Anastasia, seorang gadis cantik namun bernasib malang.
Dia di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dan kini hidup sebatang kara.
Tapi, hal itu sama sekali tak melunturkan semangat hidup Anastasia.
Dia tetap tumbuh jadi gadis yang cerdas dan berpendidikan tinggi.
Hingga pada suatu hari, kehidupan Anastasia seketika berubah drastis saat ia harus terjebak dengan seorang pemuda tampan, kaya raya, namun berbahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Hari ini di meja makan sangat riuh, Bu Tiara dan Kate kembali membuat ulah.
Saat Ana dan Adam turun kebawah, mereka melihat Bu Tiara sedang marah-marah pada para pelayan.
"Apa yang kalian lakukan, hemmm?"
Bentak Adam, rasa hormat terhadap Ibunya sudah tidak ada lagi, yang ada hanya kebencian saja.
"Sayang, lihatlah mereka tidak becus bekerja, mereka tidak mau mematuhi perintah Mama?" ucap Bu Tiara mengadu.
Para pelayan semua menunduk takut, Ana yang melihat itu segera berlalu meninggalkan tempat itu.
"Non, ini bekal hari ini?" Bi Yanti membawa bekal untuk Ana bawa setiap hari.
Ana hendak menjawab, tapi Bu Tiara sudah lebih dulu angkat bicara.
"Enak sekali ya, sudah tinggal disini, makan gratis, minta di siapkan bekal pula?" Sindir Bu Tiara.
Adam yang mendengar itu sekita murka.
"Aku sudah berbaik hati dengan memberi kalian tumpangan semalam." Adam mendekat ke arah Bu Tiara
"Tinggalkan mansion ini secara baik-baik atau aku sendiri yang akan menyeret kalian keluar dari sini." Lanjut Adam dengan wajah yang sangat murka.
"Kamu sebenarnya menganggap Mama apa sih? Mama minta maaf, Mama akui Mama salah?"
"Jangan pernah mengungkit masa lalu, aku muak melihat sandiwara itu lagi." Bentak Adam.
Adam menarik tangan Ana yang masih mematung untuk segera pergi dari sana.
"Usir mereka dari sini, kalau mereka masih berani datang kemari, lakukan apapun terserah kalian!" Perintah Adam setelah sampai di depan rumah.
Adam langsung menuju mobil yang sudah disiapkan, sedangkan Ana masih tetap bungkam.
Setelah beberapa menit kemudian mereka sudah tiba di depan kampus, tanpa mengucap sepatah katapun Ana langsung keluar dari mobil.
Adam yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dia tahu pasti Ana apa masih marah padanya atau tidak.
Adam yang tidak ingin membuat gadisnya itu semakin membencinya, dia langsung meninggalkan kampus, menuju ke perusahaannya.
Ana segera masuk ke kampus dan ingin menemui sahabatnya.
"Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga." Ucap Lisa.
"Kamu kenapa, kakimu terkilir?" Tanya Lisa, saat melihat Ana yang berjalan sedikit aneh.
"Ya, semalam aku keseleo, kakiku sakit. Oh iya apa terjadi sesuatu pada kalian semalam?"
"Ya, kita hampir saja dihabisi oleh kekasihmu itu, dia hampir membuat kita mati." Ucap Putri.
Putri menceritakan semua kejadian semalam, dimana mereka dibawa entah kemana, sampai akhir mereka di bebaskan.
"Aneh tidak sih dia tiba-tiba saja berbuat seperti itu? Aku yakin, dia pasti berfikir kalau kamu bertemu dengan laki-laki yang menyamar menjadi perempuan." Putri dan Lisa tertawa berbahak bahak.
Menurut mereka Adam pasti sangat posesif terhadap sahabatnya itu.
"Aku mau menyampaikan sesuatu pada kalian. Kalian mau tahu kabar baik atau buruk dulu?" Ucapan Ana membuat Putri dan Lisa saling pandang.
Lisa menjawab kabar buruk dulu, sedangkan Putri kabar baik dulu dan mereka menjawab secara bersamaan.
"Kabar buruk dulu Ana, setelah itu baru kabar baik, agar kita bisa merasa lega." Ucap Lisa.
"Kabar buruknya sekarang aku ... Eh tidak jadi deh aku hanya ingin membuat kalian penasaran saja kok?" jawab Ana bohong, ia masih belum yakin untuk mengatakan kalau semalam Adam sudah merenggut kesuciannya.
"Itu sama sekali tidak lucu, Ana." Putri terlihat sedikit kecewa.
"Memangnya kalian mau apa? Mau mendengar kabar buruk tentangku? Bukannya mendoakan temannya yang baik malah mau mendengar kabar buruk." Ana membuat raut wajahnya sesedih mungkin.
"Bukan begitu Ana ... Ya sudah sekarang katakan kabar baiknya saja." Ucap Putri.
