"Enam bulan," lirih Diana dengan pelan bahkan terdengar ada rasa takut di nada bicaranya.
Sherly yang mendengar itu benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa, jantungnya terasa ditikam saat mendengar pernyataan dari adik kandung yang rela berselingkuh dengan suaminya sendiri.
Sakit? Bukan saatnya memikirkan rasa sakit ini, dengan tenaga yang masih tersisa, Sherly menatap Rian dengan tatapan kecewa.
"Ceraikan aku, mas!"
"Tidak! Jangan pernah berharap hal itu akan terjadi!"
Apa yang akan dilakukan Sherly saat Rian tidak mau menceraikannya? Apa yang akan terjadi antara Sherly dan Diana? Sanggupkah Sherly menahan rasa sakit ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lujuu Banget, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diana Kembali ke Rumah
Diana yang diusir dari kontrakan Sherly hanya mendengus kesal, apalagi Rian jelas-jelas tidak mempedulikannya membuat Diana semakin kehilangan akal, tentu saja dia tidak mau anaknya lahir tanpa ayah.
Diana tersenyum tipis melihat rumah tempatnya besar, dia yakin orang tuanya akan memaafkan dirinya, apalagi dengan keadaan dia tengah mengandung, tinggal menangis saja lalu mengancam akan bunuh diri, mudah bukan? Lalu dia ayah membujuk orang tuanya agar menikahkannya dengan Rian dan Rian ... tidak akan bisa berbuat apa-apa.
Tanpa rasa malu, Diana mulai mengetuk pintu, tentu saja dengan jantung yang berdetak cukup kencang, takut-takut jika dia tiba-tiba diusir begitu saja.
"Siapa?" Terdengar jawaban dari dalam, bahkan tanpa lama pintu segera terbuka menampilkan seorang pria yang tengah menatapnya dengan ekspresi terkejut.
"Ayah!" Diana segera menangis sambil memeluk kaki sang ayah, tentu saja pria yang dipanggil ayah sama sekali tidak peduli dengan kedatangan Diana, dia benar-benar kecewa dengan putri bungsunya ini.
"Mau apa kamu ke sini?" tanya Ayah dengan aura yang begitu dingin.
"Ayah, maafkan Diana ... Diana menyesal, bahkan mas Rian tidak mau menikah dengan Diana, bagaimana nasib anak Diana ini!" Tangisnya semakin kencang membuat beberapa tetangga yang memang sudah tahu gosip antara Diana dan Sherly semakin mendapat bahan baru, tetapi Diana benar-benar tidak peduli.
"Bukan urusan ayah! Sekarang kamu pergi dari sini!"
"Ayah, Diana minta maaf! Jika ayah tidak mau memaafkan Diana. Diana akan bunuh diri saja," ancam wanita itu tetapi sama sekali tidak dipedulikan oleh ayah, pria itu hanya menatap Diana sebentar lalu berniat kembali menutup pintu sebelum akhirnya suara seorang wanita mengagetkan mereka.
"Diana! Astaga sayang, kamu ke mana saja? Ayo masuk!"
Diana mengerjapkan matanya, menatap sang ibu yang terlihat senang dengan kedatangannya, bahkan seperti tidak terjadi apa-apa bagi ibu.
"Kamu sudah makan? Ibu akan buatkan makanan untuk kamu," ujar Ibu dengan nada riang karena begitu senang melihat Diana datang kembali.
Tentu saja Diana diam mematung, apa ada yang salah dengan ibunya ini? Bukankah seharusnya dia memarahi Diana? Tetapi kenapa malah ....
"Enggak usah bu, Diana sudah makan," jawab Diana seraya menarik ibu untuk kembali duduk.
"Suamimu mana? Kenapa belum pulang? Ibu juga tidak pernah melihatnya lagi."
"Suami? Suami yang mana?" cicit Diana dengan tatapan heran karena dia rasa Fahri sudah menceraikannya jadi siapa suaminya? Dia sekarang sudah menjadi janda.
"Rian, mana dia? Ibu sudah lama tidak pernah melihatnya, ibu juga kangen cucu ibu, Amelia," ujar Ibu seraya menatap Diana dengan tatapan penuh harap.
Deg!!
Suaminya Rian? Ada apa sebenarnya?
Sedangkan ayah yang melihat itu hanya menghela napas dengan kasar, sekarang apa yang akan dia lakukan jika sudah begini? Apalagi melihat ekspresi istrinya yang begitu bahagia dengan kedatangan Diana.
"Mas Rian ... sedang bekerja, sebentar lagi pulang," jawab Diana berbohong, dia sendiri bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Ibu menganggukan kepala dengan antusias, dia lalu menyuruh Diana untuk beristirahat karena dia akan memasak makan malam.
Setelah kepergian ibu, mata Diana mengarah ke arah ayah, meminta penjelasan kenapa ibu bisa seperti itu. Tentu saja ini hal yang aneh untuknya, harusnya ibu marah karena dia merebut suami Sherly, bukan malah mengatakan jika suaminya Rian.
