NovelToon NovelToon
Love, Lust, And Obsession

Love, Lust, And Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa / Dark Romance
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Cayy

"Kamu mau pilih Daniel atau aku?"
"Jangan gila kak, kita ini saudara!"
Arjuna tersenyum tipis, seolah meremehkan apa yang dimaksud Siren.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Foto berdua

Siang hari yang panas ini memang akan terasa segar jika main air, begituan para murid-murid ini termasuk Siren dan ketiga temannya.

Mereka sedang berada dipantai Pandawa, air yang jernih terasa sangat segar saat disentuh.

Dari kejauhan berkali-kali Daniel mengambil gambar Siren yang terlihat sangat menikmati liburannya meskipun saat berangkat sempat mabuk.

Gadis itu tetap cantik di segala kondisi, bahkan ketika wajahnya penuh dengan peluh sekalipun.

"Nggak mau gabung Daniel?" tanya pak Tio yang duduk disebelah Daniel.

"Enggak pak, saya malas ganti baju"

"Oalah ya ndak papa sekali-kali Niel"

Daniel hanya tersenyum tipis, pak Tio memang berasal dari Jawa Timur makanya logatnya medok begitu.

"Bapak lihat dari tadi kamu fotoin...itu siapa namanya yang baju biru"

"Siren pak"

"Iya Siren, kamu suka ya sama dia?"

Daniel tersenyum lagi namun kali ini sedikit malu-malu.

"Gapapa Niel, udah gede wajar kalo cinta-cintaan lagian bapak lihat beberapa kali kamu juga bareng sama Serin eh..siapa.."

"Siren..iya pak, saya masih coba deketin siapa tau dia mau"

"Ya pasti mau to Niel, kamu ini sudah ganteng pinter lagi, wanita mana yang bisa menolak"

"Pak Tio bisa aja"

"Haha..bener to..Siren nggak punya pacar kan?"

"Baru putus pak"

"Oh ya, memangnya sebelumnya siapa pacarnya kok kamu tau"

"Itu Samuel"

"Lho Samuel? Bukannya dia pacaran sama Dinar ya?"

"Nggak pak, tapi kalo sekarang nggak tau saya"

"Oalah rumit sekali hubungan anak muda jaman sekarang ya, dulu waktu bapak masih muda banyak yang dijodohkan tau-tau punya anak, berarti cocok kan hahaha..."

"Haha..iya pak zaman sekarang sudah beda"

Pak Tio tertawa lagi sambil menepuk bahu Daniel..

"Yasudah kalau begitu, bapak mau gabung kesana dulu mumpung ada bule itu"

Daniel ikut menoleh kearah yang dimaksud pak Tio sambil tertawa kecil. Pak Tio pun kesana bergabung bersama teman gurunya.

Bilangnya cocok, tapi kalau ada orang cantik juga pasti dilirik.

Daniel menoleh lagi kearah Siren, tapi dia bingung saat Siren sudah tidak berada disana kemana gadis itu pergi, perasaan tadi masih disana.

"Mau gue fotoin nggak?"

Daniel menoleh, ternyata Siren sudah berada dibelakangnya pantas saja tidak ada disana.

"Di handphone lo ya"

"Kenapa?"

"Biar bisa lo jadiin wallpaper haha"

Siren mencebik, tapi mengeluarkan handphonenya juga dari dalam saku celananya.

"Ayo berdiri disana, biar pantainya kelihatan"

Daniel menurut, dia berdiri tidak jauh dari tempat Siren lalu berpose sesuka hati hingga beberapa kali Siren mengambil gambarnya sambil tertawa kecil.

"Yan ...!!" panggil Daniel pada Rian yang lewat

"Oi..kenapa?"

"Minta tolong fotoin kita ya"

Daniel menyerahkan kameranya pada Rian, lalu menarik tangan Siren ke tempatnya berfoto tadi.

Dia menggandeng tangan Siren, merangkul pundaknya, menatap wajahnya, dan juga memeluknya.

Sampai-sampai Rian ikut melongo melihat pose mereka berdua.

"Kalian pacaran apa gimana?"

Siren menatap Daniel yang malah tersenyum lebar kearahnya.

"Doain aja" jawab Daniel

Jantung Siren rasanya berhenti berdetak saking senangnya mendengar jawaban Daniel.

"Wahh hebat Ren... Taklukin ini dewa yang dulunya menganut anti cinta hahaha.."

"Emang iya anti cinta?" tanya Siren sambil melirik kearah Daniel.

