NovelToon NovelToon
Terjebak Istri Bayangan

Terjebak Istri Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Enemy to Lovers
Popularitas:26.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sarah Mai

Alan Andrew adalah generasi kesepuluh pria dari keluarga Andrew, pewaris tahta kejayaan dalam bisnis otomotif kelas dunia. Ia sempurna di mata banyak wanita; tampan, cerdas, kaya, dan berwibawa. Sosok yang merupakan definisi dari pria idaman. Namun, di balik pesonanya, Alan menyimpan hasrat yang bertolak belakang dengan nilai-nilai ketimuran: ia mencintai tanpa komitmen, menganggap hubungan tak harus diikat dengan pernikahan. Baginya, wanita hanyalah pelengkap sementara dalam hidup, bisa datang dan pergi sesuka hati.

Namun segalanya berubah ketika ia bertemu Maya Puspita, gadis manis dari Jawa Tengah yang datang dari keluarga sederhana namun menjunjung tinggi moral dan etika. Takdir menempatkan Maya bekerja di perusahaan Alan.

Alan sudah menjadikan Maya sebagai ‘koleksi’ berikutnya. Tapi tanpa ia sadari, Maya menjeratnya dalam dilema yang tak pernah ia bayangkan. Sebab kali ini, Alan bukan sekedar bermain rasa. Ia terjebak dalam badai yang diciptakannya sendiri.

Akankah Maya mampu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarah Mai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HTA35

Jacob mengangguk lalu berkata meyakinkan Maya.

“Sangat serius. Semua mantan istri Tuan Alan sebelum kamu juga mendapatkan obat itu."

Maya menunduk menatap obat di tangannya. Mulutnya membentuk senyum samar, tapi matanya menunjukkan tanda-tanda keraguan. lalu bergumam;

“Aneh… bukankah Key sangat tidak menyukai pernikahan ku dengan Alan? Bahkan Dia ingin kami cepat bercerai. Tapi sekarang malah mendorong ku untuk hamil?”

Ada sesuatu yang terasa ganjil di benak Maya. Rasa janggal itu mulai muncul dan menyelinap ke dalam benaknya seperti bayangan gelap yang tak bisa diusir.

“Tapi tunggu…” Maya mengangkat wajahnya, menatap Jacob serius. “Kamu yakin semua istri Alan sebelumnya juga diberi obat seperti ini?”

“Yakin,” jawab Jacob tegas. “Dan mereka semua tidak menolak sangat antusias meminumnya. Bahkan berharap bisa mengandung anak Alan sesegera mungkin.”

Maya terdiam. Jemarinya menggenggam kotak itu lebih erat. Tatapannya mengeras, pikirannya berkelana ke berbagai kemungkinan. Apakah ini hanya sekadar usaha Key untuk memastikan masa depan Alan, ataukah ada maksud tersembunyi di balik pil-pil penyubur rahim ini?

“Baiklah, terima kasih, Jacob,” ujar Maya.

Jacob mengangguk hormat sebelum meninggalkan ruangan, membiarkan Maya sendiri dengan pikirannya yang mulai dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang sulit ditebak. Kotak kecil itu terasa jauh lebih berat daripada yang terlihat.

Maya meletakkan kotak pil itu begitu saja di sudut mejanya, tepat saat seorang staf pria berkebangsaan Australia, Hery, masuk membawa setumpuk berkas. Ia menyerahkan dokumen-dokumen itu kepada Maya dengan ekspresi ramah, pekerjaan Maya yang selama ini ia handel.

“Thanks, Hery!” ucap Maya sambil tersenyum hangat.

Mereka pun larut dalam percakapan ringan seputar pekerjaan. Obrolan itu mengalir begitu saja, santai namun penuh fokus. Usia mereka sebaya, membuat komunikasi terasa lebih cair. Hery memang senang berbincang dengan Maya, selain karena Maya pribadi yang menyenangkan, bahasa inggrisnya bagus, sesekali ia juga memanfaatkan momen itu untuk melatih kemampuan berbahasa Indonesia dan Jawa yang sedang ia pelajari.

Namun, mereka tidak tahu bahwa ada sepasang mata lain yang tengah sibuk memperhatikan interaksi itu dengan penuh curiga. Dari ruangannya yang luas dan dingin, Alan duduk menyandarkan punggung ke kursi kulitnya, menatap layar laptop dengan ekspresi yang mulai berubah.

