NovelToon NovelToon
Surat Untuk Aluna Kayara

Surat Untuk Aluna Kayara

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Selingkuh / Persahabatan / Cintapertama
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Kim elly

⚠️ sebelum baca cerita ini wajib baca Pengantin Brutal ok⚠️

Setelah kematian Kayla dan Revan, Aluna tumbuh dalam kasih sayang Romi dan Anya - pasangan yang menjaga dirinya seperti anak sendiri.
Namun di balik kehidupan mewah dan kasih berlimpah, Aluna Kayara Pradana dikenal dingin, judes, dan nyaris tak punya empati.
Wajahnya selalu datar. Senyumnya langka. Tak ada yang tahu apa yang sesungguhnya disimpannya di hati.
Setiap tahun, di hari ulang tahunnya, Aluna selalu menerima tiga surat dari mendiang ibunya, Kayla.
Surat-surat itu berisi kenangan, pengakuan, dan cinta seorang ibu kepada anak yang tak sempat ia lihat tumbuh dewasa.
Aluna selalu tertawa setiap membacanya... sampai tiba di surat ke-100.
Senyum itu hilang.
Dan sejak hari itu - hidup Aluna tak lagi sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim elly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 23

Malam itu, kamar Aluna sunyi.

Hanya terdengar suara AC, menambah suasana dingin yang menekan dada.

“Aluna sayang, di mana?” tulis Axel di chat.

Notifikasi ponsel berbunyi pelan, tapi Aluna hanya menatap layar itu kosong sebelum akhirnya meletakkannya di samping bantal. Ia menarik napas panjang, lalu membenamkan wajah di bantal.

Kenapa sih semua orang kayak nggak ngerti perasaan aku, batinnya lirih.

Pintu kamar terbuka perlahan.

“Kenapa sih anak mamah ini?” ucap Anya lembut, duduk di tepi ranjang sambil mengusap punggung putrinya.

Aluna mendongak perlahan. Wajahnya sayu, mata sembab.

“Papa mau nikah,” ucapnya pelan, suaranya nyaris patah.

Anya terdiam sejenak, lalu tersenyum tipis.

“Bagus dong. Jadi Aluna punya dua mama, dua papa. Seru kan?”

Nada suaranya ringan, tapi sorot matanya ragu—ia tahu kalimat itu takkan membuat putrinya lebih tenang.

Aluna menatap kosong ke arah jendela yang tertutup tirai.

“Ma... kok sakit ya rasanya, papa deket sama cewek lain?” suaranya bergetar, seperti menahan tangis yang ingin meledak.

Anya menarik napas panjang, menatap anaknya dengan iba.

“Sayang, itu tandanya kamu cemburu. Dari kecil kamu kan dimanja papa Axel sama papa Romi. Papa Axel tuh dari dulu nggak pernah mau nikah karena mau gedein kamu. Sekarang kamu udah gede, udah punya pacar, wajar dong kalau papa pengin bahagia lagi,” ucapnya lembut, seolah menenangkan anak kecil yang kehilangan mainan kesayangannya.

Aluna menggigit bibir bawahnya. Air mata menetes pelan.

“Nggak mau punya adik tiri aku ma,” gumamnya, suaranya pecah.

Anya tersenyum kecil, mencoba mencairkan suasana.

“Hmm... pacarnya papa Axel seumuran mamah, sayang. Jadi santai aja, nggak akan hamil lagi kok,” candanya pelan, mencoba menyalakan sedikit tawa.

Tapi Aluna malah mendengus kesal.

“Dia punya anak, Ma. Seumuran Aluna! Aluna nggak mau punya saudara tiri!” suaranya meninggi, lalu berubah jadi isakan.

Anya menarik napas panjang untuk kedua kalinya.

“Katanya anak tante Laura nggak tinggal sama dia, sayang. Dia tinggal sama ayahnya. Jadi aman, ya?”

Kata-kata itu terdengar menenangkan, tapi hati Aluna tetap sesak.

“Gitu ya...” ucapnya akhirnya, dengan nada pasrah. Kepalanya menunduk, matanya menatap lantai.

