NovelToon NovelToon
Rahasia Pesugihan Pamanku

Rahasia Pesugihan Pamanku

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Dendam Kesumat / Tumbal
Popularitas:59.7k
Nilai: 4.7
Nama Author: ummiqu

Ruci tak percaya mendapati kenyataan paman kesayangannya menempuh jalan yang salah.

Hanya karena jenuh menjalani hidup miskin dan susah, Dirga pun memilih mengambil jalan pintas untuk meraih kekayaan. Meski jauh di lubuk hatinya Dirga sadar jalan yang dia pilih akan membawa kesengsaraan untuknya kelak, tapi nampaknya Dirga tak peduli.

Dirga hanya ingin membungkam mulut orang-orang yang selalu menghina kemiskinan dan ketidak berdayaannya. Dia ingin membuat orang-orang yang menghinanya itu bertekuk lutut dan memohon di hadapannya seperti yang pernah dia lakukan dulu.

Apakah setelah membalas dendamnya Dirga merasa cukup dan berhenti bersekutu dengan iblis ?.

Haruskah Ruci menyingkap tabir rahasia kelam sang paman untuk mengakhiri penderitaannya ?.

Jawabannya hanya ada di dalam novel ini.

Penasaran ... ?

Simak kisah selengkapnya yuuk ....

( Kisah ini hanya fiktif dan buah pemikiran Author. Mohon bijak membaca dan berkomentar. Terimakasih ... 🙏😊)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummiqu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Hadiah Membawa Petaka

Perdebatan Desi dan Aris masih berlangsung hingga beberapa saat kemudian. Desi marah karena Aris menuduhnya jadi simpanan pria beristri.

"Laki-laki itu Bapak kandungku!" jerit Desi marah.

Aris terdiam, malu sekaligus takut. Dia melirik kearah Dirga yang nampak duduk di balik kemudi dengan tenang.

"Maaf, aku kan ga tau," sahut Aris.

"Makanya jangan sembarangan nuduh. Malu sendiri kan jadinya," kata Desi hingga membuat Aris salah tingkah.

Suara deheman Dirga menyadarkan Desi pada tujuan awalnya.

"Bapak bilang mau ngobrol sama kamu. Bisa ga?" tanya Desi sesaat kemudian.

"Oh, bi-bisa kok. Kapan, dimana?" tanya Aris antusias.

"Kamu bawa kendaraan ga?. Kalo bawa, ikutin mobil Bapakku dari belakang. Kalo ga, masuk aja ke dalam. Kita pergi bareng-bareng. Aku juga ga tau Bapak mau ngobrol dimana," sahut Desi.

"Aku bawa motor. Kalo gitu biar aku ikutin aja dari belakang nanti," kata Aris.

"Ok. Sekarang sapa dulu Bapakku. Yang sopan dan jangan kurang ajar," kata Desi dengan tatapan tajam.

Aris pun mengangguk lalu melangkah ke samping mobil tepat dimana Dirga berada.

"Maaf udah ganggu. Nama saya Aris Om, saya temen SMAnya Desi," kata Aris sambil mengulurkan tangannya.

Dirga pun tersenyum kemudian menyambut uluran tangan Aris.

"Saya Dirga, Bapaknya Desi. Kalo kamu ada waktu, bisa kita ngobrol sebentar?" tanya Dirga ramah.

"Bisa Om," sahut Aris cepat.

"Bawa kendaraan?" tanya Dirga.

"Motor saya di sana Om," sahut Aris sambil menunjuk motornya yang terparkir tak jauh dari mobil Dirga.

"Ok. Kalo gitu ikutin saya ya," pinta Dirga.

"Siap Om," sahut Aris.

Dirga tersenyum lalu kembali melajukan mobilnya. Di sampingnya terlihat Desi yang duduk dengan gelisah.

"Kenapa muka kamu tegang begitu Des?" tanya Dirga.

"Gapapa Pak. Aku cuma ga nyaman aja. Kan udah lama ga ketemu apalagi ngobrol sama Aris," sahut Desi.

