Kau Rebut Suamiku, Kunikahi Suamimu
"Mas, kamu tidak sarapan dulu?" ujar Sherly yang tengah mengejar Rian yang sudah terlebih dahulu melangkahkan kaki masuk ke dalam mobil.
"Aku sarapan di kantor saja," jawab Rian yang bahkan terdengar tergesa-gesa.
Sherly yang melihat kepergian Rian hanya menganggukan kepalanya dengan pelan, entah kenapa akhir-akhir ini Rian selalu terlihat tergesa-gesa, bahkan bisa dibilang Rian selalu sibuk dengan urusannya.
Saat Sherly bertanya soal kesibukan pria itu, Rian akan selalu menjawab jika dia tengah mengurus proyek yang sangat penting. Sherly bisa berkata apa? Ditambah Rian juga masih sempat mengabarinya jika terjadi sesuatu.
Rian juga sesekali meluangkan waktu untuk anak perempuan mereka, walau bisa dibilang hanya beberapa jam, mau bagaimanapun, Sherly harus mengerti akan kesibukan Rian.
"Bun, ayo!"
Sherly yang awalnya sempat terbengong segera mengerjapkan matanya, dia bahkan tersenyum tipis saat melihat Amelia Ningsih, putri satu-satunya telah siap untuk berangkat ke Sekolah.
Sudah menjadi kebiasaan bagi Sherly untuk mengantarkan dan menjemput Amelia dari Sekolah. Menjadi ibu rumah tangga biasa membuatnya harus bisa mengerjakan semua hal.
"Ayo!"
Ibu dan anak itu lalu melajukan motor meninggalkan perkarangan rumah, jarak dari rumah dan sekolah lumayan jauh, biasanya setelah mengantarkan Amelia, Sherly akan singgah sebentar di rumah orang tuanya.
"Assalamualaikum," ujar Sherly sambil melangkahkan kakinya, dia terus melangkah menuju ke dapur, biasanya jam segini keluarganya tengah berkumpul untuk sarapan.
"Loh, Diana mana, Bu?" Sherly duduk di meja makan, mengambil sebuah apel lalu mengupasnya, biasanya Diana berangkat ke kampus agak siang.
"Kamu tidak ingat? Diana sedang magang di tempat Rian bekerja."
Sherly menepuk jidatnya, dia benar-benar lupa dengan itu, Dia dan Diana bisa dibilang lumayan dekat, Sherly yang sedikit pendiam dan Diana yang suka bicara menjadi kombinasi yang pas untuk kakak adik itu, bahkan bisa dibilang mereka jarang bertengkar karena Sherly yang bersikap dewasa dan sering mengalah, karena memang sikap Diana yang tidak mau kalah dan terlalu manja.
"Sherly lupa, habisnya jam segini Diana masih ada di rumah. O ya, bagaimana hubungan Diana dengan Fahri?"
"Ibu lihat baik-baik saja, bahkan nak Fahri juga sering berkunjung ke rumah, ibu lihat nak Fahri orangnya juga baik," jelasnya dengan tatapan mata yang begitu bahagia membuat Sherly hanya tersenyum tipis.
Ibu selalu begitu jika membahas perihal Diana, sejak dahulu Diana selalu diprioritaskan, bahkan apapun yang diinginkan oleh anak itu pasti selalu dikabulkan, sangat berbeda dengan Sherly yang sudah terbiasa hidup mandiri.
Entah berapa lama Sherly di sana, setelah sudah lumayan siang, dia segera izin untuk pulang karena akan mengantarkan makan siang untuk Rian, entah kenapa Sherly malah ingin bertemu dengan Rian.
Dengan langkah yang ringan dan penuh kegembiraan, Sherly melangkahkan kaki memasuki perusahaan tempat Rian bekerja, memang Sherly sudah lumayan sering ke sini, bahkan beberapa rekan kerja Rian sudah kebal dengan Sherly.
"Mas, aku ... eh, ada Diana juga." Sherly yang baru saja membuka pintu hanya tersenyum kikuk saat melihat Rian dan Diana tengah makan bersama, hanya berdua saja.
"Mbak, kenapa datang ke sini? Ayo duduk." Diana tiba-tiba berdiri, bahkan wanita itu menarik tangan Sherly untuk duduk di dekat Rian, sedangkan Sherly yang mendapatkan perlakuan seperrti itu hanya tersenyum tipis.
"Padahal aku sudah membawa makan siang untuk kalian," keluh Sherly pura-pura kesal membuat Rian mengacak jilbab Sherly dengan pelan, bahkan Diana yang melihat itu hanya bisa tersenyum kaku.