Sebuah CCTV kecil tersembunyi yang sengaja ia pasang di ruangan kerja Maya kini menayangkan tayangan langsung: Maya tertawa kecil, Hery ikut tersenyum, keduanya tampak terlalu akrab di mata Alan. Melihat hal itu, rahang Alan mengeras, Ia menyatukan kedua jemarinya di depan wajah, duduk sedikit maju dengan tatapan tajam, nyaris tak berkedip.

Gelisah mulai menguasainya. Rasa tak nyaman menekan dadanya seperti bara yang menyala pelan-pelan. Cemburu, sesuatu yang Alan benci, kini mulai mendominasi pikirannya.

Dan akhirnya, tanpa pikir panjang, suara berat Alan terdengar membelah keheningan ruangannya, tegas dan penuh tekanan, keluar lewat speaker internal yang langsung terhubung ke ruangan Maya.

Dengan bahasa Inggris yang jelas dan lantang, ia berseru,

"Hery, what are you doing over there for so long?" Now! Get back to your room!"

Suara itu membuat Hery dan Maya terkejut. Keduanya refleks mencari arah kamera tersembunyi, sadar bahwa interaksi mereka telah diperhatikan. Maya menunduk fokus ke leptopnya, sedangkan Hery hanya mengangguk gugup dan cepat-cepat pamit, keluar dari ruangan Maya.

Sementara itu, Alan masih menatap layar. Matanya tak lepas dari Maya yang kini tampak diam, namun Alan tidak perduli. Lelaki itu hanya ingin satu hal, dirinya tidak suka melihat pria lain terlalu akrab dengan Maya.

Suasana kantor berangsur tenang. Maya mulai bisa fokus bekerja, tenggelam dalam layar dan tumpukan laporan. Namun pikirannya tetap tak lepas dari satu benda kecil di mejanya yaitu kotak kapsul yang diberikan Key.

Ia mengambilnya perlahan, menatap kemasan putih itu dalam diam lebih lama.

“Benarkah ini pil penyubur? Untuk apa Key memberikannya padaku? Dia ingin aku mengandung anak Alan? Itu terdengar gila...dan mustahil...”

Pikiran Maya semakin kacau. Belum sempat ia menelusuri lebih jauh, ponselnya berdering singkat.

Alan:

“Segera ke parkiran. Kita makan siang di luar.”

"Iya!" balas Maya singkat.

Maya buru-buru menyelipkan kotak pil ke dalam tasnya, lalu meninggalkan ruang kerja. Di parkiran, Alan sudah menunggu di balik kemudi dengan kaca hitam mobil yang turun perlahan. Tanpa banyak kata, Maya masuk ke dalam mobil.

Suasana di dalam mobil terasa dingin. Alan menyetir tanpa suara, dan Maya hanya menatap lurus ke depan.

“Mau makan di mana?” suara Alan datar, nyaris tanpa emosi.

“Terserah kamu,” balas Maya singkat.

Alan meliriknya sekilas. “Hari ini kamu sibuk?”

“Lumayan. Banyak laporan yang harus dicek. Capek.”

“Apa aku harus pecat Hery?”

Nada suara Alan berubah. Lebih rendah, tapi dingin.

Maya membelalakkan mata. “Alan! Jangan konyol. Dia profesional. Kami cuma ngobrol soal pekerjaan.”

“Cuma ngobrol?” Alan terkekeh sinis. “Lucu.”

“Kamu cemburu?” Maya berusaha tetap tenang, walau mulai jengah.

Alan menginjak pedal rem mendadak saat lampu merah menyala. Ia menoleh tajam ke arah Maya.

“Dengar baik-baik.” Suaranya rendah, tapi penuh tekanan. “Aku tidak peduli kalian bicara soal kerja atau tentang cuaca hari ini. Aku tidak suka dengan caranya melihatmu!”

Maya tercekat. Nafasnya memburu. Hatinya berdebar. Tak hanya karena kata-kata Alan, tapi juga karena tatapan itu tajam.

Alan tiba-tiba menarik tubuh Maya, mendekatkannya dengan kasar namun terkendali. Bibirnya menyentuh pipi halus Maya, Maya terpaku.

“Aku hanya ingin kau tahu,” bisiknya dingin, “Saat ini kamu milikku..”

Maya terdiam, jantungnya berdetak kencang. Di balik ketegasan Alan, ia bisa merasakan sesuatu yang lain semacam ketakutan, atau mungkin luka, hatinya begitu sebel.

