NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Susu Untuk Keponakan Kembar

Menjadi Ibu Susu Untuk Keponakan Kembar

Status: tamat
Genre:Tamat / Menikah Karena Anak
Popularitas:802.4k
Nilai: 5
Nama Author: De Shandivara

Berselang dua minggu sejak dia melahirkan, tetapi Anindya harus kehilangan bayinya sesaat setelah bayi itu dilahirkan. Namun, Tuhan selalu mempunyai rencana lain. Masa laktasi yang seharusnya dia berikan untuk menyusui anaknya, dia berikan untuk keponakan kembarnya yang ditinggal pergi oleh ibunya selama-lamanya.

Mulanya, dia memberikan ASI kepada dua keponakannya secara sembunyi-sembunyi supaya mereka tidak kelaparan. Namun, membuat bayi-bayi itu menjadi ketergantungan dengan ASI Anindya yang berujung dia dinikahi oleh ayah dari keponakan kembarnya.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka, apakah Anindya selamanya berstatus menjadi ibu susu untuk si kembar?
Atau malah tercipta cinta dan berakhir menjadi keluarga yang bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Masih Ada Urusan

Anindya yang disentuh pipinya, sontak memalingkan wajah. Sungguh, dia bukanlah seorang wanita yang mudah disentuh oleh sembarang pria, terlebih sosok pria di depannya yang pernah mempunyai kenangan buruk di masa lalu.

“Biar kubantu,” ucap pria itu meraih jemari tangan Anindya hanya ingin membantu wanita itu bangkit.

Lagi-lagi Anindya berusaha melepaskan genggaman tangannya dengan rasa takut dan tidak enak hati. Bukan karena ada suami sah di sana, tetapi memang Anindya tidak seramah itu saat disentuh. Tubuhnya otomatis akan memberikan respons menolak saat sembarang disentuh.

Percayalah, jika tubuh seorang Anindya dan semua bagiannya adalah daerah sensitif jika terkena sentuhan. Tidak ayal jika predikat "putri malu" cocok untuknya.

“Anin, biarkan aku bantu, ya? Kamu terluka,” ucap pria itu lagi, tetapi Anindya menggeleng. Dia berusaha menepis semua bantuan yang diberikan.

Dia berusaha mengangkat tubuhnya sendiri, meski ekspresi rasa sakit tidak bisa dia tampik di wajahnya akibat luka bakar di punggung kakinya terlihat memerah dan tumit kanannya berdarah.

“Auh,” ujarnya mengaduh saat kesulitan berdiri tegak.

“Awas,” Arsatya, pria itu menyingkirkan semua yang menghalangi jalan.

Lalu, tiba-tiba menyelonong dan mengangkat tubuh Anindya tanpa basa-basi dan tanpa menunggu si pemilik memberikan izin.

“Auh, nggak perlu! Aku bisa sen–” ucap Anindya menolak.

“Diam!” sentak Arsatya yang tidak menerima protes apapun dari Anindya.

Pria itu membawa Anindya untuk duduk ke sofa ruang tamu. Secara perlahan Arsatya mendudukan Anindya dengan sangat pelan.

Dalam posisi yang dibopong seperti itu, Anindya tidak bisa berkata-kata hanya ada rasa malu yang menyeruak membuat sekujur tubuhnya seolah kaku dan menegang.

“Anin,” panggil Arsatya pelan. Anindya yang tidak berani menatap ke atas, mau tidak mau dia mendongak menatap mantan kakak ipar dari jarak yang sangat sedekat, bahkan Anindya dapat merasakan embusan napas hangat menerpa wajahnya.

“I-iya?”

“Lepaskan tanganmu. Turun, berat!” ucap Arsatya memperingatkan supaya Anindya segera melepaskan tautan tangannya yang melingkar di leher pria itu karena jelas posisinya sudah tepat berada di atas sofa, sedangkan Anindya masih menggantung seperti bayi koala.

“Oh, iya,” ucapnya gugup dan langsung melepaskan lingkupan tangannya. Bukannya rasa sakit, tetapi kali ini lebih banyak rasa malunya karena terlalu nyaman digendongan dan tidak terasa jika akan dibopong dari jarak sedekat itu dan secepat itu.

“Ryan, pulanglah dulu. Kita akan bahas lain waktu saja,” ucap Arsatya pada tamu prianya. Lebih tepatnya mengusir.

“Biarkan aku membantu mengobati lukanya,” ucap pria yang bernama Ryan itu.

Arsatya berkacak pinggang, “Tidak perlu, kamu lupa jika aku juga seorang dokter?”

"Huft," pria itu hanya bisa mendesah, tidak mungkin memaksa pada kehendak tuan rumah.

Ada raut kecewa di wajah dokter tampan itu, tetapi bukannya langsung pergi melainkan ia menyempatkan waktu untuk berpamitan terlebih dahulu dengan sang mantan.

Berlutut di sebelah sofa yang Anindya duduki, mencoba mendapatkan balasan tatapan dari wanita di depannya, Ryan pun berkata, “Anindya, berapa lama kau pergi dariku? Aku mencarimu selama ini, ternyata kau ada di sini. Nanti aku akan kembali lagi, lekaslah pulih,” ujarnya lirih tanpa menyentuh karena berkali-kali ia mencoba menggenggam tangan wanita itu, nyatanya selalu ditolak bahkan ditepis dengan kasar.

Semakin dipaksa untuk membalas tatap, semakin Anindya membuang muka. Jika bisa, dia mungkin akan melepaskan dulu kepalanya dan menyimpannya di tempat yang tersembunyi. Karena apa? Tentu, supaya pria itu tidak pernah bisa menatap matanya yang sangat-sangat ingin Anindya hindari tatapannya.

