Ketulusan Hati Zia

Di sekolah.

Mobil Azzam maju ke area sekolah memasuki di tempat parkir, Zia salim pada Azzam lalu keluar setelah mendapatkan kecupan perpisahan di keningnya.

"Mas... Makasih ya... hati-hati bawa mobilnya... " Kata Zia lembut.

"Hati-hati juga kerjanya istriku... " Ucap Azzam yang membuat Pipi Zia merona kembali.

"Manis banget sih kalau merona gitu... Mas jadi susah mau pisahnya... " Ucap Azzam yang makin membuat Zia malu di buatnya.

"Ehm... Zia berangkat ya Mas...Assalamualaikum... " Kata Zia dengan degub jantung yang sudah semakin maraton.

"Bentar... Kasih ini dulu... " Kata Azzam sambil menunjuk baris merahnya, sontak Zia semakin merona, tak mungkin Zia melakukan itu di area sekolah, meskipun di dalam mobil bisa jadi ada yang melihatnya.

"Mas... Ish... ini sekolah loh... Zia pamit... Assalamualaikum... " Kata Zia semakin gugup lalu membuka pintu mobilnya.

"Astagfirullah... bisa mesum begitu ya... " Batin Zia geleng-geleng kepala sambil berjalan meninggal Azzam.

Azzam tersenyum sambil terus mengusap wajahnya juga mengacak-acak rambutnya sendiri, Azzam tidak menyangka bisa separah ini perilakunya, saat bersama Alma dulu dirinya jarang melakukan hal-hal aneh semacam ini.

Azzam berpikir betapa dirinya saat ini seperti kembali jadi anak muda yang baru terkena virus merah jambu sehingga susah menahan gejolak dalam dirinya.

Azzam senyum-senyum kembali saat mengingat kembali kelakuannya saat di mobil ketika di rumah tadi, sebelum berangkat mengantar Zia, Azzam rasa rasa malu, gengsi dan sikap datarnya sudah hilang semenjak dirinya mencoba jujur dengan perasaannya sendiri dan mencoba menjalani pernikahan bersama Zia.

"Astaga... aku sepertinya benar-benar sudah tidak waras... " Kata Azzam sambil menggigit bibir bawahnya sendiri, masih tersisa rasa manis dari dua baris milik Zia tadi.

Sementara Zia melangkah dengan dada yang berdegup kencang, ada sedikit rasa khawatir dengan pandangan orang tentang dirinya karena pernikahannya yang belum banyak di ketahui orang.

Zia berusaha tersenyum dengan setiap orang yang berjumpa dengan dirinya, meski ada beberapa yang berbisik setelah melihat Azzam membuka jendela mobil dan berdada padanya.

"Ya ampun... Ngapain juga pakai berdada gitu sih... " Batin Zia namun tetap mengangkat tangan dan berdada juga membalas Azzam.

"Ini Konyol... dan memalukan... " Batin Zia bersemi merah.

"Cie cie.... Bu Zia di antar gebetan..." Goda salah satu siswanya yang berani menggodanya.

"Waaah... So sweet...." Kata Siswa lainnya.

"Sumpah... ganteng bangetttt.... " Kata Siswi lainnya lagi yang membuat Zia makin malu di buatnya.

"Ih... iya... aaaa Bu Zia dapat dimana??? Mau dong buk di kenalin... " Kata Yang lain lagi.

"Stttt Astaghfirullah... udah masuk sana... sekolah yang benar... " Kata Zia lalu menghindar dari siswi-siswi yang membuat telinganya geli dan malu.

Sementara Azzam masih mengamati Zia dari jauh, Azzam merasa Zia masih terlihat muda apalagi saat bersama dengan siswi-siswinya, tidak terlalu jauh wajahnya bahkan nampak seimbang, hanya pembawaan Zia yang tenang, dewasa dan keibuan yang membuat dia nampak matang di banding murid-muridnya.

"Ya ampun... kamu cantik banget sih... imut... teduh juga di lihat... pantas aja Al sampai jatuh cinta sama kamu... " Gumam Azzam lalu menutup kaca mobilnya setelah itu hendak kembali pulang, namun segerombolan siswa laki-laki tiba-tiba parkir di sebelnya lalu mengobrolkan tentang Zia.

"Sumpah.... Ini berita viral terbaru Bro!!! " Kata Salah satu siswa itu.