“Jangan ngambek sama papa Axel, ya. Dia lagi sakit. Nanti kepikiran kamu, malah tambah parah,” ucap Anya sambil mengelus rambut Aluna.

Sentuhannya lembut, tapi terasa hangat—hangat seperti seseorang yang mengerti tanpa perlu banyak bicara.

Aluna hanya diam, bibirnya masih manyun.

Tak lama, suara tawa ringan terdengar dari luar kamar. Romi masuk dengan wajah cerah.

“Hei, ini kenapa anak papa manyun terus?” ucapnya sambil terkekeh, pura-pura bingung.

“Jangan ganggu,” jawab Aluna cepat, cemberut tapi suaranya mulai bergetar karena menahan senyum.

“Yee... jelek amat cemberut gitu. Mirip ibu kamu kalo lagi ngambek,” ujar Romi sambil tertawa kecil.

Aluna akhirnya tersenyum sedikit. Ada rasa hangat di dadanya setiap kali Romi menyebut ibunya.

“Pah... ada surat buat Aluna nggak dari Ibu? Aluna kangen sama Ibu,” ucapnya lirih, suaranya pelan seperti anak kecil yang takut berharap terlalu tinggi.

Romi menatapnya lembut.

“Hmm... sebenernya ada sepuluh lagi, buat ulang tahun kamu tahun depan. Tapi kalo kamu mau baca sekarang, papa kasih satu,” ucapnya dengan senyum kecil yang penuh arti.

Wajah Aluna langsung berubah cerah.

“Mauu!” serunya dengan mata berbinar.

“Nah, gitu dong. Senyum! Baru anak mama ini,” goda Anya sambil tertawa kecil.

Romi menyerahkan sepucuk surat yang dilipat rapi.

Aluna menerimanya dengan tangan bergetar. Saat amplop itu berpindah tangan, suasana kamar mendadak hening.

Anya dan Romi keluar perlahan, meninggalkan Aluna sendiri.

Malam itu, kamar Aluna hanya diterangi cahaya redup dari layar laptop.

Video ibunya di pantai masih berputar, tapi kini tanpa suara.

Suara ombak yang biasanya menenangkan terasa seperti gema jauh dari masa lalu.

Tangan Aluna gemetar saat membuka lipatan surat yang baunya samar seperti kertas lama yang disimpan bertahun-tahun.

Huruf tangan itu—rata, lembut, dan penuh perasaan.

Surat itu dimulai dengan tulisan yang membuat dada Aluna sesak.

Hai, Aluna…

Ini Ibu, sayang.

Kalau kamu sedang membaca surat ini, berarti kamu sudah cukup besar untuk mengerti bahwa hidup tidak selalu berjalan seperti dongeng yang indah.

Ibu minta satu hal, Nak—jadilah anak yang baik. Jangan pernah berhenti tersenyum, meski dunia kadang tidak ramah.

Ibu ingin kamu tahu, cinta Ibu tidak pernah hilang.

Cinta itu hanya berpindah tempat.

Sekarang, cinta itu ada di langit—bersama Ibu, yang sudah jauh dari dunia ini.

Baik-baiklah sama Papa Romi, ya, sayang.

Dia bukan cuma sahabat Ibu, tapi juga orang yang paling tulus menjaga kamu ketika Ibu sudah tak bisa lagi melakukannya.

Ibu percaya, dia akan mencintaimu seperti Ibu mencintaimu—tanpa syarat, tanpa pamrih.

Kalau malam terasa sepi dan kamu rindu, lihatlah langit, Aluna.

Satu bintang di sana akan selalu menyala untukmu.

Itu Ibu.

Selalu menjagamu, meski dari jauh.

Air mata Aluna menetes tanpa ia sadari.

Suaranya tertahan di tenggorokan, tapi hatinya berteriak.

Ia menyentuh tulisan itu dengan jari, seolah ingin menyentuh tangan ibunya sendiri.

Ibu mau cerita sama kamu, karena kamu sudah besar.

Kamu tahu kan, dulu Ibu sama Om Axel itu ngga akur?

Lucunya, akhirnya Ibu dijodohkan sama dia. Kami nikah setelah Ibu lulus SMA—masih kecil, tapi orang tua Ibu ingin begitu.

