Ayahnya Arumi terlilit hutang. Hal itu membuat sang ayah kena serangan jantung. Arumi tidak punya uang untuk membawa sang ayah berobat. Bahkan, rumah sebagai jaminan sudah ditarik rentenir. Dalam keadaan sulit itu, seorang dokter wanita menawarkan bantuan kepada Arumi. Akan membiayai pengobatan sang ayah, asal Arumi mau menikah dengan ayahnya yang sedang sakit.
Tidak ada pilihan lain, dalam keadaan terpaksa Arumi menerima tawaran itu, walau sebenarnya ia masih ingin melanjutkan studynya.
Pernikahan Itu pun terlaksana, dan ia dikejutkan dengan kenyataan bahwa, pria yang ia sukai di pandangan pertama adalah anak dari pria tua yang menikahinya, tepatnya. Arumi menyukai anak tirinya.
Bagaimana kah kelanjutan kisah cinta terlarang itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febriliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PD
"Temani aku makan!" titah Dimas menatap serius kepada Arum yang mukanya masam sudah. "Senyum... Kalau mukamu seperti itu, selera makanku bisa hilang!" timpal Dimas. Arum kini mulai menarik sudut bibirnya. "Ayo sajikan makanannya!"
"Iya pak!" Arum bangkit dari duduknya. Ia berjalan ke arah rak tempat dispenser dan perlengkapan makan. Ya, di ruangannya Dimas lengkap semua. Bahkan di ruangan itu ada kamar untuk istirahat.
Arum sudah menghidang makanan untuk Dimas, di atas meja. Dan Dimas terlihat berselerah
"Kamu beli di mana ini mie ayam, enak!" ujar Dimas senang. Ia terlihat berselerah.
"I, itu Pak!"
"Oouuhh.. Di Cafe warna hijau itu?"
"I, iya pak!" sahut Arum cepat. Sepertinya mengikuti ucapan pria ini lebih aman dan baik, dari pada berkata sebenarnya.
"Enak, padahal biasanya aku kurang suka makan siang seperti ini. Aku biasanya makan nasi sih!"
"Ooww... Kalau begitu, besok aku bawa bekal makan siang dari rumah saja ya pak!" jawab Arum cepat.
"Nah, itu baru ide bagus." Jawab Dimas, melirik tumpukan kertas di hadapannya.
Arum mengikuti pergerakan matanya Dimas. Sepertinya ia kana diberi tugas lagi.
"Coba kamu periksa proposal itu, tulisannya ada typo gak?" Dimas masih menatap ke arah tumpukan proposal di atas meja sebelah kirinya.
Tangannya Arum menjulur meraih satu proposal. "Soal laptop bapak yang rusak, aku akan ceritakan pada ayahmu. Aku gak mau lagi dibuat jadi kacung seperti ini."
"Haahh.. Jangan nekat kamu Rum. Sempat ibu tahu laptop itu rusak, habislah kamu!" ujar Dimas, ia sampai menghentikan acara makannya, saat arum mengatakan itu.
"Pak, aku gak mau ikut terlalu dalam urusan bapak. Aku sudah banyak masalah. Aku gak mau menambah masalah lagi dengan selalu berurusan dengan bapak. Lagi pula, bapak punya asisten bernama Jimmy. Kenapa bukan dia yang mengerjakan ini semua." Ujar Arum dengan nada berat.
Arum merasa perlu menjauh dari Dimas, karena. sekarang hidupnya tidak akan tenang, karena ia berurusan juga dengan Cindy.
Masalah ini bermula, saat Arum yang terjatuh, tidak sengaja menimpah tubuhnya Dimas dan bibir Kedua nya bertabrakan. Ini terjadi, saat Arum mengikuti bimbingan belajar, saat hendak masuk perguruan tinggi.
"Kamu sudah ikut di dalamnya. Dan kamu gak makam bisa keluar, sebelum aku mendapatkan apa yang ku mau!" tegas Dimas. "Ambilkan Minum!"
"Emangnya bapak mau apa dariku!" Arum Sungguh dibuat penasaran dengan ucapan Dimas, dari tadi pria itu seperti memberikan clue clue kepada Arum. Seolah Dimas suka padanya. Dan itu hal yang tidak mungkin, karena Dimas adalah anak tirinya
Jujur, saat mengikuti bimbingan belajar di perusahaan nya Dimas. Arum sempat suka pada Dimas. Tapi, setelah ia menikah dengan Pak Subroto. Arum menepis perasaan itu. Karena tidak mungkin ia memupuk perasaannya kepada anak tirinya.
"Mau kamu!"
"Haahh...!" ujar Arum cepat.
"Mau minum, diambilin kamu!" ketus Dimas kesal. Ia tunjuk kulkas kecil didekat dispenser. Kemudian ia buang pandangan dari Arum yang nampak heran itu
"Oouuww... Iya!" Sejenak Arum tercengang dengan ucapan Dimas, dan kemudian bergegas mengambil minum untuk Dimas di dalam kulkas.
Arum menyodorkan minuman botol kepada Dimas. "Apa bapak menyukaiku!"
Byuurr...
Air yang ada di dalam mulutnya Dimas, kini muncrat semuanya ke wajah nya Arum.
Nyett..
Arum dengan muka jijiknya. Melap wajahnya yang basah dengan jemarinya.
"Jangan GR kamu Rum, kamu itu ibuku. Lagian mana Mungkin aku suka padamu!" jawab Dimas cepat. Ia lap bibirnya yang pinggirnya basah
Arum menatap serius Dimas. "Walau aku belum pernah pacaran. Aku tahu tingkah orang yang suka dengan kita. Bapak suka denganku kan? tapi, karena aku ini ibu tirinya bapak. Bapak menepis perasaan itu!' ujar Arum serius menatap Dimas.
" Jadi orang jangan ke PD an Rum!'