"Tidak apa-apa, nanti akan aku makan," ujar Rian dengan tatapan hangat kepada Sherly.
Bagaimana Sherly tidak jatuh cinta dengan Rian? Perlakuan dan tatapan Rian kepadanya selalu membuat hati Sherly berbunga-bunga, makanya Sherly mau menikah dengan Rian. Bagi Sherly, Rian adalah pria yang sempurna, bahkan Sherly sangat beruntung bisa menikah dengan Rian.
"Mas, nanti kamu bisa pulang cepat, nggak? Amelia katanya mau makan bersama."
Rian sejenak terdiam, bahkan dia melirik Diana yang sejak tadi hanya diam, tentu saja Sherly menatap Rian dengan tatapan penuh keheranan, ada apa dengan Rian?
"Mas?" Sherly menyentuh tangan Rian dengan pelan membuat pria itu tersentak kaget, bahkan Rian segera tersenyum menutupi keterkejutannya.
"Iya bisa, nanti aku pulang cepat."
Mendengar itu Sherly tersenyum lebar, bahkan dia segera melirik jam sebelum akhirnya berdiri karena harus menjemput Amelia.
"Mas, Diana, aku pulang dulu, sudah waktunya Amelia menjemput Amelia."
Mendengar ucapan Sherly, Rian ikut berdiri, berniat untuk mengantarkan Sherly sampai ke depan tetapi Sherly melarang Rian untuk ikut.
"Kamu sama Diana lanjut aja makannya, aku pergi dulu, Wassalamualaikum." Sherly menyalami telapak tangan Rian lalu melambaikkan tangan meninggalkan Rian yang kembali masuk ke dalam ruangannya.
Malam datang begitu cepat, Sherly yang tengah menyiapkan makan malam tersenyum lebar saat mendengar suara bel berbunyi, bahkan Amelia juga berlari menuju ke arah pintu depan.
"Papa!" teriak Amelia sambil memeluk Rian, bahkan Rian mengecup pipi Amelia dengan penuh kasih sayang, Sherly yang melihat kedatangan Rian tersenyum dengan lebar.
"Ada Diana juga?"
Diana yang memang berada di belakang Rian tersenyu lebar, dia menganggukan kepala seraya mencubit pipi Amelia yang masih berada di gendongan Rian.
"Iya mbak, mas Rian ngajak aku ikut makan malam sama mbak, lagian aku juga udah lama enggak ngobrol sama Amelia," jelas Diana yang diangguki oleh Sherly.
"Iya, lagian kamu apsti udah lapar, nanti pulangnya biar mas saja yang mengantarkanmu."
"Amelia, main dulu sama Aunty, Bunda sama papa mau ke kamar dulu," lanjut Sherly yang diangguki oleh Amelia, bahkan Amelia mengajak Diana untuk langsung menuju ke dapur, memang Amelia selalu menuruti perkataan dari Sherly.
Sherly dan Rian lalu menuju ke kamar, bahkan hanya sebentar, mereka berdua lalu melangkah menuju ke arah meja makan, di sana Amelia dan Diana tengah asik berbicara.
"Kalian lagi ngobrolin apa? Sepertinya seru banget," tanya Sherly seraya mengambil nasi untuk Rian dan Amelia.
"Ini mbak, Lia cerita tadi dia dikerjain sama teman-temannya, mana lucu banget lagi," cerita Diana sambil tertawa cukup keras.
"Ih, aunty udah janji tadi jangan cerita sama bunda!" Amelia mengembungkan kedua pipinya membuat Diana semkain tertawa, bahkan dia mencubit kedua pipi Amelia dengan begitu gemas.
"Iya maaf, aunty lupa. jangan marah gitu dong! Besok aunty belikan boneka deh," tawar Diana membuat Amelia menatapnya dengan tatapan penuh harap.
"Udah, makan dulu nih, nanti keburu dingin lagi!" peringat Sherly kepada dua orang yang tegah asik bercanda itu.
"Bunda enggak asik," kesal Amelia walau akhirnya tetap menuruti ucapan Sherly.
"Iya, bundamu memang enggak asik, bagaimana kalo aunty aja yang jadi bunda kamu?"
"Diana!"
\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
dita18
mampir thoorrr
2023-07-08
0
Soraya
Assalamu'alaikum numpang duduk dl ya kak👍
2023-04-06
0
Liandiva2630
Hai, ada yg kelewat nih☺️
2023-03-22
0