Aisyah Nur Az-Zahra biasa dipanggil Aisyah atau Zahra, anak kedua dari pasangan suami istri yang bernama Muhammad Ali Syafi'i dan Humairah Putri Az-Zahra. Mempunyai seorang kakak yang bernama Muhammad Ilham Syafi'i.
"Abi, Umi apakah nanti Zahra akan bahagia? Apakah nanti suami Zahra akan baik sama Zahra? Bagaimana kalau terjadi kekerasan dalam rumah tangga Zahra? Apakah dia akan bertanggung jawab atas segalanya? Apakah dia memang imam yang baik untuk Zahra?". Pertanyaan beruntun Zahra membuat kedua orangtuanya pusing.
Muhammad Adam Dirgantara biasa dipanggil Adam adalah anak pertama dari kedua saudara yang bernama Adinda Putri Dirgantara. Anak dari pasangan suami istri yang bernama Muhammad Ramli Dirgantara dan Halwa Putri Sukma.
"Abang tuh jangan terlalu dingin dan cuek jadi orang, nanti ga akan dapet jodoh baru tau rasa". Ujar Adinda pada Adam kakaknya.
"Semua Allah yang mengatur Adinda". Ujar Adam acuh pada adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Aisyah dan Maryam serta Adinda sedang berada di kampus, walaupun mereka sedang hamil masih diperbolehkan kuliah, kecuali jika sudah 8bulan usia kandungannya, mereka bertiga tampak sedang berbincang riang.
"Kak Maryam, pasti lebih dulu lahiran kan? kakak sudah siapkan nama?". Tanya Adinda pada Maryam.
"Eum iyaa pasti kakak yang akan lebih dulu melahirkan sebelum kalian, kakak banyak menyiapkan nama karena tidak tau jenis kelaminnya". Jawab Maryam pada Adinda.
"Berarti kak Aisyah juga sama?". Tanya Adinda pada kakak ipar nya.
"Iyaa Din, kakak tidak mengecek jenis kelaminnya biar jadi kejutan aja". Jawab Aisyah pada adik iparnya.
"Kalau gitu aku juga dehh, biar kita samaan heehe". Ujar Adinda pada keduanya.
Dosen masuk ke dalam kelas mereka, membuat Adinda segera menduduki kursinya, Aisyah dan Maryam pun fokus mendengar dosen yang sedang menjelaskan begitupun dengan Adinda yang mendengar dengan seksama.
Hingga beberapa jam kemudian, waktu istirahat pun tiba, Adinda serta keduanya pergi ke kantin untuk membeli makanan, tetapi sebelum itu terlaksana mereka bertiga melihat para suaminya sedang menatap.
"Assalamualaikum". Salam mereka saat para suami dihadapan mereka.
"Waalaikumussalam". Jawab mereka bertiga..
"Kalian melupakan sesuatu?". Tanya Adam pasa ketiganya.
"Maksud abang apa?". Tanya Adinda pada abangnya.
"Masa kalian lupa sih?". Tanya Ilham pada mereka.
Aisyah serta yang lainnya terdiam sejenak sambil mengingat ngingat sesuatu, hingga beberapa menit Aisyah tersadar ternyata mereka ada janji dengan suaminya.
"Maaf ya mas bukannya bermaksud lupa Loh". Ujar Aisyah pada suaminya.
"Yaudah mending sekarang kita pergi sebelum waktu istirahat kalian habis". Ujar Adam diangguki oleh yang lain.
"Hayu ahh kita berangkat". Ujar Adinda pada mereka.
Hingga beberapa menit kemudian mereka sampai di restoran tersebut, Aisyah turun terlebih dahulu sebelum mereka. Adam dan yang lainnya menuntun para istri tapi ditengahh jalan ada yang membuat Maryam kesal.
"Aisyah kamu makan disini juga?". tanya seseorang itu padanya.
"Hem iyaa pak Devan". Jawab Aisyah dengan menunduk.
"Aisyah, kamu sombong banget sih". Ujar Devan memegang tangan Aisyah yang membuat sang empunya kaget.
Adam serta Ilham yang melihat itupun lansgung menyentak tanga Devan dari tangan Aisyah. Devan yang diperlakukan seperti itu langsung menatap tajam ke arah Adam dan Ilham..
"Kalian siapa sih?". Tanya Devan kesal pada keduanya.
"Wahh rupanya daya ingat anda sangat buat tuan Devan". Ujar Ilham pada Devan.
"Maksud lo Apaa!!". Terak Devan tidak terima.
"Oke kita perkenalan dulu agar anda tau tuan". Ujar Ilham dengan tenang.
"Kenalin nama saya Muhammad Ilham Syafi'i, abang kandung dari Aisyah Nur Azzahra, dan disamping saya adalah.. ". Lanjut Ilham padanya sambil melirik Adam.
"Saya Muhammad Adam Dirgantara, suami sah dari Aisyah Nur Azzahra, tau sekarang?". Tanya Adam padanya.
Devan yang mendengar kedua orang ini adalah anak dari pengusaha sukses, lalu melirik Aisyah yang dibelakang Adam, membuat Maryam yang melihatnya kesal bukan main.
"TUAN DEVAN YANG TERHORMAT, PERGIII!!". Teriak Maryam membuat mereka kaget.
"Kamu berani berteriak pada saya?". Tanya Devan pada Maryam.
