Akibat dari perceraian orang tua pasti akan berdampak pada kehidupan anaknya. Apa lagi anak itu ada di masa pubertas yang mengalami pertumbuan secara fisik, maupun uperilaku-perilakunya.
Joko Susanto adalah salah satunya.
Dia adalah remaja yang putus sekolah.
Dan memutuskan untuk meninggalkan desanya untuk bekerja di perbatasan kota Y. Ia tinggal di kosan putri milik istri dari kakak keponakannya, Parmin. Dan istrinya yang bernama Rani.
Karena Parmin ini jarang pulang kerumah, Joko dan Rani pun menjadi sangat akrap. Tidak terkecuali kepada Elsa adik dari Rani dan juga Bude Atun ibunya Rani dan Elsa.
Karna kosan itu adalah kosan putri, Joko pun juga dekat dengan banyak wanita di sana. Ada mahsiswi yang bernama Indri, ada juga pemilk salon yang bernama Dina.
Belum di luaran kosan
Ada Lastri penjual angkringan,
nyonya Santi, dan masih banyak lagi.
Dan mereka semua cantik-cantik dengan kelebihan masing-masing yang mereka miliki.
Siapakah yang nantinya akan menjadi istri Joko?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon joko susanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mau Pulang
Di saat yang sama, Siti sedang duduk di sofa sebelah depan. Dan menunggu Siska dan Meli yang sedang membeli sarapan pagi. Yang tempatnya tidak jauh dari rumah Siti.
Ini adalah kegiatan yang rutin mereka lakukan di waktu itu, Demi untuk mempersiapkan rutinitas tidur paginya. Hari ini termasuk hari yg hoki buat Siti. Karena malam harinya ia mendapatkan pasien tiga laki-laki. Padahal hari biasanya cuma satu atau dua laki-laki saja.
Pagi itu Siska dan Meli membeli lima bungkus sarapan. Dua di antara untuk Rani dan Joko.
" Ni Mbak nasinya."
Siska memberikan tiga bungkus sarapan untuk Mbak Siti. "Ow ya makasih ya Sis, lha kok cuma tiga, punya mu sama Meli mana?," tanya Siti. "Punyaku sama Mbak Siska udah di makan di sana Mbak," Meli menjawabnya.
"Iya.. lha tadi agak rame Mbak, dari pada nunggu sekalian aja makan di sana," Siska menjelaskannya.
"Ya udah pamit ya Mbak," Meli menjabat tangan Siti kemudian cipika-cipiki ke Siti.
"Ini ga tidur sini aja pa?"Siti bertanya.
"Iya Mel, nanti aja pulang bareng," Siska menyambung.
" Mau melayat dulu mbak soalnya, ketempat sodara temenku yang meninggal," Meli menjelaskan.
"Ya sudah, hati-hati," Siti mengijinkan. " Ya sudah hati-hati Mel," Siska cipika-cipiki dengan Meli.
Meli berjalan menuju motornya dan pergi meninggalkan rumah Siti.
" Gimana Sis dapat berapa?." Siti bertanya. "Lumayan Mbak empat kali, sampai lemes aku," jawab Siska. "Mbak dapet berapa?," tanya Siska balik.
" Tiga kali Sis, yang satu tadi badannya kaya gajah mana mabuk lagi," jawab Siti. "Ow yang botak tadi pa Mbak?" tanya Siska penasaran.
" Iya, yang pakai jaket preman tadi."
"Enak dong Mbak, besar?," tanya Siska yang ingin ketawa. " Enak gimana, badannya aja yang besar tapi itunya kecil mana mabuk lagi, badan ku pe remuk gara2 gajah itu tadi"
"Haha" Siska tertawa mendengarnya. "Kamu itu Sis, Suka ya kalau Mbak sengsara?." ungkap Siti.
" Ya ga gitu Mbak, Lucu aja dengernya," jawab Siska.
Ya udah Mbak aku mau tidur duluan ya," Siska menyalami Siti dan cipika-cipiki, setelah itu masuk ke dalam menuju kamarnya. Siti berjalan menuju depan, dan menutup warung kopinya.
Tidak lupa Siti mengambil tiga botol air mineral, yang ada di warung tersebut. Dan mengambil tiga bungkus nasi, yang ditaruhnya tadi ke atas meja sofa.
Setelah itu Siti masuk ke dapur dan mengambil dua piring untuk alas sarapannya. Kemudian Siti membawanya naik ke atas ke tempat Rani dan Joko.
" Tok,tok,tok, Ran." Siti mengetuk pintu.
Joko membuka matanya, seperti ada yang mengetuk pintu. Joko segera beranjak dari tidurnya.
Seketika ia tersadar kalau ia ada di tempat Bulek Siti.
" Tok,tok,tok, Ran," Siti kembali mengetuk pintu.
"Iya bulek," Joko pun beranjak kearah pintu dan membuka kancingnya.
"Ini nak Joko sarapannya.
Raninya mana kok ga ada?.
Joko menoleh ke tempat tidurnya, dan tidak menemukan Mbak Rani.
"Gimana ya Bulek aku juga lagi bangun."
Bulek Siti berjalan melewati kamar menuju balkon sambil berkata, "Ohh, mungkin lagi ke kamar mandi nak Joko."
Joko mengikuti Bulek Siti yang berjalan ke arah balkon, dan menaruh nampannya yang berisi nasi bungkus, dan air mineral, yang seperti kemarin malam.
Setelah itu duduk di kursi balkon. "Gimana nak Joko, enak ga tidur nya?"
"Enak Bulek, pemandangan nya juga enak bulek," Joko menjawab.
Joko melihat ke arah pantai yang terlihat jelas dari balkon tersebut. Rani membuka pintu toilet, dan menuju ke balkon. Rani melihat Joko yang sudah terbangun, bersama Buleknya, yg sedang duduk di kursi.
"Bulek kok ada di sini, Kok udah bangun bulek?" tanya Rani. " Kamu itu gimana tow Ran, Kaya ga Reti pekerjaan Bulek saja, jam segini ya baru mau tidur.
Aku ke sini mau ngomong ke kamu, nanti Kalau mau pulang kamu langsung aja. Ga usah cariin Bulek. soalnya Bulek mau bobok manis. Nanti pintunya kamu tutup aja, ga usah di kancing.
"Owalah, ya Bulek, ini bentar lagi mau pulang." jawab Rani.
"Yo kamu sarapan dulu, ni lho udah tak bawain sarapan." ungkap Siti
"Ow ya.. Makasih ya Bulek, jawab Rani.
"Ya sudah, nanti kalau pulang hati-hati di jalan ya. Bulek mau bobok."
"Ya bulek." Rani mencium tangan Buleknya,
Di susul Joko yg juga mencium tangan Bulek Siti.
Setelah itu Bulek Siti masuk ke dalam dan berjalan menuju keluar kamar.
" Ya sudah ko, Sana mandi dulu nanti kita pulang nya agak pagian," ungkap Rani.
"Siap Mbak pacar."
Joko segera beranjak dan menuju ke toilet.
Terlihat Rani senyum-senyum sendiri, dengan tingkah Joko.