NovelToon NovelToon
Pengasuh Tuan Muda Amnesia

Pengasuh Tuan Muda Amnesia

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / CEO Amnesia / Pengasuh
Popularitas:26.3k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

"Mbak, aku mau beli mainan, boleeeh?"
Seorang pria dewasa yang ditemukannya terbangun dan tiba-tiba merengek sepeti seorang anak kecil. Luaticia atau Lulu sungguh bingung dibuatnya.

Selama sebulan merawat pria itu, akhirnya dia mendapat informasi bahwa sebuah keluarga mencari keberadaan putra mereka yang ciri-ciri nya sama persis dengan pria yang dia temukan.

"Ngaak mau, aku nggak mau di sini. Aku mau pulang sama Mbak aja!" pekik pria itu lantang sambil menggenggam erat baju Lulu.

"Nak, maafkan kami. Tapi Nak, kami mohon, jadilah pengasuhnya."

Jeeeeng

Sampai kapan Lulu akan mengasuh tuan muda tersebut?

Akankah sang Tuan Muda segera kembali normal dan apa misteri dibalik hilang ingatan sang Tuan Muda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ditrian? 13

Woaaaah

Tap tap tap

Lagi dan lagi Luaticia terpana. Tapi kali ini bukan karena sebuah bangunan melainkan karena sesosok makhluk ciptaan Tuhan.

Ditrian, pria itu sungguh berbeda dari yang biasanya. Ia mengenakan celana panjang berwarna hitam, kemeja lengan pendek berwarna ice blue dan sebuah sepatu berwarna senada dengan celananya. Sungguh tampilan yang bisa dikatakan sempurna.

Selama ini Luaticia hanya melihat pria model seperti ini di media sosial tapi sekarang dia bisa melihatnya tepat di depan matanya. Dan itu benar-benar luar biasa.

Akan tetapi ketika Ditrian membuka mulutnya, semua wibawa itu luluh lantah. Anggapan pria tampan tanpa cela yang baru saja dipikirkan Luaticia menghilang bak debu yang diterpa angin.

"Mbak Luluuuu, Didit udah siap nih. Didit pinter lho tadi bisa ganti baju sendiri. Ya walapun sebenernya juga udah bisa sih, tapi kan kali ini Didit beneran bisa rapi. Meski tetep sih dibantu Vindra," ucap Didit. Dia langsung menghampiri Luaticia yang sudah berdiri di sisi mobil.

"Iya Didit hebat, dua jempol buat Didit. Terus bilang apa sama Kak Vindra nya," sahut Lulu dengan tersenyum cerah dan benar-benar mengacungkan dua jempolnya.

"Makasih Vindra, udah bantu Didit," ucap Didit tulus kepada Vindra.

"I-iya sama-sama hehehe," balas Vindra kaku. Dia sama sekali tidak terbiasa dengan Ditrian yang seperti ini. Biasanya cara mereka dekat adalah dengan adu mulut dan adu fisik. Jadi mendapat ucapan terimakasih yang tulus seperti itu cukup membuat Vindra tercengang.

Dhea, Drake dan Luaticia, mereka lah yang akan membawa Ditrian ke rumah sakit. Drake sudah lebih dulu membuat janji, jadi mereka tinggal datang dan langsung melakukan pemeriksaan.

Segala hal yang diperlukan, prosedur yang dibutuhkan dijalankan dengan sangat baik dan juga lancar. Butuh setidaknya enam jam bagi Ditrian untuk menjalani segala tes kesahatan.

"Akhirnya selesai juga, Didit capek," keluh Didit sambil menyandarkan kepalanya di bahu Luaticia. Dengan spontan, Luaticia mengusap kepala Ditrian. Menyadari bahwa apa yang dia lakukan salah, Luaticia langsung menarik tangannya.

"Kenapa?" tanya Ditrian saat Luaticia hanya sebentar saja menyentuh kepalanya.

"Nggak kenapa-napa. Ini kan di luar, apa Didit nggak malu kalau Mbak Lulu ngacak-acak rambut Didit, padahal tadi Didit udah dandan rapi," ujar Luaticia, dia mengalihkan pembicaraan.

