AKU BAHAGIA TANPA MU MAS!!!

"Mbok, nanti masaknya yang enak ya," aku memberi titah pada Mbok Yem. Dia mengangguk tanda mengerti , sedang aku masih sibuk dengan ponselku untuk mengundang beberapa teman dekatku dan juga keluarga dan saudara .

"Sayang, nggak usah lah, bikin acara syukuran segala, " rajuk Mas Fahri, aku hanya mengangkat bahu dan sesekali memberi senyum.

Aku sangat tahu, kenapa dia begitu gelisah , karena sebentar lagi seluruh keluarga besarnya dan juga keluargaku akan mengetahui kebusukannya.

"Tak apa Mbak, aku suka. Syukuran tapi, sangat meriah, " ucap Bilqis seraya mengamati seluruh ruangan.

Aku memang sengaja mendatangkan seseorang untuk mendekorasi ruangan, aku ingin acara ini meriah.

"Tentu, aku kan belum pernah membuat pesta untuk menyambut kedatanganmu di rumah ini , jadi , sekalian saja, "aku menatap wajah maduku, dia terlihat sangat bahagia, tapi , tidak dengan Mas Fahri , dia semakin pucat.

" Mas, kita berhasil. "Bilqis menggoyangkan tangan Mas Fahri dan bergelayut manja di lengannya , sedang Mas Fahri masih dengan tatapan kosongnya, mungkin sedang memikirkan beberapa kejadian yang akan terjadi.

" Mas, "Bilqis memonyongkan bibir, karena Mas Fahri tidak menanggapi ucapannya.

" Iya, kita berhasil. "Mas Fahri menatap mata Bilqis sebentar dan menepuk tangannya.

" Iya, Mas ,akhirnya , Mbak Aisyah bisa menerima, usaha kita tidak sia-sia, "ucapnya lagi.

Melihat Bilqis yang bermanja-manja ria di depan mataku, entah kenapa , hati ini tidak merasakan sesuatu , hatiku biasa saja, ataukah mungkin aku memang sudah ikhlas untuk melepasnya, atau mungkin cinta ini sudah musnah dengan seiring berjalannya waktu.

Aku tidak meninggalkan mereka , aku masih tetap berdiri disana , meski adegan romantis terus saja terjadi tanpa jeda di depan mata. Sesekali mata kami bertatap tanpa sengaja , aku melihat seperti ada yang ingin Mas Fahri tanyakan.

"Bu, ini mau ditaruh dimana? " tanya Mbok Yem, yang memang baru bekerja di rumah ini , tentu belum hafal setiap sudut ruangan di rumah ini.

"Iya , Mbok, sebentar aku kesana! " teriakku , aku segera menemui Mbok Yem.

Namun, tanganku ditarik oleh Mas Fahri ketika aku mau menemui Mbok Yem.

"Lepas, Mas, ini bukan film india , dimana kamu sedang mendekap wanita lain, tapi kamu tidak mau aku pergi dari sini, egois!"aku mengibaskan tangan Mas Fahri.

Sebenarnya aku tidak mau kasar pada mereka, terutama pada Mas Fahri , aku ingin meninggalkan kenangan manis untuk Mas Fahri , sehingga suatu saat, dia akan teramat menyesal karena telah berkhianat padaku.

Terang mulai menipis, kini langit mulai gelap,dan itu artinya acara akan segera dimulai.

Semua sudah aku persiapan dengan sedemikian rupa dan hampir sempurna. Satu persatu tamu mulai datang hingga akhirnya ruangan yang indah dengan dekorasi penuh bunga ini penuh dengan lautan manusia.

Mertua dan kedua orang tuaku duduk berdampingan, mereka sedang bercanda dan melempar senyum, sungguh malam yang sangat bahagia.

Aku menuruni tangga bersama Mas Fahri aku gandeng tangannya dengan mesra layaknya pasangan yang sangat bahagia, sedang Bilqis aku kurung di kamar, karena belum saatnya dia turun, atau nanti acaranya akan hancur olehnya.

Aku menyalami mertua dan kedua orang tuaku , begitu juga dengan Mas Fahri.

"Nduk , ada kejutan apa? sehingga kamu membuat acara semeriah ini, aku tahu kamu , kamu pasti punya kejutan, " ucap Bunda seraya mengelus pipiku dan mencium beberapa kali.

Mendengar ucapan Bunda, air mata ini seakan berdesak-desakan ingin keluar, aku berusaha untuk menahan agar air mata ini tetap tenang berlinang disana , tanpa harus terjun bebas.

