NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona Sahabat Suamiku

Terjerat Pesona Sahabat Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Wanita Karir / Persahabatan
Popularitas:32.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hany Honey

Tujuh tahun menjalani pernikahan, membuat Zelmira dan Nathan tidak sehangat dulu, apalagi belum ada anak di dalam pernikahan mereka. Hingga pada akhirnya kehadiran Alshad, yang tak lain sahabat Nathan, mampu mengusir kehampaan Zelmira yang selalu diacuhkan oleh Nathan, karena Nathan sibuk dengan pekerjaanya.

Pesona Alshad membuat Zelmira luluh, dan jatuh dalam pelukan Alshad. Mereka menjalin hubungan diam-diam di belakang Nathan. Hingga Zelmira mengetahui jika dirinya hamil. Entah anak siapa yang ada di dalam rahimnya, karena semenjak ia berselingkuh dengan Alshad, Nathan pun sudah mulai sering menyentuhnya, meski sentuhan Nathan tidak pernah membuat Zelmira puas.

Akankah Nathan mengetahui hubungan gelap istri dan sahabatnya? Lantas, anak siapa yang ada di rahim Zelmira? Nathan atau Alshad?

Jangan lupa, tinggalkan jejak ya, kak? Like, Komentar, dan Ulasan Bintang Limanya. Terima kasih ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh Satu

Nathan tidak begitu tertarik curhatan Jesica. Nathan anti dengan perempuan yang curhat dengan dirinya. Ia memilih menghindari dari yang namanya curhat dengan lawan jenis, karena itu akan banyak mengundang hal yang tidak diinginkan menjadi diinginkan. Nathan tipe lelaki setia, setia pada pekerjaannya, juga setia pada pasangannya. Meskipun saat ini Nathan sedang merasakan kerenggangan hubungannya dengan Zelmira.

Nathan meninggalkan ruang meeting, ia kembali ke ruangannya. Tidak peduli nantinya Jesica akan mencarinya lagi untuk curhat, nanti gampang dia kasih alasan pada Jesica kalau dia sedang sibuk, atau pura-pura telefonan dengan Zelmira.

Sedangkan Zelmira, merasa dirinya semakin tidak baik-baik saja. Ia tidak konsentrasi dalam bekerja, karena kepalanya mendadak pusing, dan keringat dinginnya keluar. Zelmira ingin sekali memeriksakan keadaan tubuhnya sekarang, ia ingin meminta Alshad mengantarkannya, namun sepertinya Alshad sedang sibuk, karena dari tadi ditelefon tidak dijawab oleh Alshad.

“Sadi, bisa ke ruanganku!” perintah Zelmira pada Sadira lewat telefon.

Sadira segera menemui Zelmira yang tak lain adalah atasannya dia. Sadira melihat Zelmira seperti sedang tidak baik-baik saja, wajahnya pucat pasi, dan terlihat keringat di dahinya begitu banyak.

“Mbak, kenapa?” tanya Sadira panik, karena baru pernah melihat Zelmira keadaannya seperti itu.

“Pusing sekali aku, Sadira. Bisa minta tolong buatkan teh tubruk yang agak kental dan agak pahit sedikit, jangan terlalu manis?” pinta Zelmira.

“Baiklah, apa aku panggilkan perawat atau dokter yang ada di klinik kantor? Atau mau ke klinik saja, Mbak?”

“Tidak usah, aku minta buatkan teh saja, Sadi,” jawab Zelmira.

“Baiklah.”

Tidak biasanya Zelmira ingin minum teh. Apalagi teh yang agak kental dan agak pahit, tentu  membuat Sadira bingung dengan permintaan atasannya tersebut. Namun, tidak banyak tanya Sadira membuatkan, biar saja mungkin Zelmira masih ingin meminum teh. Karena biasanya jam-jam siang begini Zelmira minta dibuatkan kopi atau minuman dingin yang segar.

“Huek!”

