Disakiti, diselingkuhi, tidak dianggap sebagai istri. Itulah yang dialami oleh Sara selama tiga tahun pernikahannya.
Awalnya dia berniat bertahan karena keluarganya memerlukan kebesaran nama suaminya untuk bertahan dalam bisnis. Tapi dia tak tahan lagi.
Lalu kecelakaan terjadi, membuat suami yang tidak pernah mencintainya berubah.
Apa Sara membatalkan niatnya untuk berpisah? Atau dia tetap dalam pendiriannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Sara masih tertegun dengan kejadian tadi pagi. Membuatnya tak bisa fokus pada pekerjaan. Menuangkan sampah ke air pel. Membersihkan jendela dengan lap kotor dan hampir membuang berkas penting.
"Kenapa denganmu?" teriak supervisor yang menerima keluhan terhadapnya.
"Maaf"
"Biasanya kau bekerja dengan baik"
"Saya hanya ... Saya akan bekerja dengan baik. Maaf"
"Gaji kita dinaikkan oleh CEO. Jangan sampai kebaikan CEO menjadikan kita malas" ucap supervisor menyadarkan Sara.
"Baik"
Sara menarik dan menghembuskan napas panjang. Dia tidak boleh bekerja dengan sembarangan lagi. Untuk perubahan sikap Nyonya Besar padanya, pasti tidak akan bertahan lama. Nyonya Besar tidak pernah menyukainya sejak dulu. Jadi, Sara tidak boleh terhanyut hanya karena sebuah sapaan saja.
Sara masih mengelap kaca ketika tak sengaja bertemu dengan asisten Noel. Tidak seperti biasanya, hari ini Asisten Noel tampak berantakan.
"Selamat pagi Tuan Asisten" sapanya lalu menunduk.
"Ah, Nyonya" jawab asisten Noel lalu melihat ke kanan dan kiri seperti orang linglung.
"Apa ada yang salah?" tanya Sara ingin tahu kenapa pria yang biasanya sangat rapi dan sopan bisa berubah seperti ini.
"Salah? Tidak ada. Saya ... Tidak. Saya harus bersiap"
Asisten Noel pergi ke ruangan CEO dan mulai bekerja. Meski dengan penampilan berantakan.
"Apa yang terjadi dengan anak itu?" tanya seseorang di belakang Sara.
"Tidak tahu. Tidak biasanya asisten Noel jadi seperti itu" jawab Sara lalu terdiam dan menoleh ke belakang. Matanya terbuka lebar, menyadari siapa yang ada disana.
"Maaf Nyonya Besar Varamus. Maafkan saya sudah lancang menjawab pertanyaan Anda" lanjut Sara takut menghadapi kemarahan yang akan ditujukan padanya. Setelah menunggu beberapa detik, kemarahan itu tak tak terjadi. Sara melihat ke Nyonya Besar dan hanya ada tatapan lembut mengarah padanya.
"Tidak apa-apa kau menjawab, aku memang bertanya" kata Nyonya Besar lalu melewatinya untuk pergi ke ruangan.
Tidak ada kemarahan?
Tidak ada hinaan? Cercaan? Cairan dan Makian untuknya? Apa yang terjadi pada Nyonya Besar?
Sara teringat ketika mereka pertama kali bertemu. Kala itu Sara tidak tahu sama sekali kalau Marco merupakan pewaris keluarga Varamus.
"Wanita miskin ini yang kau pilih?! Apa kau disihir olehnya? Dia juga jelek dan tidak berpakaian pantas!!"
Segera setelah bertemu Nyonya Besar, Sara meminta hubungannya dan Marco berakhir. Dia tidak merasa layak untuk berpacaran dengan seorang pewaris kaya disaat dirinya hanya orang biasa.
Tapi Marco tidak melepasnya pergi. Terus berusaha untuk mempertahankan hubungan mereka sampai ke pernikahan.
"Sudah sering Nenek katakan!! Nenek tidak akan merestui wanita itu sebagai istrimu. Dia tidak layak menjadi Nyonya Muda keluarga Varamus. Sangat tidak layak!!" teriak Nyonya Besar lagi ketika mereka mengatakan akan menikah.
Sara bersiap melepaskan cintanya. Dia tidak ingin Marco yang merupakan keturunan satu-satunya keluarga Varamus dibenci oleh neneknya sendiri. Tapi lagi-lagi Marco bersikeras untuk mempertahankan cinta mereka.