“Kamu masih marah padaku, aku mengerti. Tapi, kita tetap perlu bicara nanti,” ujarnya. Kemudian, sapuan lembut mendarat di puncak kepala Anindya yang tidak sempat dia elak.

Di belakang sana, pria yang sejak tadi hanya bisa diam menatap gerak-gerik sahabatnya yang bertemu kembali dengan sang mantan hanya bisa menghela napas berat berkali-kali.

Bukan tanpa sebab dia hanya bisa diam, tapi karena sejak awal yang Arsatya katakan jika wanita itu adalah adik iparnya, jadi sulit untuknya tiba-tiba mengakui istri.

Walau hatinya merasa dongkol saat Anindya berulang kali akan disentuh oleh Ryan, sahabatnya. Padahal, sudah sangat kentara jika Anindya enggan untuk disentuh.

Ada keinginan kuat untuknya memukul Ryan tidak peduli dia sahabat karibnya. Namun, melihat Anindya yang tidak nyaman itu menujukkan jika mereka pernah ada masalah yang membuat Anindya sungkan dan hatinya menduga jika mungkin hubungan mereka kandas dengan cara yang tidak baik-baik.

Namun, dia dibuat bingung harus bertindak seperti apa. Sebagai apa dia yang seolah memihak Anindya, sedangkan sampai saat ini, arti Anindya di kehidupannya masih semu abu-abu.

Tidak tahu harus mengakui wanita itu sebagai apa di hidupnya: ibu susu anak-anaknya, istri sementara, atau adik iparnya?

Tentu, yang paling aman saat ini adalah mengakui jika Anindya si wanita muda yang terpaut usia cukup jauh darinya lebih pantas menjadi adik di hidupnya, walau adik ipar daripada istri, apalagi ibu susu–tidak pantas sebagai jawaban atas setiap pertanyaan 'siapa dia di hidupmu?'

“Hush, sudah pamitannya sama mantan?” seloroh Arsatya saat mendapati kedua insan itu saling diam tidak melakukan apa-apa. Yang satu diam menanti dibalas tatap, yang lain menunduk diam menghindari tatapan.

“Aku pergi dulu, Bro. Tapi, aku masih ada urusan sama dia,” ujar Ryan yang terkesiap saat menatap wajah wanita yang selama ini dicarinya.

Kepergian tamu pria itu membuat Anindya bisa bernapas lega, dia bahkan bisa menyandarkan punggungnya dengan relaks setelah sekian lama tegang dalam posisinya.

Arsatya berkacak pinggang dan menunjukkan jari telunjuknya pada Anindya, “Aku tidak peduli ada urusan apa kau dengannya, yang perlu kau ingat masih ada si kembar harus kamu susui. Jangan coba-coba kabur bersamanya,”

“Tetap di sini selama menyusui mereka dan– ,“

“Dan selama statusmu masih menjadi istriku,” lanjutnya dalam hati.

“Dan apa, Mas?” Anindya menunggu kelanjutan dari rentetan kalimat suaminya.

“Dan diamlah, jangan banyak bicara dan cepat kau obati lukamu itu,” pungkas Arsatya yang pandai mengganti kata.

1
Novita Anggraini
Luar biasa
Ah Serin
cerita menarik knapa tak buat saessson2 lagi
mang tri
ternyata adiknya pantesan panggilnya mas ☺️
mang tri
😭😭😭😭😭😭😭
mang tri
ya ampuuunnnn 😭😭😭😭😭
mang tri
Anin pernah berkata Tuhan boleh mengambil apapun asal jangan ansha, jd orang tua nya sebagai pengganti ansha 😭
Safa Almira
,suka
Muhammad Hakim
Buruk
Dewi Kadimen
Luar biasa
Jisa Ajach
bgus
Tety Boreg
kasian anin thor..jgn dgn keadaan mabuk lah thor..😭😭😭
MommaBear
Luar biasa
Ita Listiana
ceritanya sangat bagus dan menarik, gk muter", dan banyak menguras emosi dan air mata. makasih buat othornya yg udah bikin cerita ini, sehat" terus ya thor biar bisa terus berkarya 😊
Kadek Bella: trima kasih banyak thor ,,ceritanya bagus
hello shandi: Terima kasih banyak ya kak untuk ulasan dan doanya. Salam kenal. 😇🙏
total 2 replies
imhe devangana
crtnya terlalu berbelit2 menurut ku, & hanya septr mereka doang ngk ada crt orng lain.
maaf ya thor
hello shandi: Terima kasih ya untuk masukkannya🙏
total 1 replies
imhe devangana
thor sebenarnya anak Amelua putra atau putri sich.awal bab di blng putra kok skrng putri.
hello shandi: Maaf ya, mungkin typo. Keduanya putri, Kak. Boleh bantu tunjukkin di bab berapa yang bahas kata "putra?". Terima kasih. 😇
total 1 replies
Budi Raka
Luar biasa
hello shandi: Terima kasih penilainnya, Kak.🙏✨
total 1 replies
retiijmg retiijmg
happy ending.
gak cmn mewek kak, gemes,kesel pokoknya nano nano
hello shandi: Makasih ya udah kasih ulasan feel-nya. 😊
total 1 replies
Mei Mei
Luar biasa
hello shandi: Terima kasih penilaiannya kak.💖
total 1 replies
Misaza Sumiati
Satya itu mah bukan cinta ke Amelia, tapi merasa berdosa ke Amelia semasa hidupnya
Misaza Sumiati
awas Satya nanti nyesel lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!