Dewi Mimpi

"Kamu akan pergi?" suara laki-laki yang pernah ia dengar mendekat dari arah belakang. "Aku sudah mencari diri mu cukup lama. Jika kamu ingin pergi saat ini, aku tidak akan mengizinkannya."

Saat dia menoleh kearah suara, tatapannya berubah. "Pangeran kedua," katanya dengan nada biasa. "Pangeran kedua, aku masih ada urusan, aku pamit dulu."

Meski pangeran kedua hanya datang sendiri, dia tahu jika saat ini terlambat baginya untuk pergi. Tapi Zui Yuan sudah tidak bisa menunggu terlalu lama. Inti kekuatan miliknya sudah terlalu lama keluar dari tubuhnya. Jika tidak segera di kembalikan ke tubuh pemiliknya, inti kekuatan akan menyebar dan menghilang.

"Apa kamu pikir bisa pergi untuk kedua kalinya? Kamu bahkan sangat berani sampai masuk ke hutan terlarang," berjalan mendekat. "Tapi, tidak perlu khawatir aku tidak akan memberitahu ayahanda."

"Aku akan menghadangnya. Tuan putri kamu bisa pergi terlebih dulu," Ujar monster yang mulai bersikap waspada.

"Tidak apa-apa aku bisa mengatasi dirinya."

Sautan dewi Alkasia membuat Zui Yu semakin tertarik dengan perempuan di hadapannya. Wajah cantik dengan balutan sutra membenamkan keindahan tubuhnya. "Aku semakin tidak ingin melepaskan mu," tersenyum tipis dengan tatapan menusuk.

"Jika kamu mampu," sautan dewi Alkasia menimpali semua perkataan Zui Yu dengan malas. Laki-laki seperti dirinya sangat membuatnya muak dan ingin menghajarnya hingga tidak bisa berjalan. Tapi sekali lagi, dia harus ingat jika dia saat ini ada di dunia siluman. Jika identitasnya sebagai tuan putri sampai terbongkar. Dirinya hanya akan membuat kedua dunia menjadi tidak stabil.

Cambuk keluar dengan kekuatan kemerahan, "Cantik, sangat cantik." Zui Yu melangkah maju dengan menyerat cambuk yang ada di genggamannya.

"Aku tidak bisa terlalu lama berbasa-basi dengan mu disini. Masih ada hal penting yang harus segera aku tangani."

"Kamu masuk ke hutan terlarang dan ingin pergi dengan mudah? Bukankah kamu terlalu meremehkan kerajaan ku?" ujar Zui Yu setelah sampai beberapa langkah di hadapan dewi Alkasia. "Aku akan membiarkan mu pergi, asal..." menatap ke wajah yang sudah mulai menahan amarah. "Kamu menjadi istri ku."

Mendengar itu dewi Alkasia mengerutkan keningnya. Laki-laki di hadapannya benar-benar gila. Bagaimana dia bisa mengatakan hal ini dengan mudah pada perempuan yang baru ia temui dua kali. Pedang miliknya keluar dengan kemarahan. "Pangeran kedua, aku tidak bisa menerima perasaan mu. Aku memiliki tunangan."

"Tidak masalah. Aku bisa membunuhnya, setelah dia mati kamu tidak perlu khawatir kita tidak bisa bersama."

Tatapan bengis itu membuat dewi Alkasia tidak bisa menahan kekuatannya lagi. Dengan cepat dia menyerang dan membuat Zui Yu terpental karena serangan tiba-tiba. 'Trenggg...' suara dentuman dua benda saling bertabrakan membuat percikan api. Getaran kekuatan membuat gemba kecil di seluruh hutan.

Sedangkan di pondok kediaman Dewi Alkasia, Eci mulai panik melihat Zui Yuan yang mulai terlihat semakin membeku.

"Kenapa dewi lama sekali, dia tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi."

Eci terbang mengelilingi Zui Yuan dengan tatapan kegelisahan. Laki-laki di hadapannya hanya tinggal menunggu menit untuk mencapai ajalnya.

Yun Xi hanya diam di depan pintu, menatap langit yang mulai kemerahan. "Senja akan tiba, dan dia masih belum juga kembali."

"Aku akan menyusul dewi," Eci terbang mendekat kearah Yun Xi. Melihat laki-laki di ambang pintu dengan pikiran tidak pada tempatnya. "Apa yang kamu pikirkan?"

Yun Xi menggelengkan kepalanya. "Kamu tidak bisa pergi."

"Tapi, dia sudah tidak bisa bertahan lagi."