Awalnya, Ibu pikir Om Axel jahat. Tapi ternyata... dia baik, bahkan terlalu baik.

Sampai akhirnya Ibu jatuh cinta padanya.

Aluna tersenyum kecil.

Ia bisa membayangkan ibunya muda, tersipu malu, jatuh cinta pada pria yang dulu sering disebutnya “galak”.

Tapi, Nak... satu hal buruk terjadi.

Cinta pertama Ibu, Reno—lelaki yang pernah Ibu ceritakan di surat sebelumnya—datang lagi.

Dia menjebak Ibu, membuat Ibu terlihat buruk di mata semua orang, terutama di mata Om Axel.

Foto-foto Ibu disebar.

Kakek, nenek dan Om Axel marah besar... mereka memukul Ibu.

Tangan Aluna bergetar hebat.

Matanya membulat, napasnya memburu.

“Apa ini...?” bisiknya parau.

Ibu sakit, Nak. Tapi nggak ada yang peduli.

Tangan, wajah, perut Ibu memar.

Punggung Ibu luka parah karena benturan.

Sampai akhirnya Ibu kabur dari apartemen itu.

Di Jakarta, Ibu bertemu lagi dengan Om Reno.

Dia minta maaf. Menyesal.

Dan Ibu... Ibu maafkan dia.

Lucunya, justru di momen itu Ibu baru sadar—cinta pertama Ibu memang dia, Reno.

Dan dia pun bilang, Ibu cinta pertamanya juga.

Lucu, ya? Hehe...

Air mata Aluna jatuh semakin deras.

Tangannya menutupi mulutnya, menahan isak yang nyaris pecah.

Setelah itu Ibu pergi ke Jepang, menyusul Ayah Revan.

Di sana Ibu mulai hidup baru.

Sementara Papa Romi yang bantu urus perceraian Ibu di Indonesia.

3 bulan Ibu di Jepang.

Lalu, Ibu dan Ayah Revan menikah.

Kami tinggal di sana tiga tahun.

Awalnya Ibu pikir ngga akan pulang lagi. Tapi di Jepang... kalau Ibu sakit, siapa yang jaga?

Ayah Revan sibuk, siang dan malam.

Akhirnya kami pulang.

Dan... masa lalu pun ikut datang lagi.

Aluna siap baca cerita ibu.

Aluna menggigit bibirnya.

“Siap, Ibu,” gumamnya pelan, seperti menjawab dari jauh.

Maafkan Ibu, ya, sayang.

Selama Ibu menikah dengan Ayah Revan, Ibu nggak pernah hamil. Kami menunggu dua tahun, sampai suatu hari Ibu merasa mual dan pusing.

Ibu pikir... akhirnya dikasih rezeki.

Tapi seminggu kemudian, darah itu datang lagi.

Tes-nya salah.

Setelah periksa, ternyata Ibu subur.

Tapi... Ayah Revan tidak.

Jantung Aluna seakan berhenti berdetak.

Kertas di tangannya mulai basah karena air mata.

Sebulan kemudian, Ibu hendak mengambil baju yang tertinggal di apartemen Om Axel.

Di sana... Om Axel bilang, dia nggak bisa lupain Ibu.

Dan maaf ya, sayang.

Ibu khilaf.

Ibu selingkuh dari Ayah Revan.

Air mata Aluna pecah tak terkendali.

Surat itu nyaris jatuh dari tangannya.

Ibu masih sayang sama Om Axel, tapi Ayah Revan lebih membutuhkan Ibu saat itu.

Dia sakit, tapi diam.

Dia tahu bayi yang Ibu kandung bukan anaknya...

tapi dia tetap terima.

Dia cuma... takut kehilangan Ibu.

Tapi kehamilan itu sangat menyakitkan.

Tulang punggung Ibu sakit, Ibu menangis setiap malam.

Rasanya seperti mau mati, Nak.

Ayah Revan nggak kuat melihat Ibu menderita.

Dia mulai membencimu, Aluna.

Dia tahu kamu bukan darah dagingnya.

Setiap kali Ibu bilang, “Titip Aluna,” dia selalu diam.

Dingin.

