NovelToon NovelToon
Maura : Tragedi Tahun Baru

Maura : Tragedi Tahun Baru

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: dewi widya

Hidup Freya Almeera Shanum berubah setelah tragedi tahun baru 6th silam yang membuatnya menjadi single parent dari anak bernama Maura Hanin Azzahra.

Maura, gadis berusia 5th itu selalu menanyakan keberadaan Ayahnya yang tak pernah diketemuinya dari kecil.

Pertanyaan sederhana tentang keberadaan sang Ayah yang selalu di lontarkan Maura membuat sang Bunda Freya (25th) merasa bersalah dan sedih. Bahkan Freya juga kadang teringat akan tragedi malam itu setiap sang putri bertanya keberadaan Ayahnya.

Semua salah wanita tak tahu terima kasih itu. Karena wanita itu, Freya sekarang menjadi single parent tanpa status.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi widya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lihat aja belum sudah main tutup

"Kamu kenapa sih Freya? Gak semangat banget hari ini."

"Masih pagi loh ini." tanya Mutia yang melihat Freya rebahan di sofa dengan tampang kusutnya.

"Kenapa sih cepat banget paginya." keluh Freya yang merasa semalam begitu cepat.

Padahal Freya sebelumnya selalu enjoy saja tiap kali menyambut pagi tiba. Karena bisa lagi melakukan kegiatan yang disukainya yaitu memasak. Ya walau hanya masakan ala kadarnya orang sederhana.

"Bilang aja kalau malas ketemu Bryan lagi." tebak Mutia yang sudah mendengar cerita dari Freya semalam.

Awalnya Mutia gak percaya apa yang dilihat di vidio yang tersebar di grup kantor. Tapi setelah mendengar secara langsung dari orang terkait akhirnya dia percaya.

Apalagi semalam Maura begitu senang dan antusias banget bercerita tentang sosok Ayah Bryan pada Mutia.

"Gak ada kerjaan banget sih kamu pagi-pagi nyebut nama dia." gerutu Freya yang berjalan mendekati Mutia yang sedang memasak.

"Lah emang nya harus nyebut siapa lagi? Kak Evan? Emang kamu masih suka sama Kak Evan?" tanya Mutia sambil menumis bumbu untuk membuat nasi goreng.

"Siapa sih yang gak suka sama Kak Evan. Dia itu baik, pintar, pengertian dan suka menolong pastinya." Freya tersenyum membayangkan sosok Evan.

"Kalau suka kenapa kamu tolak terus?" tanya Mutia yang tahu cerita antara Freya dan Evan.

"Aku memang suka sama Kak Evan. Tapi aku gak cinta sama dia." kata Freya sambil membuat susu untuk Maura juga teh buat Mutia juga dirinya.

Mutia manggut-manggut saja. "Ambilkan wadah buat nasi gorengnya!" perintah Mutia.

Freya mengambil wadah yang dimaksud Mutia dan memberikannya pada Mutia.

"Kamu hari ini gak ke kantor?" tanya Mutia yang telah selesai menyiapkan sarapan pagi dengan menu nasi goreng dan telur mata sapi juga cumi crispy.

"Nggak tahu. Tapi pagi ini monster itu mau ngajak ke rumah sakit buat ngambil hasil tes DNA." jawab Freya lesu.

"Apapun hasilnya harus kamu terima."

"Dan berikan keputusan yang terbaik untuk Maura kedepannya nanti."

"Jangan memikirkan ego masing-masing yang nantinya akan berujung penyesalan di kemudian hari." kata Mutia bijak.

"Kamu tadi minum apa? Tumben bijak banget omongannya." sindir Freya dengan tampang keingin tahuannya yang polos.

"Sialan!!" umpat Mutia menonyor kepala Freya pelan.

Freya tertawa puas melihat sahabatnya itu kesal padanya. "Btw..Thank's.." ucap Freya tulus.

Mutia mengacungkan dua jempolnya sambil berjalan menuju ke kamar untuk bersiap.

