Mengejar Cinta Tuan Leon.

...🔥🔥🔥...

...Sesampainya di kamar. Tak sengaja mata elang Leon melihat keberadaan Leticia yang sedang tertidur meringkuk di sofa. Leon menghela nafas berat, lalu melangkah mendekati Leticia. Saat ia hendak membangunkan Leticia, ia mendengar suara dengkuran halus dari bibir Leticia. Menandakan kalau Leticia tertidur sangat pulas....

"Dasar, ceroboh," bisik Leon membungkuk meraih tubuh Leticia.

...Leon berjalan perlahan menuju kasur dan merebahkan tubuh Leticia di sana. Tak sengaja, kulit Leticia yang terluka terkena kasur....

"Ugh... sakit," ringis Leticia.

...Leon mengerutkan kening menyalahkan lampu nakas, menatap Leticia. Ia mencoba mengingat lagi darimana Leticia mendapat semua luka itu? Dan beberapa menit kemudian Leon baru teringat, saat ia mabuk, ia tak sengaja menyakiti Leticia....

"Sial," umpat Leon mematikan lampu nakas.

...Ia mengeluarkan ponselnya dari saku, kemudian mengirim pesan singkat kepada Roger agar besok membawa Leticia ke dokter....

*

*

...(Keesokan paginya)...

...Leticia yang masih tertidur pulas, tiba-tiba terbangun oleh cahaya matahari yang memasuki kamar dari sela gorden kamar. Perlahan Leticia membuka mata menatap atas mansion....

"Astaga... aku ketiduran," gumam Leticia bangkit dan duduk di atas kasur mengumpulkan nyawa sejenak.

Ceklek.

...Pintu kamar mandi terbuka mengalihkan pandangan Leticia. Leon berjalan melewatinya menuju walk-in-closet. Dengan cepat Leticia turun dari atas kasur berjalan menghampiri Leon yang sedang sibuk memilih setelan kerjanya....

"Leon," ucap Leticia menunduk malu, saat Leon melepaskan handuk yang melilit di pinggangnya begitu saja di hadapan Leticia.

"Hhhmmm," dehem Leon sebagai jawaban, terus sibuk mengenakan setelan kerjanya dengan santai.

"Be-begini... te-terima kasih karena sudah datang ke sekolah untuk menyelamatkanku Leon. Dan maaf... semalam aku terbawa suasana, sampai lupa untuk mengajak kamu makan udah buatanku," ujar Leticia terbata-bata, jantungnya berdetak kencang saat Leon berbalik menghadapnya.

"Leticia," ucap Leon dingin."Aku pergi ke sekolahmu, itu karena aku tidak mau kamu mempermalukan keluarga Amores. Aku harap kedepannya, kamu jangan melakukan hal bodoh dan mempermalukan keluarga Amores, di saat kamu masih menyandang nama belakang keluarga Amores."

...Leticia menelan ludah kasar. jantungnya berdetak nyeri saat mendengar ucapan Leon. Tapi ia tak mampu berbuat apa-apa. Benar kata Leon, saat ini dia membawa nama belakang keluarga Amores, disaat dia melakukan kesalahan, maka keluarga Amores lah yang akan menanggung akibatnya....

"Maaf..." lirih Leticia pelan.

"Sebentar lagi aku akan berangkat ke luar negeri untuk beberapa hari, dan Roger akan membawa kamu ke dokter untuk mengobati luka mu."

...Leon berjalan pergi meninggalkan Leticia yang berdiri menunduk terdiam. Perlahan senyuman kecil terukir di bibir Leticia. Ia tak menyangka dibalik sifat dingin Leon, ia masih memperhatikannya....

"Sebaiknya aku mandi dulu," ucap Leticia bergegas pergi.

*

*

...Di luar kamar. Para pelayan baru tengah sibuk melakukan tugas mereka masing-masing, setelah kedua pelayan wanita yang disewa oleh Leon di pecat karena gagal menjauhkan Leticia dari Leon....

...Di meja makan, Tasya dengan pakaian kurang bahan duduk dengan senyuman senyuman manis menyambut Leon yang berjalan ke arahnya....