"Itu artinya kamu masih suka sama dia. Iya kan Des?" goda Dirga.

"Aku ga tau Pak. Kayanya sulit aja ngelupain apa yang udah Aris lakukan dulu. Emangnya Bapak mau ngobrolin apaan sih sama dia?" tanya Desi.

"Bukan hal penting kok. Bapak cuma mau kenalan aja sama laki-laki yang udah bikin anak perempuan Bapak kecewa. Bapak juga mau ngasih peringatan sama dia supaya ga macem-macem sama kamu karena kamu yang sekarang berbeda dari yang dulu," sahut Dirga sambil tersenyum penuh makna.

Desi terdiam mendengar ucapan ayahnya. Sejujurnya Desi memang tak siap bertemu dan bicara lagi dengan Aris. Rasa sakit hati akibat ucapan Aris masih membekas di hatinya.

Dirga terus melajukan mobilnya lalu mengarahkannya ke halaman sebuah restoran mewah. Di belakangnya Aris sempat berhenti karena ragu untuk terus mengikuti.

"Wah, kok masuk ke sini. Ini kan rumah makan untuk orang berduit. Gue denger harga seporsi makanannya aja bisa ratusan ribu rupiah. Kalo bapaknya Desi ngajak ke sini, pasti dia yang bayar kan. Dan itu artinya dia beneran kaya dong," gumam Aris dengan wajah berbinar.

Awalnya Aris memang mengira Dirga hanya supir dan bukan pemilik mobil. Tapi saat Dirga masuk ke restoran mewah lalu memesan menu dengan santai seolah tak peduli dengan harganya yang selangit, Aris pun takjub.

"Ayo dimakan Ris," kata Dirga usai pelayan mengantarkan pesanannya.

"I-iya Om," sahut Aris gugup.

"Jadi, apa kegiatan kamu sekarang?" tanya Dirga sambil menyuap makanan ke dalam mulutnya.

"Sekarang saya kuliah di Universitas P, udah hampir skripsi Om. Sambil kuliah saya juga kerja paruh waktu. Lumayan buat nambahin uang saku," sahut Aris sambil tersenyum.

"Kamu kuliah di kota ini ?. Bukannya kamu bilang mau pindah keluar kota dan kuliah di sana ya?" sela Desi sambil menatap Aris.

"Oh itu. Mmm ... dulu orangtuaku emang mau pindah keluar kota tapi ga jadi karena ada sedikit masalah. Karena orangtuaku batal pergi, aku juga batal kuliah di luar kota. Nah, daripada ga jadi kuliah, aku daftar di universitas P," sahut Aris gugup.

Desi tahu Aris berbohong. Dia yakin Aris sengaja melakukannya karena malu mengakuinya sebagai kekasih dulu. Tapi sekarang Desi tak peduli karena Aris tak berarti lagi untuknya.

"Kalo kamu sibuk apa sekarang Des?" tanya Aris sesaat kemudian.

"Aku juga kuliah kok. Tapi bedanya Aku ga kerja paruh waktu kaya kamu. Bapak ga suka aku kerja karena Bapak masih sanggup biayain aku. Bapak cuma mau aku fokus kuliah biar cepet lulus. Dan aku berencana ngelanjutin S2 ke Australia nanti," sahut Desi sedikit sombong.

Jawaban Desi seolah menampar Aris. Pemuda itu terdiam sambil menundukkan kepala karena merasa malu.

Melihat Aris mati kutu Dirga dan Desi pun tersenyum puas.

"Jangan ngomong kaya gitu Des. Ga enak kan sama Aris. Ntar kesannya kamu pamer lho," kata Dirga sesaat kemudian.

"Masa sih Pak. Padahal aku ga ada niat pamer sama sekali tuh. Aku cuma mau bilang roda itu berputar. Seseorang yang pernah ada di atas suatu saat bakal ada di bawah juga. Begitu pun sebaliknya," sahut Desi sambil melirik Aris dengan tatapan sinis.

"Iya iya. Udah jangan ngomong terus. Ayo makan dulu, ntar keburu dingin malah ga enak," kata Dirga mengingatkan.