Terdengar bunyi door bell membuat Freya dengan malas berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang pagi-pagi.

Freya mengintip siapa yang datang. Dia berdecak kesal saat tahu siapa yang pagi-pagi sudah bertamu.

"Jam berapa dia dari rumah? masih pagi begini sudah bertamu di rumah orang." gerutu Freya sebelum dia membukakan pintu untuk tamunya.

Bryan memicingkan matanya melihat penampilan Freya. Terlihat begitu menggoda di matanya. Bagaimana tidak menggoda, Bryan aja lihat kambing pakai make up aja sudah disosornya, apalagi penampilan Freya yang saat bangun tidur sudah membuat darah ditubuh mendadak panas.

Freya yang memakai piyama lengan pendek dan celana pendek juga rambutnya yang dicepol asal dan pakai bandana pink berpita terlihat begitu menggemaskan. Leher putih jenjangnya membuat Bryan menelan salivanya kasar dan jangan lupa bibir peach pink alami milik Freya yang selalu membuat Bryan ingin menyesap dan melu mat nya.

"Ngapain bengong aja. Masuk nggak? Kalau nggak aku tutup." kata Freya yang melihat Bryan bengong tanpa berkedip.

"Lihat aja belum udah main tutup." jawab Bryan tanpa sadar.

Rendy yang ada di belakang Bryan menahan senyumnya untuk tidak tertawa. "Tuan pagi-pagi pikirannya sudah mesum." batin Rendy.

"Hah???" Freya memicingkan matanya menatap Bryan heran.

"Gak waras!" seru Freya dan meninggalkan Bryan didepan pintu yang masih bengong dengan pikiran liarnya.

"Tuan." panggil Rendy.

"Sial!! Kenapa jadi seperti orang bodoh aku." umpat Bryan pada diri sendiri.

Bryan yang sadar Freya sudah tidak ada didepannya langsung masuk dan diikuti Rendy.

"Freya!!!! hair dryer kamu rus_" Mutia tak melanjutkan perkataannya saat melihat ada seorang lelaki yang pernah ditemuinya di Kompetisi Maura waktu itu ada diapartemennya. Lelaki itu menatap Mutia tanpa berkedip.

"Aaakkkhhhh....!!!!!" teriak Mutia yang baru sadar kalau dia hanya memakai handuk saja untuk menutupi bagian tubuhnya. Dia bergegas masuk kembali ke kamarnya.

Bryan yang tadi sudah masuk ke kamar Freya kembali lagi keluar saat mendengar teriakan seorang wanita yang dia pikir Freya.

"Freya kenapa?" tanya Bryan pada Rendy.

Rendy hanya menggelengkan kepalanya. Dia masih syok melihat wanita yang setengah telanjang ada di hadapannya tadi.

"Ayah.." panggil Maura yang terbangun dari tidurnya karena suara teriakan Mutia yang begitu menggelegar tadi.

"Kamu sudah bangun cantik." Bryan mendekat ke Maura yang berdiri diambang pintu kamar.

Maura mengangguk. "Ayah sudah dari tadi?" tanya Maura yang sekarang sudah ada digendongannya Bryan dan dibawanya duduk di ruang keluarga.

"Ayah baru datang." jawab Bryan.

"Ayah..Paman itu kenapa berdiri terus? Kenapa nggak duduk?" tanya Maura menunjuk Rendy.

"Nggak apa. Paman itu kuat disuruh berdiri dua puluh empat jam. Namanya Paman Rendy." jawab Bryan memberi tahu Maura.

"Kaki Paman nggak capek berdiri terus seperti itu?" tanya Maura.

"Tidak Nona Muda. Saya sudah terbiasa." jawab Rendy tenang dan sopan.

"Nama saya Maura Paman. Bukan Nona Muda." protes Maura saat Rendy salah menyebut namanya.

"Maaf Nona Maura." balas Rendy yang langsung mendapat decakan kesal dari Maura.

"Maura..Sayang, ayo mandi dulu!" teriak Freya dari dalam kamar.