"Silahkan di cicipi jamuannya, kalau mau pesen minum boleh banget, aku dan Mas Fahri mau lanjut menemui teman kami, " ucapku mengalihkan pembicaraan, aku sangat tahu, Bunda sangat paham dengan kebiasaanku, kalau berbuat hal diluar dugaan, pasti ada sesuatu dibalik semuanya.

Bunda masih menatap lekat manik mataku, seakan mencari pembenaran atas ucapan yang baru saja aku sampaikan.

Setelah aku menemui semua tamu dengan penuh canda tawa dan kebahagiaan, acara sudah dimulai , yaitu syukuran karena Mas Fahri sudah sehat seperti sedia kala .

Mc yang aku utus kini mulai berbicara dan aku meminta Ayah untuk memimpin doa, agar kebahagiaan dan keberkahan selalu menyelimuti kehidupanku dimanapun aku berada.

Setelah semua rangkaian acara selesai, kini tiba saatnya aku maju kedepan untuk menyampaikan sepatah atau dua patah kata.

"Terima kasih, atas kehadirannya kalian semua , karena sudah meluangkan waktu untuk memenuhi undanganku. Disini , aku hanya ingin meminta kalian untuk menjadi saksi kehidupanku, " aku menjeda perkataanku, menyiapkan semuanya karena yang akan aku sampaikan nanti akan membuat mereka terkejut, begitu juga dengan sahabatku Mila.

Aku memandang ke arahnya, dia menatapku heran.

"Disini , aku akan memperkenalkan seorang wanita yang bernama Bilqis , silahkan turun! " teriakku.

Mama terlihat sangat pucat, karena selama ini pernikahan Mas Fahri dengan Bilqis di rahasiakan dari semuanya , termasuk Bunda. Bunda masih dengan wajah tidak mengerti dengan apa yang akan aku lakukan.

"Kenalkan semua, ini Bilqis , istri kedua Mas Fahri! " semua orang terkejut , sedang Mama dan Mas Fahri hanya bisa menunduk dalam diam.

Bunda tidak kalah terkejut, sedang Ayah, dia sedang menahan amarah, karena Mas Fahri telah melanggar perjanjian. Bunda memegang erat tangan Ayah , karena takut sewaktu-waktu akan melayang ke wajah Mas Fahri.

"Maaf, Mas, karena kamu tidak bisa memilih diantara kami, maka aku yang memilih untuk mundur, aku tidak mau seumur hidupku terus tersakiti melihat kemesraan kalian, " aku melihatkan surat gugatan cerai, Mas Fahri menggelengkan kepala , kini dia tidak bisa membendung air matanya.

"Syah, aku yakin aku bisa adil kepada kalian berdua, "ucapnya seraya tergugu.

" Kalau begitu cari wanita lain lagi, yang mau dengan ikhlas berbagi raga,"Bilqis hanya diam , dia tidak seperti biasanya yang terus saja ceramah, sedang cemooh datang bertubi-tubi , hingga membuatnya menjadi ciut nyali. Wajahnya terlihat sangat pucat karena mendengar hinaan dari teman dan saudaraku.

aku memeluk Bunda, nyatanya aku tidak setegar itu, air mataku tumpah di pelukan Bunda.

"Mama, maafkan Aisyah, karena belum bisa menjadi menantu yang baik. "Mama memeluk erat tubuhku, sedang Ayah menghampiri Mas Fahri dengan melayangkan tamparan yang sedari tadi ditahan.

"Pembohong, kamu sudah berjanji pada Ayah , akan menjadikan Aisyah satu-satunya ratu di hatimu, tapi nyatanya, kamu menghadirkan wanita lain di singgasana kalian ! " aku tidak pernah melihat Ayah semarah itu dengan orang lain, kalau Ayah sudah seperti itu, itu berarti dia sudah di level tingkat kecewa.

Mas Fahri tidak berani mendongakkan wajah, meski tamparan itu melayang beberapa kali.

"Fahri, mulai detik ini kamu saya pecat! " seru seorang pria, dia adalah pemilik perusahaan ,dimana Mas Fahri bekerja dan beliaub langganan belanja baju di butikku untuk acara keluarga.

Fahri mendongakkan wajah tak percaya, aku melihat dia sangat shock.

"Semua fasilitas yang Mama berikan akan Mama cabut! " seru Mama membuatku tak percaya , aku seperti mendapatkan sebuah kekuatan baru.Aku tak percaya semua orang di pihakku, setidaknya luka ini sedikit terobati. .....

TAMAT