"Bohong itu siapa bilang" sahut Daniel

"Halah sekarang aja bilang gitu, coba dulu" jawab Rian

"Dah dah sana, makasih ya udah fotoin"

"Gue tunggu traktirannya kalo kalian beneran jadian haha" ucap Rian sambil melangkah pergi.

Siren hanya senyum-senyum sementara Daniel geleng-geleng kepala melihat kepergian Rian.

*

Berkali-kali Siren memandangi handphonenya yang menunjukkan foto dirinya dan Daniel saat dipantai tadi, entah kenapa dia sangat amat senang apa dia mulai jatuh cinta dengan laki-laki itu.

"Lo kenapa sih Ren, senyam senyum mulu dari tadi" tanya Luna

"Gue gila kayaknya Lun"

"Ihh ... Ketempelan lo?"

Siren mendekat kearah Luna lalu menunjukkan foto dirinya dan Daniel dipantai tadi.

"Dia sweet banget deh, gue baper njir"

"Kan apa gue bilang, udah jadian aja kalian, kayaknya yang ini gak bakal rebutan lagi sama sahabatnya"

"Hahaha...bisa aja lo"

"Tapi Ren..gue mau curhat deh"

"Soal apa?"

"Menurut lo gue harus gimana? Berkali-kali Kay bilang ke gue kalo dia suka banget sama gue, padahal gue udah tolak berkali-kali dari yang lembut sampek yang kasar sekalipun tapi dia kayaknya gak kapok deh"

"Coba deh lo buka hati siapa tau cocok, kasian juga itu si Kay, biasanya cewek kan gampang luluh mungkin nanti lo bisa luluh setelah pacaran sama dia"

"Kalo nggak cocok gimana? Yang gue pikirin itu, kan gue nggak mau kalo kita jadi asing kita udah besti sejak masuk ke SMA ini kan"

"Ya... Berat juga sih itu, soalnya gue belum pernah kayak gitu jadi nggak tau rasanya"

Luna menghela nafas, tampak bingung dengan keputusannya sendiri.

"Bikin perjanjian aja sama Kay pasti dia mau kok"

"Perjanjian yang kayak gimana maksud lo?"

"Ya lo terima aja tapi kalo nanti ternyata gak cocok kan kalian putus nih, nah kalo kalian putus nggak boleh ada yang marah satu sama lain jadi tetep temenan kayak biasanya, mungkin canggung sedikit tapi gapapa seiring berjalannya waktu pasti bakal ilang sendiri kok apalagi kalo sering bercanda"

Luna tampak menimbang-nimbang.

"Emang bisa, kalo dia nggak mau gimana?"

"Yaudah jangan diterima"

"Yaudah nanti coba gue bicarain lagi ke Kay siapa tau dia setuju"

Siren mengangguk, semoga saja mereka berdua bisa cocok jadi tidak perlu drama lagi setelah itu.

Handphone Siren berdering menandakan ada telepon masuk, maminya. Serin segera mengangkatnya.

"Hallo mam.."

"Kamu sengaja blokir nomor kakakmu? Kenapa?"

Serin terdiam, sejak Arjuna mengiriminya spam kemarin memang Siren sengaja memblokirnya, ya gimana dia risih setiap waktu ditanya dimana, sudah makan apa belum kayak anak kecil saja ditanya begitu.

"Jawab mami Ren!"

"Iya"

"Kenapa?"

"Ya karna aku risih dichat terus, kalo ada apa-apa pasti dikabarin kok"

"Ren kamu nggak boleh kayak gitu, kakakmu itu khawatir karena ini pertama kalinya kamu liburan jauh dari rumah, bukan bermaksud apa-apa"

Siren menghela nafas, aku sudah tau maksud Arjuna ma, pikirnya dalam hati.

"Denger mami nggak?"

"Iya"

"Yaudah buka blokiran nya sekarang, nggak sopan kayak gitu"

"Hmmm"

Siren hanya menggumam, mami mematikan teleponnya.

"Siapa yang lo blokir Ren?"

"Kak Arjuna"

"Lah kenapa?"

"Spam terus, kan risih ya namanya anak muda lagi liburan"

"Haha...harusnya gue aja yang di spam, bakal gue layanin sampek capek sendiri"

"Halah...udah ah mau tidur besok pagi-pagi kita udah check out kan"

"Iya"

Siren mematikan handphonenya supaya tidak ada lagi pesan atau telepon masuk dihandphonenya karena dia yakin akan ada itu, akibat blokirannya pada Arjuna belum dia buka.

1
Hatus
Iya betul kata Rey, seharusnya kalau sudah punya pacar harus bisa jaga jarak sama perempuan lain, meskipun itu teman kita sendiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!