"Iya Pak, iya Om," sahut Desi dan Aris bersamaan.

Makan malam pun berlanjut. Saat Dirga pergi ke toilet, Aris pun memberanikan diri menggenggam jemari Desi.

"Apaan sih Ris. Lepasin!" kata Desi sambil melotot.

"Tolong maafin aku ya Des. Aku tau aku emang keterlaluan karena udah mutusin kamu dulu. Padahal ... " ucapan Aris terputus karena Desi memotong cepat.

"Lupain aja Ris. Aku juga udah ga masalahin itu lagi kok," sahut Desi hingga membuat Aris tersenyum.

"Beneran Des ?. Kalo gitu kita bisa balikan kaya dulu dong," kata Aris penuh harap.

Desi pun menepis tangan Aris sambil menggelengkan kepala.

"Jangan ge-er ya Ris. Aku maafin kamu bukan untuk balikan sama kamu. Cerita kita udah masa lalu. Sekarang fokus aja sama kehidupan kita masing-masing. Aku yakin kamu juga pasti udah punya cewek lagi sekarang. Cewek yang cantik, modis dan tajir," sindir Desi.

"Oh, ga kok. Aku masih sendiri Des. Emang sih banyak cewek yang mau jadi pacar aku, tapi aku ga merespon mereka tuh. Ga tau kenapa aku susah move on aja dari kamu," sahut Aris.

"Masa sih. Kok aku ga percaya ya," kata Desi sambil membuang tatapannya kearah lain.

"Sumpah aku juga mau Des. Aku emang masih sendiri dan ga punya pasangan sekarang!" kata Aris mencoba meyakinkan.

Tepat di saat Aris mengakhiri kalimatnya, Dirga datang dan bertanya.

"Kalian ngobrol apa sih?. Seru banget keliatannya," tanya Dirga.

"Cuma ngobrol biasa aja kok Pak. Bukan sesuatu yang penting juga," sahut Desi sambil melirik kearah Aris.

"Kalo udah selesai kita pulang yuk Des," ajak Dirga sambil melambaikan tangannya kearah pelayan rumah makan.

"Iya Pak," sahut Desi.

Setelah membayar harga makanan sekaligus memberi uang tip pada pelayan, Dirga pun berjalan lebih dulu keluar. Saat Desi ingin mengikuti ayahnya, tiba-tiba Aris mencekal tangannya.

"Apalagi?" tanya Desi tak suka.

"Minta nomor ponselmu dong," sahut Aris.

Desi pun berdecak sebal. Dengan terpaksa dia memberikan nomor ponselnya. Setelahnya Desi melangkah menuju parkiran diikuti Aris.

"Makasih ya Om," kata Aris sambil mencium punggung tangan Dirga.

"Sama-sama. Main-main lah ke rumah. Kita bisa ngobrol sepuasnya nanti," kata Dirga dengan ramah.

"Emang boleh Om?!" tanya Aris antusias.

"Boleh lah. Desi, ajak Aris ke rumah kita kapan-kapan ya," pinta Dirga.

"Iya Pak," sahut Desi sambil masuk ke dalam mobil.

Jawaban Desi membuat Aris tersenyum lebar. Tak lama kemudian Aris nampak melambaikan tangan kearah Dirga yang mulai melajukan mobilnya.

Setelah mobil Dirga tak terlihat lagi, Aris pun naik ke atas motornya.

"Gue yakin bakal bisa dapetin Desi lagi. Dia kan cinta banget sama Gue. Gapapa mengalah dan bersabar sedikit. Yang penting ke sananya hidup Gue bakal terjamin," gumam Aris sambil tersenyum penuh makna.

\=\=\=\=\=

Sejak bertemu Desi, Aris makin gencar mendekati gadis itu. Aris kerap mengirim pesan bahkan menelepon hingga membuat Desi kesal. Desi terpaksa meresponnya karena teringat pesan sang ayah agar dia tak mengabaikan Aris.

Dan malam itu lagi-lagi Aris menghubungi Desi.