"Iya Bunda." jawab Maura.

"Ayo Ayah!" ajak Maura pada Ayahnya untuk ke kamar.

Bryan sih mau-mau saja. Tapi tidak tahu dengan Freya nya bagaimana.

"Maura mandi sendiri saja, Bun." kata Maura dan berlari ke kamar mandi.

Freya menatap Bryan yang masih berdiri di tengah kamar. "Ngapain anda disini? Keluar!" usir Freya yang kesal melihat wajah Bryan.

"Saya disini karena Maura yang meminta dan anda tadi yang memanggi Maura dan sayang-" Bryan mendudukkan dirinya diranjang dan bersandar untuk selonjoran."-Jadi saya kesini untuk bertemu orang yang memanggil saya." kata Bryan dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Siapa juga yang memanggil. Emang dasar monster gila." gumam Freya kesal dan membawa bajunya ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

"Untung aku tadi pakai bathrobe." batin Freya.

Beberapa menit kemudian semua sudah berada di meja makan termasuk Rendy. Tapi ada satu penghuni apartemen yang belum muncul.

"Mutia mana? Apa sudah berangkat?" tanya Freya pada Bryan dan Rendy.

Bryan hanya mengendihkan bahunya dan asik memakan nasi goreng yang kebetulan dia tadi belum sempat sarapan. Sedangkan Rendy hanya diam saja.

"Tadi Mama teriak kenceng banget, Bun. Gak tahu kenapa." kata Maura yang dengar Mutia berteriak tadi.

Freya berdiri menuju kamar Mutia. Dilihatnya Mutia yang duduk di tepi ranjang dengan kondisi sudah rapi siap untuk berangkat kerja.

"Ngapain kamu? Gak makan? Gak kerja?" tanya Freya yang melihat Mutia diam saja.

"Kenapa kamu gak bilang kalau Bryan dan asistennya itu datang sepagi ini." sewot Mutia karena masih merasa malu tubuhnya dilihat asistennya Bryan.

"Ya mana aku tahu, Mut." Freya memang gak tahu kalau Bryan dan Rendy akan datang sepagi ini.

"Sudah ayo sarapan. Sudah jam tujuh ini." Freya menarik tangan Mutia membawanya keluar kamar.

"Duduk!" Freya mendudukkan Mutia di sampingnya yang kebetulan yang didepan Mutia itu Rendy.

"Kenapa diam saja? Telat loh nanti kamu." geram Freya pada Mutia yang tak biasanya seperti itu.

Mutia melirik Rendy yang tampak biasa saja seperti tadi tidak melihat apa-apa. Mutia menghembuskan nafas kasar dan meminum tehnya sekali teguk hingga tandas.

"Semua lelaki gak ada bedanya. Habis manis sepah dibuang."

1
fiyol jelek
bagus
Wanita Aries
Suka ceritanya ada komedinya jg
Yuni Astutik
aahhhhhhh.................. akhirnya............
Yuni Astutik
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 freya bik maura cek drieneh
Yuni Astutik
😭😭😭😭😭
Yuni Astutik
👍👍👍
Yuni Astutik
👍👍
Yuni Astutik
👍
Yuni Astutik
❤❤❤❤
Kecombrang
kelakuan emak sama anak sama aja 🤣🤣🤣
Nur Aini
Luar biasa
pipin bagendra
tunggu Thor indomoyet itu apa ya hehehe
Mega Girl
mampir thor
Yant08
Luar biasa
Oi Min
happy ending.....
Oi Min
wkwkwkwwkkwk...... Mora bner 2 Bryan versi cewek..... huft....
Oi Min
otor..... iihhhh..... nyebelin.... tadi papa Abri..... sekarang Mutia dan salah satu bayi nya di matiin... 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😡😡😡😡😡
Oi Min
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭..... g kuat tor...... aq paling sensitif klo soal bapak..... krna aq dri kecil jga hnya sama bapak. apa2 bapak..
Amaliah 🌹
Luar biasa
Oi Min
dah hamil ini Mutia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!