CINCIN AMERTHA

Ratih segera menutup pintu ruang ceo, kemudian kaki rudi menahannya dan mendorong pintu tersebut sampai ratih terdorong ke dalam.

"Mbaa..ini aku rudi, kenapa jadi tidak kenal semua" seru rudi sambil melangkah kedalam lalu menunjuk kembali mukanya.

Micel yang sedang duduk pun ternganga melihat pria yang mengaku sebagai rudi itu, ratih lalu menarik tangan rudi menuntunnya ke hadapan micel.

"Nih..liat cel, masa dia mengaku mas rudi, jelas-jelas jauh banget gantengan ini kan" ucap ratih sambil menycubit pipi rudi.

"Mba..ini aku rudi loh, aku kesini mau mengambil uang pembayaran buah aku yang tadi pagi sudah diambil oleh truck kalian" kata rudi memperjelas.

"Ratih, kamu keluar dulu..biar saya yang mengurusnya ini" perintah micel ke ratih.

"Awas yaa lo..kalo lo juga naksir ama dia" cetus ratih ke micel, ratih lalu berjalan keluar meninggalkan ruangan micel.

Micel pun menyuruh rudi untuk duduk, mereka kini saling berhadapan.

Micel kemudian memperhatikan postur badan serta muka pria di depannya itu, tak ada kemiripin yang terlihat antara rudi dengan pria didepannya.

"Baiklah..buktikan satu saja kalau kamu memang rudi, awas saja kalau kamu mau menipu saya" kata micel sambil melipatkan kedua tangannya di dada.

Rudi pun lalu mencari cara untuk membuktikan kalau dirinya itu rud, akhirnya ia mengingat sesuatu lalu mencodongkan wajahnya ke arah micel dan kemudian berkata.

"Apakah kamu mau aku ajak ke ruangan yang kemarin".

Degh!!

Micel kemudian terkejut, pasalnya hanya rudi dan dirinya yang tahu soal ruangan ajaib itu, jadi pria yang didepannya ini benar-benar rudi tapi mengapa dirinya bisa berubah semalam saja.

"Mas..rudi..kenapa kamu bisa berubah seperti ini" tanya micel yang sudah percaya.

Kemudian rudi pun menceritakan mulai dari micel pulang hingga aktivitas sebelum dia keruangan.

"Mas!!!..ceritakan intinya saja..benar-benar kamu yaa..sama saja cuman beda bentuknya doang" kesal micel yang menegur rudi karna telalu bertele-tele.

"Hehehe maaf mba...aku gini karna abis mandi di kolam yang ada air terjunnya itu" ucap rudi.

micel pun sebenarnya ingin memegang wajah rudi untuk mengecek asli atau tidak serta tubuhnya yang menjadi kekar itu, namun dirinya harus menjaga imagenya sebagai ceo, alhasil dirinya harus menahan lalu melampiaskan rasa gemasnya dengan meremas-meremas kedua tangannya saja.

"bagaimana mba, buahnya sudah dicek semua kan?" tanya rudi yang mengalihkan pembicaraan dan fokus ke tujuannya kesini.

"hmmm..bagus, tadi saya sudah mengecek hasil laporannya bahwa buah kamu tidak ada yang cacat, tunggu sebentar" jawab micel sambil mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi seseorang.

kemudian ratih pun masuk membawa berkas di tangannya, lalu berjalan mengarah ke micel. namun matanya masih memperhatikan wajah rudi, rudi pun serba salah dengan tatapan wanita itu.

"ehmm.." deheman micel yang menyadari kelakuan temannya.

"ratih..jadi ini benar mas rudi, dan untuk alasannya kenapa dia berubah gini..hanya aku dan mas rudi yang tahu" kata micel ke ratih.

"masa si cel, kamu langsung percaya gitu aja...nih lihat yaa..pipinya saja beda" ucap ratih yang menghampiri rudi sambil mengelus-elus pipi rudi.