Sebenarnya, sebelum mereka berangkat tadi saat Ditrian masih bersiap-siap, Luaticia sudah di briefing oleh Drake, Dhea dan juga Virya. Kenyataan bahwa Ditrian yang tengah tidak 'sehat' harus lah disembunyikan. Orang-orang yang melihat Ditrian sepenuhnya tidak boleh menyadari bahwa Ditrian berubah. Maka dari itu Luaticia yang hampir mengusap rambut Ditrian langsung tersadar.

"Ooh itu alasannya. Nggak kok, Didit nggak marah kalau yang ngelakuin itu Mbak Lulu. Jadi ayo usap kepala Didit lagi," ucap Ditrian sambil menyodorkan kepalanya ke depan wajah Lulu.

"Lulu, Ditrian, ayo kita pulang," ajak Dhea yang baru saja keluar dari ruangan dokter.

"Iya, Bu," sahut Luaticia sambil berdiri.

Didit mengerucutkan bibirnya karena kepalanya tak jdi diusap oleh Luaticia. Pada akhirnya Ditrian menggenggam tangan Luaticia sehingga mereka berjalan bergandengan menuju ke tempat dimana mobil diparkirkan.

Bagi Luaticia itu bukan hal yang aneh, bahkan dia tersenyum dengan sangat manis ke arah Ditrian pun juga sebaliknya. Namun hal tersebut tentu mendapat respon yang berbeda dari orang yang melihatnya.

"D-ditrian? Bukannya itu Ditrian. Terus itu cewek yang disebelahnya siapa?"

Seorang wanita yang baru saja keluar dari sebuah ruang praktik dokter nampak terkejut melihat Ditrian yang berjalan dengan bergandengan dengan seorang gadis. Tangannya mengepal erat, matanya menatap tajam dan giginya bergemelutuk dengan keras.

Sreeet

Ditrian yang tengah berjalan seketika menghentikan langkahnya dan menoleh ke belekangan. Matanya melihat kesana kemari, seolah sedang mencari sesuatu.

"Ada apa, Dit?" tanya Luaticia. Karena Ditrian berhenti, maka dia pun juga berhenti.

"Oh nggak ada apa-apa Mbak, tadi kok kayak ada yang manggil Didit. Mbak denger nggak?" sahut Ditrian.

Luaticia menggelengkan kepalanya cepat. Pasalnya dia sama sekali tidak mendengar ada yang memanggil Ditrian.

"Ya udah kalau gitu, mungkin Didit aja yang salah denger. Yuk pulang, Mbak. Didit laper, capek juga pengen tidur. Nanti temenin Didit tidur ya,"ucap Ditrian lagi.

Lulu hanya memberikan senyumannya ketika Ditrian memintanya untuk menemani tidur. Jujur, Luaticia merasa itu sangat canggung. Terlebih fakta bahwa Ditrian adalah pria dewasa sekarang ini benar-benar tidak bisa diabaikannya.

Jika masih ada di desa mungkin beda cerita. Luaticia masih bisa merasa bahwa Ditrian ini sepenuhnya bermental anak-anak, tapi ketika di rumah ini, di tempat asal Ditrian berada, Luaticia tidak bisa lagi berpikiran demikian.

Luaticia juga sadar betul, dirinya berada di sini sampai keadaan menjadi kembali normal. Sampai Ditrian mendapatkan ingatannya, lalu setelah itu dia harus pergi, kembali ke rumahnya sendiri.

"Mbak kok diem aja sih. Kenapa? Mbak marah lagi sama Didit? Padahal kan Didit nggak nakal lho?" ucap Ditrian yang menyadari sedari tadi Luaticia tidak mengindahkan ucapannya. Wajah pria itu nampak merajuk, bibirnya mengerucut, pipinya menggembung dan matanya mengerjap.

Saat seperti ini, Luaticia merasa kalah alias dia tidak bisa mengabaikan permintaan Ditrian.

"Hahaha, enggak. Mbak nggak marah. Mbak hanya berharap Didit segera sembuh. Mbak yakin kalau Didit sembuh pasti Didit merupakan orag yang hebat. Jadi cepet sembuh ya,"sahut Luaticia sambil mencubit kedua pipi Ditrian.