Tapi Ibu tahu, jauh di dalam hatinya... dia masih peduli.

Akhirnya, Ibu minta Papa Romi buat jaga kamu.

Dan Ibu juga meminta Om Axel—menjaga kamu kalau Papa Romi nggak sanggup.

Dia sempat menolak, katanya mau pergi jauh.

Ibu cuma bisa berdoa semoga saat kamu membaca ini, dia masih ada.

Kalau kamu menikah nanti...

biarlah dia yang jadi wali kamu.

Tangis Aluna pecah. Ia memeluk surat itu erat-erat ke dada, seolah ingin menarik ibunya kembali dari surga.

Ibu cuma minta satu hal, sayang...

Jangan benci siapa pun.

Jangan biarkan masa lalu Ibu membuat kamu marah pada dunia.

Hidup ini harus kamu jalani dengan baik.

Jangan sombong, jangan murung.

Senyum, ya, sayang.

Aluna, anak Ibu yang paling manis...

Peluk jauh dari Ibu di surga.

Ibu sayang kamu.

Selalu.

Surat itu berakhir, tapi dunia Aluna seperti runtuh perlahan.

Ia jatuh berlutut di lantai, menatap kosong ke arah jendela.

Di luar, hujan mulai turun—pelan, seperti langit pun ikut menangis bersamanya.

Bersambung...

Hibur author dong mewek badai ini 😭😭😭😭😭

1
Mira
Heh Aluna, aku bilangin papamu yaa.. Paahh ini Aluna cium cium an pahhh.. mana nyari tempat sepi lagiii
Mira
Wehhh emang di kebun teh bisa camping ? aku mau ikut jugaa kalau gitu
NyonyaGala
langsung di spill alesan axel nikah ama laura, paling ide ibu ami ya hmmm btw you get the de javu ga sih axel-kayla aluna-baskara
tapi ruwetan baskara aluna🤣
NyonyaGala
lah kirain laura dan axel nikah bedasarkan cinta seenggaknya kayanya axel liat sisi kay di laura. ternyata engga yaa
kim elly: awalnya ia tapi pas tau Laura bekas Reno dan ibunya Baskara dia ogah.
maksudnya nggak cinta tapi ngisi kekosongan karna di minta ibu ami juga kan nikah nya.
total 1 replies
Ramun🍓😈
itu dramanya si Aluna lagi kah pura pura pinsang😂
kim elly: asli itu mah di cekik sesak nafasnya 🤣🤣tapi yang neken tangan baskara aluna
total 1 replies
Ramun🍓😈
si Aluna mah tidak ada duanya😂.
GreenForest
biarin napa sih Al Alex nikah kasihan tau, kamu enak bisa ciuman sama Ray lah papamu Alex masa nyium tembok mulu
kim elly: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
GreenForest
Untung yang Lo lihat bagian ciumannya doang, nggak bagian menghujam nya
NyonyaGala
eh bas meskipun bokap tiri lo kaya, mpok tiri lu gabakalan biarin lu dikasi duit🤭
NyonyaGala
meskipun kayla belain reno di surat aku tetep gasuka ama dia thor
tapi aku suka ama anaknya🤣
Mira
Apalagiii ini alunaaaa tiba tiba banget mau panahan
Mira
Alunaaaaa😭.. tapi bagus sih wanita wanita tangguh dan pemberani seperti aluna itu wajib ada didunia nyata
LauRa🍃🍃
Kasian banget kamu Van🤧🤧
Ramun🍓😈
gimana nnti ya klo Aluna bucin ma Baskara😂
Ramun🍓😈
ikutin saran Robi aja deh. Si Aluna meski cewek bukan tandingan mu😩
GreenForest
ini mah baskara di siksa tanpa menyentuh 😭
GreenForest
gila semua wanita yang Deket Axel terhempas keluar angkasa 🤪🤪
NyonyaGala
ku sungguh ingin nyanyi "malam cheos ini~"😭😭
NyonyaGala
aduh awalnya agak sweet ama ray bab akhirnya malah mewek lagi thor 😭
Mira
Suka ngakak liat kelakuan si Aluna, kadang diluar nurul kelakuannya wkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!