"Ingatan ibumu terganggu, dia mengira jika kamu yang menikah dengan Rian, semua ini karena perbuatan yang sudah kamu lakukan!" geram ayah saat melihat Diana malah tersenyum senang seakan baru mendapat uang satu koper.
Bagaimana tidak? Dia bisa meminta ibu untuk memaksa Rian ke sini, lalu Rian akan tinggal di sini, dan mereka akan hidup bersama, bahagia bersama.
Membayangkan itu saja sudah membuat hati Diana berbunga-bunga, entah apa yang terjadi sehingga dia mendapat keberuntungan seperti ini.
"Tenang saja ayah, aku akan merawat ibu dengan baik!" ujar Diana seraya melangkahkan kaki menuju ke arah kamarnya.
Sekarang ayah memijit kepalanya yang terasa sakit, bagaimana jika Sherly tahu perihal ini? Pasti hati Sherly akan semakin kecewa karena Diana kembali ke rumah ini, tetapi apa yang harus dilakukan saat keadaan ibu memang membutuhkan Diana?
Diana sejak tadi terus bersenandung ria, dia benar-benar bahagia bisa kembali ke sini, dia benar-benar tidak peduli dengan perasaan Sherly yang akan kecewa perihal ini. Lagian dia yakin Rian akan menjadi miliknya.
"Diana, kenapa Rian masih belum pulang? Apa kalian bertengkar?" tanya Ibu saat tidak melihat tanda-tanda akan kedatangan Rian.
Diana yang mendengar itu segera memasang raut wajah sedih, dia mengatakan jika Rian tengah marah kepadanya dan tidak ingin bertemu dengannya.
"Biar ibu yang berbicara dengannya!" Ibu segera berdiri, mengambil ponsel lalu meminta Diana mencari nomor Rian di sana, tentu saja Diana tersenyum senang, dia benar-benar tidak menyangka akan semudah ini.
Sedangkan Rian yang tengah memandang foto pernikahan dia dan Sherly seketika mengerutkan kening saat melihat ibu tengah menghubunginya, ada gerangan apakah? Bukankah mertuanya ini tengah marah kepadanya?
"Waalaikumussalam," jawab Rian setelah mengangkat panggilan tersebut.
"Nak Rian, kenapa belum pulang? Istrimu tengah khawatir di sini, jika ada masalah lebih baik selesaikan dengan baik-baik, jangan seperti ini!" ujar Ibu dari seberang sana membuat jantung Rian berdetak cukup kencang saat mendengar kata istri.
Sherly tengah mengkhawatirkannya? Apa wanita itu tidak marah lagi dengannya?
"Baik bu, Rian segera pulang," ujar Rian lalu memutuskan panggilan tersebut.
Dia bahkan segera mengambil kunci mobil dengan tergesa-gesa, tentu saja dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Sherly, mendengar apa yang dikatakan ibu barusan sepertinya Sherly sudah tidak marah kepadanya, tentu saja ini kabar gembira untuknya.
"Assalamualaikum!" Rian mengetuk pintu dengan penuh semangat, dia benar-benar tidak sabar bertemu dengan Sherly.
Tetapi, saat pintu terbuka, bukannya Sherly yang ada di hadapannya malah Diana, bahkan wanita itu tersenyum lebar saat melihat kedatangan Rian, ternyata pria itu benar-benar datang.
"Nak Rian, sini duduk!" ujar Ibu saat melihat Rian sudah datang.
Rian menganggukan kepala, dia segera duduk di samping ibu dengan tatapan penuh tanda tanya, di mana Sherly? Kenapa malah Diana yang ada di sini? Apa hubungan mereka sudah membaik? Tetapi Rian rasa tidak akan semudah itu.
"Bu, mana Sherly?"
"Sherly? Siapa Sherly?" tanya Ibu dengan tatapan heran karena nama itu begitu asing untuknya.
Deg!!
Rian tidak bisa berkata apa-apa, ibu tidak tahu Sherly siapa? Tidak mungkin! Pasti ada yang salah. Apa ini akal-akalan Diana lagi?
"Apa? Aku tidak tahu apa-apa!" Diana mengangkat kedua tangannya saat mata Rian mengarah kepadanya, awalnya dia sempat khawatir saat Rian bertanya tentang Sherly tetapi karena jawaban ibu seperti itu Diana malah semakin senang.
Bahkan ibunya lupa dengan dengan anak pertamanya itu!!
"Istrimu, dia meminta ibu untuk menghubungimu," ujar ibu seraya menepuk pundak Rian.
Istri? Istrinya Sherly tetapi ibu malah tidak tahu siapa Sherly. Jadi sebenarnya apa yang terjadi?
...****...
jalang ini dah bunuh org dgn mencelakai HBS it minta maaf dan selesai gK di penjara...anjing GK...y anjing bgt lah....anjingggggggggggg
bangettt