Ternyata Aku Adalah Yang Kedua

"kau lihat ver , rumah ini tidak berubah kan ,? Ayah ku memang tidak pernah mau merubah rumah ini, atau pun memindah kan barang-barang di rumah ini, karna rumah ini penuh dengan kenangan ibu ku , ,

, dan serang aku pun akan melakukan hal yang sama , rumah ini penuh dengan kenangan ku saat masih bersama ayah , aku juga tidak akan mau merubah nya "

jelas Aisyah yang merasa sedih kala mengingat hidup nya bersama ayah tercinta, saat Aisyah berumur 6 tahun ibu nya sudah pulang lebih dulu menghadap sang pencipta , karna ayah nya yang sangat mencintai ibu nya , ayah nya enggan untuk menikah lagi

Tapi walau pun dulu Aisyah hidup berdua saja dengan ayah nya , Aisyah tidak pernah kekurangan kasih sayang ,ayah Aisyah sangat menyayangi nya , sampai Aisyah tidak pernah mencari ibu nya karna kasih sayang yang di berikan ayah nya sangat begitu besar , walau pun Rahman hanya seorang buru parkir tapi hidup Aisyah sangat terjamin.

"hmm aku jadi rindu ayah juga Syah , setiap aku menginap disini , ayah selalu membeli makanan banyak untuk kita" kata vera yang juga merasa kehilangan atas meninggal nya ayah Aisyah, yang sudah dia anggap sebagai ayah nya sendiri,, vera memang memanggil nya dengan sebutan ayah karna permintaan dari Rahman sendiri.

"dah lah ver jangan mengingat kan aku tentang ayah dulu, aku nggak mau bersedih lagi" .

"baik lah. Oya kamu kan mau cerita tentang suami kamu itu , cepat lah aku sudah penasaran banget nih"

"ya elah , baru juga sampai , kita makan dulu ya , aku mau masak makan malam juga" kata Aisyah sambil berjalan menuju dapur

"huh awas kamu ya Syah aku sudah panas dingin karna penasaran" rengek vera membuntuti Aisyah menuju dapur

"ha ha ha kamu ada ada saja ver , mana ada panas dingin karna penasaran "

" kamu kan tidak pernah penasaran kalau aku menyampai kan sesuatu sama kamu Syah , wajar kamu tidak merasakan panas dingin"

"aku itu nggak kayak kamu ver, yang haus akan gosip ha ha ha"

"Yee dasar , awas kamu ya Syah "

kini Aisyah tengah bergulat dengan alat dapur , Aisyah memasak makan malam untuk mereka berdua , Aisyah memang ahli dalam urusan masak memasak,

bukan hanya berparas cantik , Aisyah juga sangat pandai memasak dan tentu saja makanan apa pun yang Aisyah buat , pasti rasa nya sangat enak

selesai memasak Aisyah pun bergegas mandi terlebih dahulu, karna merasa tidak nyaman dengan tubuh nya yang sedari pagi dia berkeliling kota jakarta mencari pekerjaan .

sesudah mandi dan memakai piyama tidur , Aisyah pun memanggil vera , untuk makan bersama ,

Setelah mereka berdua selesai dengan makanan mereka , tidak lupa mereka membersih kan bekas makan mereka tadi.

Vera yang sudah dilanda api penasaran menarik tangan Aisyah menuju keatas ranjang yang berada di dalam kamar Aisyah

" aw hati-hati ver sakit tau " rengek Aisyah sambil mengelus pergelangan tangan nya akibat Vera yang menarik nya terlalu kuat

"eh sorry Syah , nggak sengaja , habis nya aku sudah sangat penasaran dengan kisah mu, he he he.."" ucap vera cengengesan

"hmm kamu ini , kebiasaan , ok baik lah aku akan cerita kan semua nya , kamu dengar baik-baik ya "

" Iya iya , cepetan dong "

Akhir nya pun Aisyah mencerita kan semua perjalanan rumah tangga nya dengan Dafa , awal mula dia bertemu hingga Dafa membawa istri pertama nya ke rumah yang dulu mereka tinggali,

Aisyah sudah tegar , Aisyah menceritakan nya pun tidak terlihat sedih lagi , karna dia sudah iklas bagaimana pun, ia lah yang menjadi duri dari rumah tangga mantan suami nya itu , tapi untuk rasa cinta nya pada Dafa mungkin tidak akan dengan gampang nya sirna , dia butuh waktu untuk melupakan Dafa di hati nya .

"begitu lah cerita nya ver"

" what ' , kamu serius Syah,? Kenapa juga mantan suami kamu itu tidak memberi tahu mu dari awal, ? Kenapa dia bertahan selama 5 bulan , kalau akhir nya dia sendiri yang memutus kan nya , kalau dia bilang dari awal kan kamu nggak usah repot-repot mengurus nya ,"" kaget Vera yang saat ini tidak habis pikir ,apa yang di jelas kan sahabat nya , bagai mana mungkin mantan suami Aisyah dengan tega nya langsung mengusir Aisyah begitu saja .

" sudah lah semua sudah berlalu aku tidak mau mengingat mas Dafa lagi, bagaimana pun, aku lah yang menjadi duri di rumah tangga mereka, aku tidak masalah mas Dafa mengusir ku "

" tapi Syah, beneran dia tidak pernah menyentuh mu? " tanya vera

"iya ver , jangan kan mau menyentuh , pulang kerumah saja , cuma 1 kali seminggu itu pun di kamar terpisah "

"what'' jadi kamu masih perawan dong,?"

"hmm"

"ya ampun, aku baru mendengar janda rasa perawan ha ha ha" tawa keras dari mulut Vera membuat Aisyah pun ikut tersenyum ,

Aisyah sangat bersyukur bisa bertemu dengan sahabat nya lagi, bisa menceritakan apa yang menjadi beban nya akhir akhir ini,

setidak nya ia sudah merasa puas karna ada orang yang mau berbagi cerita dengan nya