"Ngapain saya harus takut sesama manusia?". Tanya Maryam padanya.
"Wah berani nya kamu". Ujar Devan sambil mengangkat tangannya akan menampar Maryam.
Ilham yang melihat itupun langsung memegang tangan Devan, sedangkan yang lainnya terkejut melihat tingkah Devan untung saja Aisyah berlindung di punggung suaminya..
"Berani tangan lo menampar istri gue, gue akan buat hidup lo sengsara!". Ujar Ilham dengan tegas.
"Wah wahh kalian masih kuliah udah nikah yaa". Ujar Devan terkekeh.
"Yang penting kita nikah disaat kuliah tidak Disaat sekolah menengah atas". Ujar Adinda yang sedaritadi diam.
Devan menatap Adinda yang berada disamping Davin, saat Devan akan menghampiri Adinda suara Davin menghentikan langkahnya, serta membuat yang lainnya juga kaget.
"Berhenti Kak, jangan ganggu lagii". Ujar Davin membuat Devan kaget.
"Maksud kamu apa panggil saya kak?". Tanya Devan kaget.
"Kamu adalah anak dari saudara Mommy ku". jawab Davin padanya.
"Mas Davin, Ini beneran?". Tanya Adinda pada suaminya.
"Iyaa beneran, saat aku selidiki ternyata memang dia adalah sepupu ku". Jawab Davin pada istrinya.
Beberapa menit kemudian mereka memilih pergi setelah selesai berbicara yang membuat Devan terdiam ditempat , akhirnya mereka makan bersama setelah terjeda.
"Alhamdulillah akhirnya bisa makan". Ujar Adinda saat menatap pesenan nya datang.
"Iyaa bener apa yang kamu bilang Din". ujar Maryam pada Adinda.
"Sekarang kita makan dulu". ujar Adam diangguki oleh mereka.
Setelah beberapa menit mereka pun selesai memakan makanannya, Adam serta yang lainnya mengantar kembali istrinya ke kampus, sesampainya mereka di kampus, Adam mengantar istrinya sampai kelas begitupun dengan Ilham dan Davin.
"Nanti pulangnya kabarin yaa, biar Mas jemput". Ujar Adam pada istrinya.
"Iyaa siap mas". Ujar Aisyah pada suaminya.
"Kalian juga sama, kabarin kita kalau udah mau pulang". Ujar Ilham diangguki Maryam dan Adinda.
Setelah melihat kepergian para suami, Aisyah serta keduanya kembali memperhatikan dosen di depan yang sedang menjelaskan tentang kehamilan anak pertama di usia muda seperti umur 18tahun.
Beberapa jam berlalu, kini Aisyah sudah dalam perjalanan menuju rumahnya bersama suaminya, tiba tiba Aisyah melihat ada pengemis imut merasa kasihan, di umurnya yang masih muda sudah mengemis seperti itu.
"Mas kita berhenti dulu di lampu Merah". Ujar Aisyah pada suaminya.
"Baiklah sayang". Ujar Adam pada istrinya.
"Assalamu'alaikum adek". Salam Aisyah saat membuka kaca jendela mobilnya.
"Waalaikumussalam kak". Jawab anak kecil tersebut.
"Ini ada sedikit uang untuk kamu, ambil ya". Ujar Aisyah sambil tersenyum pada anak kecil tersebut.
"Masya Allahh kak ini terlalu banyak". Ujar anak kecil tersebut mengembalikan uangnya pasa Aisyah.
"Gapapa sayang, ambil aja ini rezeki buat kamu". Ujar Aisyah padanya.
"Beneran kak?". Tanya anak kecil tersebut ragu.
"Beneran sayang, nama kamu siapa? kakak lupa bertanya". Ujar Aisyah pada anak kecil tersebut.
"Terimakasih banyak kakak baikk, nama aku Adnan kak". Ujar anak kecil yang bernama Adnan tersebut.
"Iyaa syaang sama sama, kenalin nama kakak Aisyah dan ini suami kakak namanya Adam". Ujar Aisyah pada Adnan.
"Masya Allah semoga Allah selalu memberikan kesehatan bagi kakak, memberikan rezeki yang berlimpah dan bermanfaat serta semoga dilancarkan segala urusannya". Ujar Adnan membuat Adam tersenyum.
"Masya allah sayang, terimakasih doanya yaa, aamiin yaa rabbal'alamin". Ujar Aisyah pada Adnan.
Beberapa jam berlalu Aisyah dan Adam sudah sampai di rumah, Aisyah masih memikirkan anak kecil tersebut, kasihan sekali pikirnya. Adam yang melihat istrinya terdiam ditempat pun menghampiri nya.
"Kenapa sayang?". Tanya Adam pada istrinya.
"Ais masih memikirkan Adnan mas, kasihan sekali dia, masih kecil loh". Jawab Aisyah berkaca kaca.
"Ssstt sayang, nanti kita akan ketemu lagi dengannya, bila perlu kita angkat saja menjadi anak kita". Ujar Adam memeluk istrinya sambil mengusap rambutnya.
Aisyah yang mendengar itu hanya diam saja, Adam tau istrinya sedang memikirkan Adnan anak kecil yang di lampu merah tadi, Adam terus mengusap rambut istrinya.
Maaf telatt, kemarin pulangnya malem+ ketiduran, harusnya ini episode buat kemarin. buat yang sekarang nanti sore kalau keburu :)