Dewina gadis dari keluarga biasa memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar , sampai tetangganya bahkan orang lain melihatnya aneh , dengan kemampuannya ia bisa merasakan apa yang orang lain raskan , dan Ia bisa merasakan kehadiran makhluk astral meskipun tidak bisa melihat makhluk tersebut .
Kedua orang tuanya berpisah karena takdir ,ayahnya meninggal ketika Dewina sekolah menengah pertama .
Bagaimana Dewina menjalani kehidupannya yang tidak biasa ,mampukah ia melewati itu semua ?
Ikuti kisahnya dan beri tanggapan kalian dikomentar , terimakasih .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keduapuluh Satu Penculikan
Dewina pergi bekerja dengan semangat sambil mengayuh sepedanya , saat berada di gapura perbatasan desa melihat Yanto bersama teman-temannya sedang duduk di tempat teduh pinggir jalan .
"Ini dia orangnya akhirnya lewat juga ," ucap Yanto dengan senang mendekati Dewina . Dengan terpaksa Dewina berhenti karena di hadang para pria . "Mas Yanto mau ngapain hadang aku segala ," Dewina dengan berani melihat Yanto dan teman-temannya .
Yanto memberi kode kepada teman-temannya , salah satu temannya membungkam mulut Dewina dari belakang , Dewina berontak melepaskan tangan yang membungkam mulutnya namun sepersekian detik ia pingsan .
Yanto melihat kanan kiri setelah aman ia membawa Dewina ke dalam mobil bersama teman-temannya menuju suatu tempat jauh dari desa . Ersa yang mengikuti Dewina terkejut melihat Dewina di bawa paksa oleh para pria .
Sekitar menempuh perjalanan kurang lebih satu jam mereka sampai di tempat tujuan , Kemudian mereka mengeluarkan Dewina membawa masuk ke sebuah gudang kosong yang sangat berdebu dan kotor . Dewina di letakkan begitu saja di lantai .
Yanto melihat pakaian yang dikenakan Dewina tersingkap sehingga paha mulus Dewina terlihat dengan jelas . Yanto mendekat dan melihat wajah Dewina lalu mencium aroma tubuhnya dan menjilat bagian tubuh Dewina . "Sekarang kamu milikku , sayang tak ada lagi yang menghalangiku mendapatkanmu ," bisiknya di telinga Dewina .
Teman-teman Yanto melihat Yanto heran ."Kita ngapain di sini lebih baik keluar cari makan aku lapar ,"ucap orang yang pakai kaos hitam berjalan keluar diikuti yang lain . Sementara Yanto mengangkat Dewina agar tidur dengan posisi lebih nyaman .
Dewina membuka mata melihat seseorang sedang membuka pakaian lalu menindihnya dan mencium wajahnya dengan penuh nafsu , Dewina terkejut mendapatkan perlakuan Yanto yang mendadak , lebih terkejut lagi ternyata ia sudah tidak memakai pakaian alias polos .
Dewina ingin berontak tapi tubuhnya terasa lemas tak berdaya entah kenapa tidak ada tenaganya , Yanto begitu menikmatinya dengan begitu bersemangat , ia memandang tubuh Dewina yang putih bersih semakin bergairah .
Ersa melihat kejadian tersebut sangat marah ia teringat kembali kejadian yang menimpa dirinya sebelum kecelakaan terjadi . Ersa mencari sesuatu untuk memukul Yanto setelah berputar-putar akhirnya menemukan sebuah kayu dan mengambilnya .
Saat Yanto ingin memasukkan miliknya ke dalam milik Dewina sebuah kayu dengan cepat mengenai miliknya seketika Yanto berteriak kesakitan lalu menjauh dari tubuh Dewina yang terkulai lemas tak berdaya .
Ersa membantu Dewina dengan kemampuannya , teman-teman Yanto mendengar teriakan Yanto yang begitu nyaring masuk ke dalam gudang , mereka terkejut melihat kondisi Yanto tak percaya lalu melihat Dewina yang duduk sambil menatap mereka dengan tajam seperti orang kerasukan .
Mereka takut melihat Dewina yang sudah berdiri berjalan ke arah mereka , teman-teman Yanto lari keluar namun pintu gudang tertutup sangat rapat tak bisa di buka . Mereka terjebak di dalam gudang , Dewina medekat ke arah mereka lalu menoleh ke arah Yanto yang meringis kesakitan , darah segar dari milik Yanto dan ia mencoba mengelap dengan kain seadanya karena tidak ada apapun di dalam gudang membuatnya frustasi dan kesakitan yang amat sangat .
"Apakah kalian ingin seperti dia ?" tanya Dewina kepada teman-teman Yanto , mereka menjawab dengan menggelengkan kepala dengan wajah ketakutan . Tiba-tiba mereka pingsan tanpa sebab begitu juga Yanto , Dewina keluar dari gudang .