"Kan Didit udah nggak sakit. Perut Didit tuh baik-baik aja. Terus nggak ada yang sakit lagi. Nih, tuh, nih, nggak ada yang sakit,"jawab Didit sambil menujukkan perut, kepala, tangan dan semua bagian tubuhnya kepada Luaticia.

"Iya, itu memang nggak ada yang sakit. Tapi ada satu hal yang Didit belum sepenuhnya sembuh yakni ingatan. Didit masih belum ingat kan Mama dan Papa. Nah itu yang harus Didit ingat kembali. Kalau Didit udah ingat tentang mama dan papa, barulah Didit sepenuhnya sembuh,"jelas Luaticia. Dia lagi-lagi mengusap Didit, tapi bukan di kepala melainkan punggung tangan Didit yang saat ini dia genggam.

"Oh gitu, oke Didit akan berusaha untuk mengingat mama dan papa,"tukas Didit cepat dengan sorot mata yang penuh tekad.

"Bagus, anak pintar,"puji Lulu kepada Didit.

Keduanya tersenyum, Lulu benar-benar berharap dengan tulus bahwa Ditrian akan segera sembuh. Dengan begitu maka ia akan kembali ke kehidupannya sebelumnya.

Interaksi antara Ditrian dan Luaticia itu ternyata sedari tadi diperhatikan oleh Dhea. Dhea mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan.

Tak pernah terbayangkan putranya akan menjadi seperti ini. Dan ada sebuah rasa takut yang tiba-tiba menerjang.

"Gimana kalau nanti Ditrian sudah ingat dan sikapnya berubah kepada Lulu? Dia bukan orang yang hangat ke wanita, gimana kalau nanti dia jadi dinging ke Lulu. Bukannya gadis itu akan sakit hati," batin Dhea.

Luaticia adalah penolong Ditrian. Tapi Dhea paham betul bahwa putranya adalah pria dingin yang bahkan tidak peduli dengan wanita. Jadi kekhawatiran Dhea yang muncul lagi terkait perasaan Luaticia tersebut sangat-sangat berdasar mengingat sikap Ditrian yang sedemikian.

TBC

1
marie_shitie💤💤
ya KLO mau lu buka usaha sendiri lah ngapain ganggu usaha orang
marie_shitie💤💤
ternyata tempramen nih orang ny
marie_shitie💤💤
curiga nih dia yg buat ditrian menghilang
marie_shitie💤💤
pasti itu si Steven
🍁𝐌𝐈❣️💋🅇'🄼🄰🅂-🅈🅆👻ᴸᴷ
Ambisius tapi salah tempat dasarr Stippoo🤣
marie_shitie💤💤
lain di hati lain di mata hahaha
Miss Typo
berharap secepatnya ada yg mengetahui kebusukan Steven
Rita
semoga kmu berjodoh ma orang yg lbh mencintai mu Re
🍁𝐌𝐈❣️💋🅇'🄼🄰🅂-🅈🅆👻ᴸᴷ: Oland kayaknya cocok ya
total 1 replies
Rita
hhhhmmmm
Rita
kirain mobil beneran ternyata blkngnya remote control👍👍👍👍bener juga sih😂
Rita
mulut manis hati paittt😜
Rita
lebih peka skrg mode hati anak kecil atau sblmya bwah alam sadary tau?
DozkyCrazy
Klo pny uang bikin ajj perusahaan sendiri setiip setiip
DozkyCrazy
😈😈😈
dewi rofiqoh
Coba gali lagi reneta! Apa yang membuat janggal menurutmu!
Miss Typo
sukurin tuh musuh dlm selimut si Steven gak berhasil menduduki tmpt nya Ditrian.
semoga Didit ngomong ke keluarga pas di rumah, apa yg dirasakan ke Steven tadi
dewi rofiqoh
Steven kecewa 🤣🤣🤣🤣kasihan deh kamu gagal jadi CEO
Dew666
💎💎💎💎💎
Nanin Rahayu
lanjut thorr
Ema
next ka othor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!