"Mulai sekarang aku akan tinggal lagi di kontrakan." Jawab Ana kegirangan.
"Hah, bagaimana ceritanya?"
Ana menceritakan kejadian tadi malam, tapi tidak dengan Adam yang mengambil kesuciannya.
Wajah Putri dan Lisa langsung semangat, mereka langsung melompat kegirangan.
'Rasar jalang, pasti mereka mendapat mangsa Om-om kaya.'
'Lihat saja, aku akan membuat Ana menangis darah.'
'Iya, aku juga muak melihat wajahnya.'
Mia dan sahabatnya berbisik-bisik saat melihat kesenangan Ana.
***
Adam saat ini sedang berada di perusahaan,
"Apa terjadi sesuatu, Bos?" Tanya Elliot, saat melihat wajah kusut Adam.
Adam menatap tajam ke arah Elliot. "Bagaimana dengan para berandalan itu?"
"Oh iya, aku sampai lupa. Kamu melakukannya dengan sangat cerdas. Mereka sudah menjadi perempuan. Eh bukan, mereka sudah tidak memiliki apapun lagi, laki-laki bukan perempuan juga bukan." Tawa Elliot pecah, saat mengingat kalau Randy dan teman-temannya sudah dipotong alat kelaminnya.
Adam menyuruh anak buahnya untuk membawa mereka pulang kerumah.
"Perintahkan Leon untuk mengawasi Ana, kemana pun Ana pergi, dia harus mengikutinya." Perintah Adam.
"Aku bisa menggantikan tugas Leon. Kebetulan aku sedang tidak ada pekerjaan." Elliot berusaha menawarkan diri.
"Biarkan Leon saja yang mengurus itu. Kamu urus saja pertemuan dengan organisasi yang dipimpin oleh Gustavo, mereka sudah menipuku."
Gustavo adalah sekelompok mafia barat , yang sudah membeli banyak narkoba pada Adam, saat Adam lengah mereka mencuri narkoba milik Adam dengan jumlah yang cukup banyak.
"Baiklah." Elliot seketika terlihat sedih.
"Apa aku salah karena sudah berharap padanya?" batin Adam.
****
Dimansion utama, Bu Tiara sedang marah besar, dia mengamuk seperti orang gila.
" Aku akan menghancurkan perempuan sialan itu?" Teriak Bu Tiara.
Kate sedari tadi sudah kembali ke apartemen milik Om-om yang sering menidurinya.
Setelah kejadian kemarin, kehidupannya berubah total, dia sudah di pecat dari pekerjaannya.
Adam sudah membawa nasib buruk padanya.
"Aku akan mencari cara agar Adam bisa menjadi milikku." Gumam Kate.
Sedangkan di sebuah kafe, Ana sedang tertawa bersama sahabatnya.
Seperti burung yang terlepas dari sangkarnya, dia merasa begitu senang.
"Aku benar-benar bahagia. Aku akan memulai kehidupanku kembali, tanpa harus merasa ketakutan." Ana sangat bersemangat, dia akan memulai pekerjaannya kembali.
"Apa kamu sudah yakin dengan keputusan yang kamu ambil?" Tanya Lisa.
"Ya, aku juga akan pergi jauh setelah lulus, aku akan menjauh dari pria brengsek itu." Ana masih sangat membenci Adam, dia tidak akan memaafkan perbuatan Adam.
Mereka terus berbagi cerita sampai lupa waktu, setelah makan-makan mereka memutuskan untuk kembali ke kontrakan.
Setelah membersihkan tubuh masing-masing, mereka bersantai terlebih dulu karena masih ada sekitar 2 jam lagi waktu untuk mengobrol sebelum bekerja.
"Kamu tidak apa-apa kan kami tinggal sendirian?" Tanya Lisa khawatir.
"Ya, kalian tenang saja, aku akan baik-baik saja."
Sebenarnya Ana khawatir kalau Adam akan menemuinya, tapi dia tidak mau membuat sahabatnya cemas.
Satu jam kemudian, mereka sudah siap-siap untuk menuju club malam.
"Apa sebaiknya kita berhenti saja bekerja di club malam? Kita cari saja pekerjaan lain yang lebih layak, agar Ana merasa nyaman." Ucap Lisa.
"Aku juga berpikir seperti itu, tapi kemana kita akan mencari pekerjaan?"
"Kita cari saja lowongan pekerjaan yang ada dekat sini, yang penting kita harus terus bersama. Aku akan menemui Ayahku, meski mereka tidak menganggapku ada, tapi akan aku usahakan untuk mencari pekerjaan melalui mereka." Jelas Lisa.
"Terserah kamu saja." jawab Putri.
Mereka sudah bersiap, saat sudah hampir magrib, mereka akan berangkat menuju club.
"Kita berangkat dulu, kalau ada apa-apa segera hubungi kita ya?" Ucap Lisa.
"Ya, kalian hati-hati di jalan."
***********
***********