Karna sebuah kesalah pahaman, Rinjani ChiMa Wardhana memilih memendam cintanya pada sosok Lintang yang seolah menjadi pelangi di hari harinya yang sempat mendung sebab pengkhianatan dari Sang mantan kekasihnya yang dulu..
Lintang yang tak tahu apa-apa dan mendadak di jauhi pun akhirnya menjatuhkan pilihan pada gadis itu.
"Jujur sama Lilin, atau masuk Neraka?"
***********
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Gak boleh kangenin yang belum halal?" tanya Lintang yang tak paham.
"Kalian gak punya hubungan apapun, pacaran aja enggak latas ngapain kangen? buang-buang waktu!" sindir Sky.
Ya, 5 tahun berlalu begitu saja tanpa kepastian. Lintang yang terlalu santai ingin semua mengalir bagai anak sungai nyatanya tak di terima Rinjani yang salah paham. Komunikasi yang buruk di antara mereka membuat hati lah yang jadi korban utamanya.
"Lilin udah ajak pulang, tapi ChiMa gak mau, terus salah Lilin dimana?" tanyanya dengan perasaan sedih.
"Gak ada yang salah sih, Lilin juga gak punya hak buat maksa secara kalian bukan suami istri, tapi kenapa Lilin gak ungkapin perasaan Lilin saat itu? kalian bisa LDR kan?" ujar Sky yang gemas, andai waktu bisa di putar kembali ia sangat ingin sepupunya itu melakukan apa yang di ucapkannya barusan.
"Lilin takut di TOLAK."
.
.
.
"Harus ChiMa? kenapa?" tanya Rinjani saat ia di minta papanya untuk datang ke salah satu rapat penting di ibu kota.
"Kamu tahu kan, Papah ada meeting lain yang tak bisa di cancel atau di wakilkan," jawab pria berjas hitam tersebut pada putrinya.
Rinjani tetap menggelengkan kepalanya. Sama seperti Sang ibu beberapa waktu lalu kini ia juga tak mau lagi menginjakan kakinya di ibu kota. Meski tak banyak kenangan yang di ingat Rinjani tapi semua itu terlalu menyakitkan untuk dia yang kini sedang menikmati rindu.
Tapi sayang, kali ini sepertinya Rinjani kalah. Ia tetap berangkat sesuai perintah CEO perusahaan dan parahnya ia justru tak bisa pulang lebih dulu ke rumah sebab waktu yang tak memungkinkan untuknya walau sekedar mengambil baju ganti. Rinjani di minta bersolek di hotel yang sudah di pesan sebelum rapat nanti.
Hatinya begitu berat saat sudah memasuki kota yang 5 tahun ini ingin ia lupakan. Berharap tak bertemu Lintang dengan atau tak sengaja.
Dari yang ia tahu, ada perusahaan Rahardian Group yang ikut juga rapat bersama dengan perusahaan Wardhana dan kini ia sedang berdoa jika nanti bukan Lintang yang akan menghadiri nya.
Tapi harapannya di patahkan saat ada bau harum yang sangat ia hafal nenyeruak indera penciumannya yang kini sedang duduk berjejer dengan para Perwakilan perusahaan masing-masing.
"Lilin," bathin Rinjani saat pria tampan yang kini terlihat semakin dewasa itu di persilahkan untuk duduk.
Fokus Rinjani benar-benar pecah, apa yang kini sedang di diskusikan sama sekali tak masuk ke otaknya, pandangannya menunduk karna takut ketahuan oleh Lintang.
5 tahun tak bertemu nyatanya sosok itu masih sama, masih membuatnya berdebar hebat meski beda kondisi.
"Maaf, saya permisi ke toilet sebentar," pamit Rinjani yang tak berani mendongak. Ia keluar dari ruang rapat dengan langkah tergesa karna butuh oksigen untuk dadanya yang sesak.
Cairan bening yang ia tahan kini akhirnya jatuh juga, isakan tangis itu bukan lagi karna rindu, tapi perasaan lega sebab tahu jika Lintang baik baik saja dan itu ia lihat dengan mata kepalanya sendiri.
Puas menumpahkan semua perasaannya, Rinjani bergegas membersihkan wajahnya. Tapi, baru saja ia keluar dari toilet tangannya di tarik dan tubuhnya langsung di sandarkan di tembok.
Entah ini mimpi atau tidak yang jelas hidungnya hampir bersentuhan dengan...
.
.
.
Lilin...
Ngegantung ini,
sok atuh di tunggu lanjutannya tth otor..
lilin koq jd gemoyyy