"Siapa Des?" tanya Dirga dari ambang pintu kamar.

"Aris Pak," sahut Desi dengan enggan.

"Kalian balikan ya?" tanya Dirga.

"Ga lah Pak. Ngapain juga. Cowok matre kaya dia mah enaknya dibuang ke laut," sahut Desi ketus.

Jawaban Desi membuat Dirga tertawa geli.

"Temenan aja kan gapapa Des. Jangan terlalu kasar nolaknya, nanti dia gelap mata kan repot," kata Dirga mengingatkan.

"Gelap mata gimana maksudnya Pak ?" tanya Desi tak mengerti.

"Ya pake cara kotor untuk mendapatkan kamu lah, pake pelet misalnya. Kalo udah gitu kan bahaya Des. Bisa-bisa kamu gila kalo ga ketemu sama dia sehari aja. Emang kamu mau kaya gitu?" tanya Dirga.

"Ish, serem banget sih. Ga mau lah Pak," sahut Desi sambil menggeleng.

"Makanya biar dia ga sakit hati sama penolakan kamu, kasih hadiah aja. Kebetulan Bapak punya ini buat dia," kata Dirga sambil mengulurkan sebuah kotak berisi jam tangan dari merk terkenal.

Desi membelalakkan mata melihat jam tangan yang dibandrol dengan harga jutaan itu. Dan dia tak menyangka Dirga memberikannya cuma-cuma hanya karena tak ingin Aris menyakitinya.

"Bapak serius mau ngasih ini sama Aris?" tanya Desi tak percaya.

"Iya. Bapak harap setelah ini Aris ga gangguin kamu lagi dan kamu bisa menjalani hidupmu dengan tenang," sahut Dirga sambil mengusap kepala Desi dengan sayang.

Desi pun terharu lalu memeluk sang ayah.

"Kalo gitu besok aku kasih ini ke dia. Makasih ya Pak. Aku seneng Bapak peduli sama perasaanku," kata Desi dengan mata berkaca-kaca.

"Sama-sama. Sekarang udah malem, kamu tidur ya biar besok ga kesiangan," kata Dirga sambil mengurai pelukannnya.

"Iya Pak," sahut Desi sambil tersenyum.

Dirga ikut tersenyum lalu keluar dari kamar Desi dengan tergesa-gesa. Tersirat ketidak sabaran di wajah Dirga seolah dia sedang menanti sesuatu yang sangat besar.

\=\=\=\=\=

Siang itu Desi sengaja mengajak Aris bertemu di parkiran sebuah mall. Dengan senang hati Aris datang karena mengira Desi akan membicarakan kelanjutan hubungan mereka. Tapi ternyata Aris salah, Desi memintanya bertemu karena ingin menyampaikan pesan ayahnya.

"Aku cuma mau ngasih titipan Bapak buat kamu," kata Desi sambil menyerahkan sebuah paper bag kecil.

Aris senang sekaligus bingung mendengar ucapan Desi. Dia tak menyangka diberi hadiah oleh pria yang dia harap akan jadi mertuanya kelak. Aris mengira Dirga terkesan dengannya walau mereka baru sekali bertemu.

"Apa isinya?" tanya Aris sesaat kemudian.

"Buka aja sendiri," sahut Desi.

Aris pun meraih kotak dari dalam paper bag lalu membukanya di hadapan Desi. Gadis itu nampak mencibir melihat Aris yang terpana saat melihat isi kotak.

"Ini ... beneran buat aku?" tanya Aris tak percaya.

"Iya," sahut Desi.

"Ini bagus banget Des. Pasti mahal ya," kata Aris.

"Iya lah," sahut Desi ketus.

"Tolong sampein ucapan terima kasihku sama Bapak kamu ya Des. Sekarang boleh kan aku anter kamu pulang?" tanya Aris sambil berusaha mencekal tangan Desi.

"Ga usah," sahut Desi sambil berlalu.

Aris nampak menghela nafas panjang mendengar jawaban Desi. Meski kecewa dengan sikap Desi, tapi Aris masih bisa tersenyum melepas kepergian Desi.