Alhasil Sara harus menahan semua sakit hati yang disebabkan oleh cercaan Nyonya Besar.
Bisakah seseorang yang begitu konsisten membencinya selama delapan tahun berubah hanya dalam semalam? Rasanya sungguh tidak masuk akal.
Tidak hanya pagi itu saja Sara mendapati perbedaan perlakuan Nyonya Besar. Siang hari ketika waktu istirahat datang. Mendadak Nyonya Besar datang ke kantin karyawan. Dan bertanya tentang makan siang bagian kebersihan.
"Sungguh mengejutkan, Nyonya Besar keluarga Varamus siang ini meninjau kantin dan marah karena tidak melihat satupun bagian kebersihan disana!" cerita salah satu rekan Sara.
"Kenapa?"
"Tidak tahu. Mungkin Nyonya Besar berpikir kita juga bagian dari karyawan perusahaan."
"Tapi bagian kebersihan memang tidak mendapatkan makan siang dari perusahaan karena karyawan lain pasti merasa jijik melihat kita"
Mendengar betapa buruk perlakuan perusahaan dan karyawan lain pada semua rekannya membuat Sara sedih. Tapi itulah kenyataannya. Bagian kebersihan selalu dipandang tak layak untuk makan bersama karyawan lain.
"Lalu bagaimana?" tanya Sara menuntut kelanjutan cerita tentang Nyonya Besar.
"Nyonya Besar hanya kesal lalu pergi dari kantin"
Sara pikir tidak ada kelanjutan tentang kantin karyawan. Ternyata sebelum senja datang, ada keputusan terbaru yang ditempel di informasi perusahaan.
"Kita akan mendapat makanan sendiri?"
Sara membaca pengumuman keputusan terbaru dan tersenyum simpul.
"Iya. Bagian kebersihan akan disediakan ruangan istirahat dan makanan itu akan disediakan disana" ujar Sara menyimpulkan pengumuman.
"Kita mendapat ruangan istirahat dan makanan? Wahhh, ternyata Nyonya Besar baik ya"
Sara tidak menduga akan mendapatkan perhatian sebesar ini dari Nyonya Besar. Tapi ... Apakah benar itu ditujukan untuknya? Bagaimana kalau Nyonya Besar melakukan itu karena melihat penderitaan bagian kebersihan? Bukan khusus untuknya? Itu akan sangat memalukan, berpikir kalau semua kebaikan ini karena dirinya.
Tapi keraguannya terhapus segera setelah Nyonya Besar memanggilnya sebelum jam kerja berakhir.
"Anda memanggil saya Nyonya?" tanyanya yang pertama kali masuk ke dalam ruangan Nyonya Besar ketika ada orangnya.
"Iya. Bagaimana menurutmu pengumuman yang baru dibuat?"
"Pengumuman tentang ruangan dan makanan khusus untuk bagian kebersihan?" tanya Sara memastikan.
"Iya!! Kau pikir pengumuman yang mana?!" bentak Nyonya Besar mengejutkan Sara.
"Maaf, saya hanya mencoba memastikan"
"Lalu bagaimana? Apa ini keputusan yang benar?"
Sara memberanikan diri dan mulai bicara.
"Saya pikir sudah benar. Karena bagaimanapun, bagian kebersihan mengurus sesuatu yang dianggap kotor oleh orang lain. Kalau bagian kebersihan diperbolehkan makan di kantin, pasti banyak karyawan yang tidak senang. Dengan memberikan ruang istirahat dan makanan, maka itu memperkecil perdebatan"
"Baguslah. Keputusanku ternyata benar"
"Terima kasih atas perhatian Anda Nyonya Besar. Kami sebagai petugas kebersihan berterima kasih sebesar-besarnya untuk pengumuman ini" kata Sara lalu menunduk hormat.
"Apa itu cukup untukmu?"
"Apa?"
"Apa itu cukup untukmu?"
Untuk Sara? Jadi Nyonya Besar mengumumkan hal itu untuk Sara?
Sara mengangguk kuat.
"Iya"
"Baguslah. Sekarang pergi dari ruanganku!"
Sara keluar dari ruangan Nyonya Besar dalam keadaan bingung. Semua seakan tidak dapat masuk ke dalam logikanya. Nyonya Besar berlaku lembut padanya. Sama sekali tidak menaikkan suara padanya. Dan yang lebih mengejutkan. Memperhatikan keadaannya sebagai bagian kebersihan di perusahaan ini.
Apa yang sebenarnya terjadi?