"Tunggu sampai senja tiba," tatapan Yun Xi masih melihat langit dari celah dedaunan yang menutup pondok.

Eci hanya bisa menerima keputusan Yun Xi. Dia hanya bisa diam dan menunggu sampai majikannya kembali.

Di hutan terlarang dunia siluman, Zui Yu sudah terkapar tidak berdaya. Kekuatannya kalah telak dengan kekuatan yang di miliki perempuan di hadapannya. "Cuih," meludahkan darah amis dari tenggorokan. "Aku semakin menyukai mu," menatap penuh gairah karena di kalahkan perempuan yang ia sukai.

Dewi Alkasia tidak menanggapi lebih lanjut laki-laki di hadapannya. Dia tidak ingin membuang waktu untuk orang gila seperti itu. Dia melihat kearah monster yang sudah membuat dirinya mendapatkan inti kekuatan Zui Yuan dengan cuma-cuma. Mengangguk pelan mengisyaratkan perpisahan. Dan dia langsung menghilang saat angin berhembus menerbangkan dedaunan.

"Aku tidak akan menyerah. Aku akan mendapatkan mu," ujarnya setelah bangkit dan berjalan pergi.

Di luar hutan terlarang semua penjaga sudah terikat dengan kencang.

"Lepaskan," ujar Zui Yu kepada semua pengawalnya.

"Baik," sautan serentak semua pengawal Zui Yu, yang telah mengikat semua penjaga hutan terlarang. Demi bisa masuk ke dalam hutan Zui Yu membuat keributan. Bertarung dengan para penjaga dan mengikatnya dengan penjagaan yang ketat.

"Huh," menarik nafas lega setelah sampai di kediaman miliknya. Akhirnya dia sampai dengan membawa inti kekuatan yang sangat di butuhkan. Dia berjalan mendekat kearah Yun Xi.

Di ambang pintu Yun Xi tersenyum setelah melihat perempuan yang ia nantikan ke hadirannya. Tarikan nafas pelan membuat ulu hatinya kembali normal. Kekhawatiran yang ia rasakan sudah menghilang bebarengan dengan kemunculan dewi Alkasia.

"Dia masih hidup?" kata Dewi Alkasia melewati Yun Xi.

"Masih," saut Yun Xi mengikuti langkah perempuan di hadapannya.

"Dewi akhirnya kamu kembali," Eci terlihat sangat senang melihat kedatangan majikannya.

Inti kekuatan mulai ia arahkan kembali ke tubuh Zui Yuan yang mulai membeku. Dengan di bantu tenaga dalamnya. Akhirnya inti kekuatan berhasil kembali ke tubuh pemiliknya. Perlahan tubuh Zui Yuan kembali normal.

.........................

Di istana langit, permaisuri duduk dengan tenang di tempat peristirahatan. Kolam ikan di hadapannya memiliki air yang jernih dengan berbagai macam jenis ikan hidup di dalamnya. Taburan makanan berbentuk bulat kecil ia taburkan dengan perlahan. Membuat semua ikan berkumpul dan berenang mendekat.

Wanita dengan baju pelayan datang mendekat. "Permaisuri, Kami mendapat informasi dari tempat dewi Alkasia tinggal."

Permaisuri melambaikan tangannya perlahan untuk menyatakan persetujuannya agar wanita itu mendekat.

"Beberapa waktu lalu, Dewi Alkasia pergi meninggalkan pondok menuju dunia siluman. Dia pergi ke hutan terlarang tempat pohon Has berada. Dia kembali setelah sore hari."

"Lanjutkan," kata permaisuri dengan melihat genangan air yang jernih penuh ikan bergerombol.

"Hamba tidak tahu pasti apa yang terjadi di dalam hutan. Tapi setengah jam setelah dewi Alkasia ada di dalam hutan terlarang, pangeran kedua kerajaan siluman datang. Menyerbu masuk ke dalam hutan terlarang. Sepertinya Dewi Alkasia melakukan perlawanan dengan pangeran kedua. Getaran kekuatan yang di hasilkan sangat terasa hingga ke luar hutan."

"Aku tahu, kamu bisa kembali."

Permaisuri melambaikan tangannya kembali, menandakan jika dia sudah mengizinkan pelayan wanita kembali melakukan tugasnya lagi.

"Zhou Ye, maafkan bibi jika terlalu kejam dengan mu. Aku tidak bisa mengorbankan putra ku," berjalan kearah tempat peristirahatan dan duduk dengan memejamkan kedua matanya.