Kemudian tatapan Aris beralih kearah jam tangan di dalam kotak. Dia mengamati sejenak lalu mencoba mengenakannya. Dan Aris pun tertawa melihat jam mewah itu bertengger manis di pergelangan tangannya.

"Ga nyangka segampang ini meluluhkan hati om Dirga. Belum apa-apa aja gue udah dikasih jam tangan semahal ini. Gue yakin bakal dapet lebih kalo jadi menantunya nanti," gumam Aris sambil tertawa bahagia.

Dari tempat yang tersembunyi Dirga nampak mengamati Aris. Dia tersenyum diam-diam melihat kebahagiaan Aris.

"Silakan tertawa sepuasmu Aris. Karena setelah ini kamu hanya bisa menangis dan lupa bagaimana cara tertawa," gumam Dirga sambil menyeringai.

Setelah memastikan hadiahnya sampai ke tangan Aris, Dirga pun pergi meninggalkan Aris yang masih tertawa sambil mengagumi jam tangan mewah itu.

Aris mengira hadiah Dirga sebagai isyarat pria itu telah memberi restu padanya untuk mendekati Desi. Aris tak pernah tahu jika jam tangan itu adalah sumber mala petaka yang akan segera menyapanya sebentar lagi.

\=\=\=\=\=

1
Laila Zayn
wiiiih karya ummiqu...... mampir lagi ya, mi..... udh lama ga mampir ditempat ummi ini 😄😘
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., pa kbr say. Met gabung yaaa .. 🙏🤗
total 1 replies
Ade Wati
di tunggu klanjutanya y ka
any Sulistiani: yup, kelanjutannya udh up say. judulnya 'Kereta Api Misterius'.
Silakan mampir, mksh 🙏😘
total 1 replies
Ade Wati
bagus
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., mksh supportnya say 🙏😊
total 1 replies
Siti Yatmi
Thor up nya kapan ini???keburu lupa alur nya
any Sulistiani: udh up say ..., cb dicek yaa 😊
total 1 replies
INDRA
thor mana kelanjutanya
any Sulistiani: lagi proses kak, blm di acc kayanya🤗
total 1 replies
siscapucinoo
makasih untuk cerita yg luar biasa. ditunggu karya selanjutnya Thor
any Sulistiani: sama" say. insyaa Allah siaaappp, mksh 🙏😊
total 1 replies
Ali B.U
oke aku tunggu kak
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp, mksh kak 🙏😊
total 1 replies
Siti Yatmi
sudah end aja,,,,lanjut ya Thor di judul yg lain, aku pada mu Thor
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp ..., Alhamdulillah. mksh say 🙏😊
total 1 replies
INDRA
ditungu thor
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp 👌😊
total 1 replies
Wisell Rahayu
okeee thooor aku suka dgn alurny gk berbelit² aku tunggu kelnjtanny thor di cerita Eza sma Rhea
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., insyaa Allah siaappp. mksh 🙏😊
total 1 replies
Ali B.U
next.
Ali B.U
next
Wisell Rahayu
kenapa Diki hrs meninggl thor uhhhh nyesek aku thor😭😭😭😭
Ali B.U
next
Ali B.U
next.
Ali B.U
next
Siti Yatmi
makasih ya Thor sudah up...rajin2 ya Thor....NT dimakan loh sama rayap kalo ga rajin up ...
Arieee
😢😢😢😢😢😢😢😢😢
Wisell Rahayu
wahhh semkn seram aj Nih siluman Rayap ny tp jgan gentar Ruci,yudis,kenzi lawan trs sampai titik penghabisan..semnggt thooorrr..ku tunggu upny lagi..
Wisell Rahayu
hayo Ruci lawan semua rayap² siluman itu..bawa Diki pergi..semg erman sadar akn semua keslahan nya..dan tdk meneruskn perjanjian dengn siluman Rayap hayoo Yudis ama Kenzi Ruci bantai semua siluman Rayapny ..
karyaku: hi kk, "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa mampir y
karyaku: hi kk, "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa mampir y
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!