"Apaan sih??? " Tanya yang lain.

"Aku dapat info kalau Bu Zia idaman semua pria udah ada yang jaga!!! " Kata siswa yang pertama.

"Wah... patah hati jamaah kita... " Kata Siswa yang lainnya yang membuat panas telinga Azzam.

"Wah... beruntung banget sih tu cowok bisa dapetin bidadari tak bersayap macam Bu Zia... Aaa iri gue... "Kata siswa yang paling tampan di antara gerombolan itu.

"Ah kalau belum nikah... masih ada kesempatan... kita tikung aja lewat sepertiga malam... barang kali namanya tertulis di buku takdir kita..." Kata yang lain sok bijak.

Azzam semakin kesal lalu menekan klakson keras hingga mereka semua terkejut di buatnya, Azzam kesal karena Zia terlalu banyak penggemarnya, rasanya tak rela Zia begitu di impikan banyak pria bahkan tak kira-kira murid-murid laki-laki itu mau menjadi pebinor dalam rumah tangganya.

"Dasar bocah-bocah sialan... sekolah yang bener ngapain malah mikirin istri orang... malah udah punya niatan jadi tukang tikung... Emang sialan kalian semua... " Umpat Azzam sambil melajukan mobilnya meninggalkan sekolah Zia dengan perasaan campur aduk.

Azzam melaju di jalan dengan segudang pikiran dan perasaanya, belum kelar masalah Al Jovano malah di tambah gerombolan siswa tadi yang menambah rasa cemburu di dadanya, jika dia egois rasanya Azzam ingin Zia tinggal di rumah saja tanpa bertemu pria lain, namun jika dia lakukan itu Azzam merasa begitu mengekang Zia.

Sampai di lampu merah Azzam memberi pesan pada Zia dengan banyak hal, Azzam mengungkapkan perasaan khawatir sekaligus tidak nyamannya.

📩"Sayang... "

📩" Ingat Senyum itu sedekah... tapi jangan manis-manis kalau sama laki-laki... "

📩"Hati-hati sama murid-murid laki-laki..."

📩"Jaga hati..."

📩"Jaga Mata... "

📩"Ingat Kamu udah punya suami di rumah... "

📩"Jangan ngobrol lama-lama sama laki-laki..."

📩"Mas Cemburu... "

Pesan Azzam terakhir yang membuat Azzam malu sendiri, namun jujur hatinya cemburu setengah mati, padahal Zia tak membalas ataupun memberi kesempatan bahkan tidak bertatapan dengan murid-murid tadi namun Azzam tetap merasa cemburu, Azzam ingin Zia tau dan menjaga sikapnya.

✉️" Iya Mas.. insya Allah..."Balasan Zia dari banyak pesan Azzam membuat kepala Azzam semakin gatal, ingin rasanya dirinya kembali dan menemui Zia lalu membawanya pulang.

Azzam kesal mengapa dari banyak pesan yang di kirimnya hanya ada satu balasan yang tidak menjanjikan menurutnya. Azzam masih orang pada umumnya yang memakai kata insya Allah sebagai kalimat yang 99,99℅ berpeluang untuk tidak di tepati.

"Astaga... kamu kenapa bisa tega banget sih Zia... " Gedumel Azzam sambil melajukan mobilnya kesal.

✉️"Mas Azzam tenang aja... yang fokus nyetirnya, jangan main Hp... gak baik... Hati-hati... ada Nana yang menunggu di rumah.... Aku pulang sama Zea nanti... jangan khawatir..."

Satu pesan masuk dari Zia sebagai balasan atas pesan Azzam tadi, Azzam sedikit malu atas sikapnya.

"Astagaa... Baik Bu guru... " Jawab Azzam lalu menaruh handphone miliknya dan fokus menyetir, Azzam tersenyum pada keadaanya saat ini, disaat dirinya khawatir tentang para calon pebinor, Zia justru khawatir dengan dirinya yang menyetir sambil mengirim pesan.

"Beginilah nasib menikah dengan gadis yang tidak berpengalaman pacaran... tak tau rasanya cemburu... tunggu tapi... Zia mencintai aku tidak ya??? " Azzam di buat gelisah oleh pertanyaannya sendiri.

***

Mau dong yang belum Vote kasih Vote... 😭😭

Makasih yang udah vote... 🥰🙏🙏🙏

Love You All... 🫶🫶🫶🫶