"ratih..apa-apaan kamu, jaga sikap kamu ya" tegur micel yang kesal, dirimya aja sudah susah payah menahan untuk tidak memegang pipi rudi, eh malah temannya yang lancang mendahuluinya.

rudi pun langsung melepaskan tangan ratih yang menempel pipinya.

"ngapain si mba...malu tau" jawab rudi yang tak enak dengan micel.

"maaf mas..ini untuk micel..aku hanya kasih tau saja, ya bukan aku modus" jawab ratih yang kembali ke samping micel, ia pun melihat micel seperti akan memakannya hidup-hidup.

micel pun menghela nafas, ia harus fokus jangan terpancing emosinya.

"yasudah mas, untuk bayarannya kami transfer sekarang, dan mohon isi berkas ini" ucap micel sambil merebut kasar kertas yang di pegang ratih.

lalu memberikannya ke meja tepat depan rudi, rudi segera mengisi berkas tersebut dan mendatangani berkas itu.

"sudah mba..jadi kapan mba micel mau pesan buah lagi" kata rudi sambil memberikan kertas ke micel.

"sabar mas, nanti juga aku infokan secepatnya kalau butuh" jawab micel, ia segera menyuruh ratih untuk proses pembayarannya.

setelah uang berhasil di transfer ke rekening rudi, namun rudi tak mengecek kembali uang itu, ia pun segera berpamitan ke micel dan ratih, lalu meninggalkan ruang ceo itu.

plakkk!

"awww..sakit cel..kenapa kamu memukul ku" ucap ratih sambil menahan rasa sakit akibat pukulan pundaknya.

"itu hukuman mu bertindak kurang ajar ke tamu, awas aja kamu didepan saya berani menyentuh-menyentuh tamu" ancam micel.

"alahh..bilang aja cemburu" jawab ratih sambil berlari menuju pintu keluar.

micel pun teriak memanggil temannnya yang kabur itu, sampai karyawan diluar memperhatikan ratih yang menutup pintu ceo tersebut.

"ngapain kalian liat-liat, sana kerja" seru ratih sambil berjalan menuju ke ruangannya.

*

*

"uhh masih ada waktu, aku mau lihat-lihat rumah dulu ah" gumam rudi sambil melihat jam diponselnya yang menunjukkan angka 10 pagi, ia tak menyadari bahwa ponselnya lagi mode pesawat.

kemudian rudi melihat pintu masuk perumahan yang bertuliskan grand garden, ia segera masuk kedalam area perumahan tersebut, sebelumnya ia di cegat oleh security yang bertugas menjaga pintu masuk perumahan.

"mau kemana mas?" tanya security yang memperhatikan rudi serta motor legendnya.

"mau mencari rumah pak, tapi saya mau lihat-lihat dulu" jawab rudi sopan.

"mending mas cari yang sebelah sana nah, disini mahal-mahal percuma mas ga bakalan bisa beli deh" ucap security sambil menunjuk arah timur.

rudi pun mengangguk dan kembali memutarkan motornya meninggalkan perumahan tersebut.

"pasti benar yang dikatakan security, rumahnya juga kaya istana semua pasti harga di atas 10m an" gumam rudi sambil melajukan motornya ke atm untuk mengambil uang cash sebagai pegangan nanti.

setelah sampai di mesin atm, ia pun mengecek saldo terlebih dahulu.

dan matanya melotot melihat isinya 2m lebih itu.

"loh...mba micel salah tf ini, kan seharusnya 1m lebih kenapa jadi 2m" ucap rudi, ia pun menarik uang secukupnya dulu dan mengeluarkan kartu dari mesin atm, lalu keluar mengambil ponselnya.lalu mengaktifkan data ponselnya dan belasan panggilan tak terjawab dari joko muncul di layar ponselnya.

"aduhh...gawat ini..pasti mereka mencari ku" ucap rudi sambil menepuk dahinya.

ia pun kini memilih menelpon joko temannya dahulu.Panggilan pun terhubung saat ini.

joko dan kedua temannya berkeliling pasar induk untuk mencari dimana rudi bekerja sampai fotonya diperlihatkan ke semua pedangan pasar induk.