kamu, aku sibuk membajak sawah, badan ku juga rasanya capek banget" kata mas Tio dengan keluhan nya.
"Iya mas nggak papa, semoga mas cepat dapat duit buat beli motor" jawabku.
"Iya, oh ya, kemarin ada pria menelfon ku, dia cari kamu, siapa dia?" tanya mas Tio.
Aku berpikir sejenak, "Oh iya itu, kemarin waktu di kapal ada orang minta nomor HP, ya aku kasih aja nomor mas, karna aku kan nggak punya HP" jawabku dengan santai.
"Oh jadi kalo kamu punya HP bakalan telfonan sama orang itu?" seru mas Tio.
"Ya enggak lah" tentu saja aku mengelak.
"Ya sudah, aku mau istirahat capek" kata mas Tio tanpa mengucapkan salam dan menunggu jawaban ku ia matikan sambungan telfon nya.
Kebetulan di rumah, ada mba Rima, kakak dari mba Mida, mba Rima seorang janda, yang berteman dengan banyak laki-laki. Saat ini mba Rima sedang libur kerja, jadi mba Rima nginap beberapa hari di rumah mama.
"Put, coba deh kalo kamu punya HP, mba kenalin sama teman mba" katanya, keningku mengerut, apa maksud mba Rima ini.
"Mau nggak?" tanya nya pada ku, sedikit mendesak.
"Aku nggak punya uang mba buat beli HP" jawab ku, aku tak mungkin menggunakan uang makan ku untuk hal-hal yang seperti itu.
"Nah gini aja, mba kan punya dua HP, yang satu boleh deh kamu pinjam selagi suami mu belum datang" kata mba Rima membujuk ku.
"Baik lah kalo mba memaksa" jawab ku.
"Nah gitu dong, hidup itu jangan terlalu setia lah pada satu pria, nih HP nya, kamu isi pulsa sendiri ya, nah ini nomor pria yang mau mba kenalkan ke kamu" kata mba Rima sambil menyerahkan HP jadul milik nya, tak lupa memberikan nomor seorang pria pada ku.
Setelah mengisi pulsa, aku menimang-nimang HP di tangan ku, aku ragu, karna sebenar nya aku begitu mencintai mas Tio.
namun perasaan penasaran menghantui ku, hingga akhir nya aku nekat mencet panggil pada nomor pria yang bernama Ridho.
"Halo" suara dari seberang telfon terdengar, aku mulai gugup. Karna ini pertama kali nya aku menghubungi pria lain.
"Ha halo" sahut ku terbata.
"Ada apa Rima" kata pria itu yang mengira aku adalah mba Rima.
"A aku Putri, adik nya mba Rima" jawabku.
"Oh hai, salam kenal ya. Aku pikir Rima, bagaimana bisa kamu telfon aku pakai nomor Rima" tanya Pria tersebut, suara nya terdengar merdu.
"Hmmm mba Rima meminjamkan HP nya pada ku" jawabku.
"Baik lah, jadi namaku Ridho, harus nya Rima sudah cerita" kata pria yang baru menyebut namanya Ridho.
"Iya mba Rima sudah memperkenalkan nama mu" aku pun menjawab sekena nya.
"Suara mu begitu lembut, berbeda dengan Rima yang suara nya terdengar kasar. Pasti kamu orang nya cantik" kata Ridho yang mulai mengeluarkan jurus rayuan gombal.
"Hmmm maaf aku sudah mengantuk sambung besok lagi ya" kata ku, tanpa menunggu jawaban nya aku segera mematikan sambungan telfon.
Huf...akhir nya aku bisa bernafas lega. Tak ku sangka begini rasa nya bicara lewat sambungan telfon dengan pria lain.