Zelmira tiba-tiba merasakan mual, dan ingin muntah. Bergegas Zelmira ke  toilet untuk memuntahkan isi di dalam perutnya. Setelah selesai dari toilete, Zelmira kembali ke ruangannya dengan langkah gontai dan lemas. Rasanya tulang kakinya hilang, dan akhirnya ia jatuh pingsan di depan ruangannya.

“Mbak Ze!” pekik Sadira yang melihat Zelmira pingsan.

Sadira segera memanggil bantuan, lalu membawa Zelmira ke klinik yang ada di kantornya. Beruntung masih ada perawat dan dokter yang sedang piket di sana, biasanya jam siang mereka sudah pulang dari klinik.

“Dok tolong!” pekik Sadira.

Zelmira segera diperiksa oleh dokter jaga di klinik. Dokter sedikit curiga Zelmira sedang hamil, karena bagian bawah perut Zelmira kencang.

“Mending Mbak Zelmira di bawa ke rumah sakit saja, Mbak. Biar diperiksa lebih jelas, sepertinya Mbak Zelmira hamil,” jelas Dokter.

“Syukur kalau benar hamil, Dok. Nanti kalau sudah sadarkan diri saya akan bilang dengan Mbak Ze, terima kasih, Dok.”

“Ya, nanti bilang saja, karena Zelmira belum sadar, dan saya harus ke rumah sakit, karena ada urusan di sana,” jelas dokter tersebut, yang tak lain adalah istri dari direktur utama pemilik perusahaan di mana Zelmira bekerja.

“Baik, Dok,” ucap Sadira.

Zelmira masih pingsan, Sadira dengan setia menemaninya, ia belum sempat menghubungi suami Zelmira, karena ia tidak mau membuka ponsel Zelmira tanpa seizin Zelmira. Kalau benar Zelmira hamil, Sadira sangat bahagia, karena Zelmira sudah lama sekali menantikan buah hatinya. Tapi, kalau benar Zelmira hamil, lantas anak siapa yang ada di dalam perut Zelmira? Nathan atau Alshad?

**

Alshad benar-benar sedang kacau pekerjaannya. Ada masalah pribadi dengan klien dan dengan Zelmira. Ya dengan Zelmira, karena Zelmira bilang terlambat datan bulan, dan dia takut hamil, karena Zelmira yakin kalau hamil pasti anak dari Alshad, bukan Nathan, karena Zelmira lebih sering melakukannya dengan Alshad dibandingkan dengan Nathan.

“Gak! Masa dia hamil? Aku menyentuhnya baru kemarin, baru lima atau enam bulan, ya sekitar itu, masa dia hamil? Gak mungkin!” batin Alshad dengan tidak karuan perasaannya.

Alshad bingung sendirian, ia tidak mungkin bertanggung jawab kalau sampai Zelmira hamil. Tidak mungkin ia mengambil Zelmira dari Nathan, apalagi tahu Nathan begitu mencintai Zelmira. Tidak mungkin juga dia bilang dengan Nathan kalau diri sudah melakukan hal seperti itu pada Zelmira, bermain api dengan Zelmira di belakang Nathan.

“Kenapa aku pusing? Dia punya suami, hamil ya tanggung jawab suaminya? Untuk apa aku pusing-pusing memikirkannya? Aku kan Cuma membantu melepaskan dia dari rasa jenuh karena tidak pernah diperhatikan Nathan, dan melepaskan hasrat terpendamnya karena Nathan gak pernah menyentuhnya? Sama-sama menikmati dan dia itu milik siapa, harusnya ia sadar diri gak usah minta tanggung jawab padaku!” ucap Alshad.

Saat sedang kalut seperti itu, Alshad mendengar ponselnya berdering, ia melihat siapa yang menelefonnya. Alshad menerima telefon dari seseorang.

“Ada apa?” tanya Alshad.

Alshad mendengarkan orang yang menelefonnya bicara. “Nanti setelah proyek di sini selesai! Sudah jangan ganggu dulu, saya masih banyak pekerjaan!”

Alshad memutus telefonnya sepihak. Tidak memedulikan penelefon yang sedang bicara dengannya. Baginya itu tidak penting, padahal itu adalah pembicaraan penting yang Alshad hiraukan.