"Selama pagi, sayang," ucap Tasya.

"Cih, menjijikan," desis Leon duduk, mengabaikan Tasya.

"Sayang, biarkan aku menyajikan sarapan untukmu," kata Tasya segera bangkit meraih roti hendak menaruhnya di hadapan Leon.

"Hentikan, aku-"

"Tasya, apa yang kamu lakukan?" potong Leticia menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa sambil melirik ke arah mereka berdua.

"Tuan, sepertinya Anda tidak ada pilihan lain, selain berkerja sama," bisik Tasya tersenyum lebar menatap Leon.

...Leon yang awalnya menggenggam erat lengan Tasya yang hendak menaruh roti di piringnya, namun akhirnya ia melepaskan dengan perlahan dan membiarkan Tasya menaruh roti itu di piringnya sambil menahan kesal. Tasya tersenyum penuh kemenangan meletakan roti itu di piring Leon, lalu meraih teko kopi......

Swos.

"Apa yang kamu lakukan, Tasya?" Leticia muncul, meraih cangkir Leon menjauh menatap Tasya dengan tajam.

"Sayang... lihat dia, dia tidak mau aku menuangkan kopi di cangkirmu," rengek Tasya manja menatap Leon.

Kedua mata Leticia membulat sempurna melirik ke arah Leon."Apa maksud dia Leon?" tanya Leticia.

"Leticia, apa kamu tidak bisa setiap hari menciptakan masalah?" ujar Leon dingin menatap Leticia.

"Kamu belum menjawab pertanyaan ku, Leon?" Ulang Leticia. Tangannya gemetar kuat menahan amarah menatap Leon.

Brak!

Leon menggebrak meja, lalu bangkit menatap mereka berdua."Nafsu makanku sudah, silahkan kalian berdua lanjut berdebat," ucap Leon hendak melangkah pergi, akan tetapi tiba-tiba ia menghentikan langkahnya menoleh dan menatap Leticia."Dan ya, untuk pertanyaan mu . Mulai sekarang, Tasya adalah kekasihku, dan yang akan bertanggung jawab atas semua yang ada disini."

"Apa...?" lirih Leticia, kedua matanya membulat sempurna menatap Leon."Kamu bercanda kan Leon? Kamu tidak lupa kalau Tasya adalah adik ipar mu dan aku adalah istrimu?" tanya Leticia menahan air mata.

"Leon tidak lupa," sela Tasya melangkah mendekati Leon, lalu merangkul lengan kekar Leon di hadapan Leticia."Karena Leon akhirnya tau, kalau dia sudah jatuh cinta kepadaku saat pertama kali bertemu denganku." Tasya mendongak menatap Leon."Bukan begitu sayang?"

"Hhhmm..." dehem Leon mengalihkan pandangannya menatap Tasya."Iya, yang dikatakan oleh Tasya benar, jadi cepat ceraikan aku, agar aku dan Tasya segera menikah."

"Kalian..." lirih Leticia mengepalkan tangan dengan kuat menahan amarah yang akan meledak menatap Leon dan Tasya."Kalian menjijikan. Bagaimana bisa setelah kita melewati semuanya dan kamu ingin menikahi adikku, Leon? Kau pasti sedang bercanda?"

"Leon tidak bercanda, dan aku dapat menerima semuanya. Karena Leon melakukannya tanpa perasaan Kakak," balas Tasya santai, sambil tersenyum mengejek menatap Leticia.

"Jangan panggil aku Kakak! Kau menjijikan anak sial!" teriak Leticia menggema."Dan kau Leon... ingatlah kalau kamu sudah menjadi milikku. Dan selamanya kamu akan tetap menjadi milikku. Jadi, teruslah bermimpi untuk bisa bersama," tegas Leticia berjalan pergi meninggalkan mereka.

...Leticia mengusap air matanya dengan kasar sambut terus menyeret kakinya menuju pintu mansion dengan hati yang hancur, lalu masuk ke dalam taksi online yang sudah menunggunya di depan mansion....

(Bersambung)