Alan kembali melajukan mobilnya.

Dengan suara nyaris bergetar, Maya bertanya, “Alan... kapan kamu akan bosan denganku?”

Alan tersenyum tipis, tapi matanya tetap gelap. Ia memarkirkan mobil dengan cepat.

"Kita sudah sampai.”

"Rasanya aku hampir gila hidup di keluarga Andrew. Entah kakaknya, entah adiknya… dua-duanya seperti punya kelainan!" gumam Maya kesal, nyaris tak percaya dengan semua yang dialaminya dalam beberapa minggu terakhir. Ia mendengus pelan.

Siang itu, Alan mengajak Maya makan siang di Plaza Indonesia. Cuaca Jakarta cukup bersahabat, langit cerah tanpa mendung, dan suasana mal yang ramai memberi nuansa hangat yang sempat meredakan kegelisahan Maya. Mereka berjalan bersama melewati lorong demi lorong yang dipenuhi toko-toko mewah. Deretan butik dan etalase perhiasan dari brand-brand ternama dunia memancarkan kilauan gemerlap yang menyilaukan mata.

Maya suka menatap deretan toko perhiasan yang memajang kalung berlian memikat dalam kotak kaca. Diam-diam ujung mata Alan memperhatikan Maya.

Sebelum mereka sampai di restoran yang dituju, langkah Alan terhenti sejenak di depan sebuah butik perhiasan berkelas. Tanpa banyak bicara, ia memberi isyarat halus dengan tangannya agar Maya masuk lebih dulu. Ia sendiri tampak sibuk menjawab telepon yang tiba-tiba berdering.

1
ᴛᴜᴋɪɴᴇᴍՇɧeeՐՏ🍻
eeeeee... apa yang terjadi??? pasti itu ulah Key saat Alan pergi dia menjalankan rencana licik🤧🤧🤧
ᴛᴜᴋɪɴᴇᴍՇɧeeՐՏ🍻
sebagus atau semewah apa pun rumah mereka,tetap saja rumah teryaman adalah rumah orang tua sendiri🥰🥰🥰
ᴛᴜᴋɪɴᴇᴍՇɧeeՐՏ🍻
kek'y Key dari kecil sudah punya rencana licik ke Alan dech... dia g terima kalo harta dan tahta'y di duduki oleh Alan
ᴛᴜᴋɪɴᴇᴍՇɧeeՐՏ🍻
Bisa jadi Maya... karna kebanyakan orang bisa melakukan apa saja demi sebuah harta yang mungkin bisa membuat'y bahagia dan berkuasa😔😔🤧🤧
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ🍻
weh alan malah sat set ternyataaaa
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ🍻
isssh Key mmemang gak asyikkkk
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ🍻
key dari kecil ternyataa sudah kamvreeet ..
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ🍻
aah ternyataaaaa
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ🍻
ternyataa alan punyaaaa penyakit...huhu
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ🍻
alan sebenernya sangat mencintaimu maaaay..
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ🍻
key ini bener2 kamvreeet yaaa
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ🍻
busyet wkwkwkw .. kepret kamuu lan
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ🍻
pasti tetep curigaaaa
𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝒉🎐ᵇᵃˢᵉ
wuah wuah..
key menyuruh bawahannya untuk menculik Maya..
apakah key tidak takut jika perbuatannya akan ketahuan Alan??
𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝒉🎐ᵇᵃˢᵉ
Benar.. sebagus apapun rumah milik orang lain,lebih nyaman jika berada di rumah sendiri dengan orang² tersayang
🍁𝑴𝒂𝒎 2𝑹ᵇᵃˢᵉ🍁
bener2 si lampir Key mau memfitnah Maya pasti ini😩
🍁𝑴𝒂𝒎 2𝑹ᵇᵃˢᵉ🍁
sebenernya Alan tuh cinta, sayang ke Maya di tambah punya keluarga walaupun sederhana tapi bahagia, cuma gengsi Alan yang ga ketulungan
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
jangan2 si Maya nantinya mo dijebak nih biar si Alan ilfeel dan menceraikannya
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
si key licik memanfaatkan waktu dan pikiran Alan yg terpecah dengan masalah perusahaan untuk berbuat jahat sama Maya
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
nah kn perbuatan si Key,awas aja Serapi2nya kamu menyembunyikan kejahatan pasti tercium juga loh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!