Nathan benar-benar ingin pulang, entah kenapa ia ingin cepat pulang dan menemui Zelmira. Tidak biasanya dia kerja sampai tidak sekonsentrasi ini, apalagi sudah dua hari Zelmira sangat sulit untuk dihubungi, balas pesan saja sangat singkat, tidak seperti biasanya.

Sedang Zelmira masih terpaku di atas tempat tidurnya, melihat selembar hasil USG dari dokter kandungan yang menyatakan kalau dirinya hamil.

“Anak siapa ini? Aku harus bicara apa pada Nathan, kalau anak ini adalah anak Alshad? Bagaimana nasib pernikahanku nantinya, Tuhan? Alshad sampai malam ini juga tidak menghubungiku sama sekali setelah aku mengirimkan foto USG ini,” batin Zelmira.

Zelmira menangis sendiri di kamarnya. Mengingat semua kesalahan yang pernah ia lakukan di belakang Nathan. Ia tidak tahu harus bagaimana jika nanti anak yang ia kandung bukan anak Nathan.

Zelmira masih  belum bisa memejamkan matanya, ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana menjelaskan pada Nathan. Ia takut sendiri. Selama tujuh tahun ia tidak hamil, tapi saat kehadiran Alshad dan berhubungan dengan Alshad baru sekitar enam bulan, dia hamil. Usia kandungannya sudah memasuki bulan ke enam.

Zelmira mendengar suara deru mobil di depan rumah. Ia langsung ke depan melihat siapa yang datang. Ia yakin yang datang itu Alshad, karena ia dari tadi hanya menghubungi Alshad, dan memintanya untuk datang ke rumahnya. Namun, yang datang bukan Alshad, melainkan Nathan.

“Kok sudah pulang, Nat?” tanya Zelmira.

“Kau belum tidur?”

“Gak bisa tidur,” jawabnya. “Kok tumben pulangnya cepat?” tanya Zelmira.

“Hmmm ... pengin pulang lebih cepat, pekerjaan sudah selesai, proyek sudah selesai, untuk apa lama-lama di kota orang. Ada bidadariku yang menantikanku pulang, iya, kan?” ucap Nathan lalu memeluk Zelmira.

Nathan tahu apa yang sedang Zelmira pikirkan. Nathan tahu semuanya, “Maafkan aku, yang sudah sering mengabaikanmu, mulai sekarang, aku tidak akan pernah lagi mengabaikanmu. Pekerjaanku selesai, targetku tercapai, terima kasih sudah selalu sabar,” ucap Nathan, meski hatinya saat ini remuk redam.

1
Sinta Rahmawati
lanjutttt
Lusiana Ouw
kek nya 10.000 cm 1 kek nathan n ada di novel nih doank 🤣🤣🤣
Elok Nuhayati
Luar biasa
Elok Nuhayati
Lumayan
Meli Anja
bagus ceritanya
afaj
keren Nathan
Chacha Dwi Amiera
laki yg kek natan masih ada stoknya GK sih ? Baik bgt ya ampunnn.. baper sendiri bacanya Thor.. semangat thor
Eni Sofie
bener dugaanku kalau Alshad suaminya Jesika...

Alshad bener2 breng*ek..
Nathan.. baik banget kamu Nat..
Hany Honey: alshad emang ner beneeerrr
total 1 replies
afaj
wadaw Zee kamu beruntung
afaj
Alhamdulillah klo gt
Melati
ko ga up lagi si kak
Eni Sofie
jangan2 Nathan udah tau klo Zelmira ada main sama Alshad...
afaj
🧐🧐🧐🧐 semoga bukan anak mu
afaj
Jan Jan bertukar pasangan kelean haaaah
Eni Sofie
kenapa aku curiga kalau suami Jesika itu Alshad ya...
afaj
curiga selingkuh Ama ani2
Anonymous
Mana nih lanjutananya…?
afaj
pura pura u
Anonymous
Lanjut bab berikutnya ya
Spy tdk tanggung
Adelsin Takasese New
ceritanya menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!