Gadis kasar, penampilannya tomboy dan apa adanya itu bernama Laluna. Dia preman dari salah satu pasar dengan sekumpulan preman juga, hanya Luna yang seorang gadis di sana. Usianya dua puluh tiga tahun. Bapaknya juga seorang preman, tapi sudah tobat. Tapi entah kenapa Luna mengikuti jejak bapaknya.
Suatu ketika dia menolong seorang kakek yang di palak oleh preman gang sebelah yang di pimpin Baron. Kakek bernama Wira itu berterima kasih pada Luna, hingga dia pun meminta Luna untuk menikah dengan cucunya.
Leon Aditya Nugros, laki-laki usia dua puluh delapan tahun sudah mempunyai pacar seorang model. Awalnya Leon menerima perjodohan kakeknya karena dukungan pacarnya, namun setelah dia tahu Luna adalah preman pasar, dia menolaknya mentah-mentah. Namun kakek Wira selalu mencari cara agar Leon mau menikah dengan Luna.
Bagaimanakah perjodohan itu? Apakah Leon menerimanya, bagaimana dengan Luna?
Apakah mereka akan menjadi pasangan suami istri yang sesungguhnya? Dan apakah cinta akan datang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Kunjungan Kakek Wira
Luna kaget dengan kedatangan kakek Wira ke rumahnya. Dia pun menghampiri kakek Wira yang sedang duduk di teras rumahnya.
"Kakek kemari?" tanya Luna.
"Iya, kan mau melamar kamu buat Leon." jawab kakek Wira.
Jack, bapaknya Luna juga menghampiri Luna dan kakek Wira. Dia seperti mengenal laki-laki tua itu, tapi dia ragu, apa benar yang ada dalam ingatannya itu.
"Kakek siapa?" tanya Jack menyelidik.
"Saya Wira, teman Luna." jawab kakek Wira dengan tenang.
"Teman? Luna punya teman kakek-kakek? Di mana kenal anakku? Apa jangan-jangan kakek mau menikahi anakku?"
"Bapak! Kakek Wira hanya berkunjung saja." kata Luna.
"Luna, mana ada orang kaya datang kalau bukan ingin sesuatu dari kamu." ucap Jack ketus pada anaknya..
"Tepat sekali, saya memang ada perlu dengan anakmu dan juga bapaknya." kata kakek Wira dengan senyum mengembang.
"Nah kan. Pasti ada maunya, Luna. Kamu jangan lagi berteman dengan kakek itu lagi."
"Pak, kenapa begitu?"
"Dia akan merampas lahan parkir di pasar. Kamu juga nantinya akan di usir dari pasar itu. Mau kerja di mana kamu kalau semua pasar sudah di kuasai preman lainnya." kata Jack lagi.
"Hahah! Siapa yang akan merampas lahan parkir? Memang saya mau membuka jasa parkir lagi."
"Nah, kan. Itu juga yang si Sapri katakan."
"Pak, kakek Wira hanya mau bertemu. Sudahlah pak, ribet kalau uursan sama bapak itu." ucap Luna kesal.
"Luna, jangan melawan orang tua. Tidak baik. Lalu, apakah kakek tidak di suruh maauk?" tanya kakek Wira.
Luna pun mengajak kakek Wira masuk ke dalam rumah. Di susul bapaknya yang masih tidak terima dengan kakek Wira. Dia lupa dengan ucapan Luna tentang kakek Wira akan menjodohkan dengan Leon.
Kakek Wira memperhatikan bangunan rumah Luna. Hanya ruang tamu, dua kamar dan di belakang dapur dan kamar mandi. Sangat sederhana, dan perabot rumah juga tidak banyak. Hanya ada tivi tabung dan juga meja. Kursi tamu dan meja.
"Kakek kok tahu rumah saya?" tanya Luna.
"Tanya sama pemuda di depan rumah itu. Katanya kamu sahabatnya dia." kata kakek Wira duduk di ruang tamu.
Luna mengambilkan minum, dengan penampilannya yang biasa. Celana jeans lusuh dan robek, kaos oblong dan topi tidak pernah lepas dari kepala Luna. Jack, bapaknya Luna hanya menatap datar kakek Wira. Dia masih memikirkan siapa kakek Wira itu, dalam ingatan bawah sadarnya dia seperti mengenal laki-laki tua itu.
"Pak tua, apa sebenarnya yang kalian sepakati? Sehingga mau menikahi anakku." tanya Jack.
"Kesepakatan? Tidak ada." kata kakek Wira.
"Tidak mungkin. Orang kaya pasti mencari keuntungan dari orang miskin." kata Jack kembali emosi.
"Sabar pak Jack."
"Tuh kan, bahkan pak tua tahu nama saya. Itu artinya pak tua mencari tahu tentang saya."
"Ya, saya tahu dari anak laki-laki sahabatnya Luna di depan. Kalau bapaknya bernama Jack." kata kakek Wira.
"Heh! Lalu, mau apa datang ke rumahku?"
"Hanya berkunjung saja dulu dengan calon besan."
"Besan?!"
"Ya, nantinya pak Jack akan jadi besan saya kan."
"Jadi benar mau menikahi anakku, Luna?" tanya Jack.
"Iya, Luna akan menikah dengan cucuku. Minggu besok saya dan cucu saya akan datang untuk melamar putri anda." kata kakek Wira dengan santai.
Jack diam, dia masih menatap penuh selidik kakek Wira. Beralih pandangannya ke arah mobil sedan hitam mewah. Luna masuk membawa air putih dan cemilan sedikit. Agak lama dia keluar karena keluar dari pintu belakang untuk membeli cemilan.
"Maaf kek, adanya air putih sama kacang goreng." kata Luna, duduk dekat bapaknya.
"Tidak apa, ini juga cukup." kata kakek Wira.
Dia mengambil gelas bening berisi air putih dan meminumnya sampai habis. Lalu mengambil kacang goreng yang dj beli Luna di warung ibunya Dewi.
"Oh ya Luna, kamu kenapa tidak menghubungi kakek secepatnya?" tanya kakek Wira mengunyah kacang goreng di mulutnya.
"Kan Luna sudah bilang, bicara dulu sama bapak. Tapi bapak tidak mengerti apa yang di katakan Luna, malah menuduh yang bukan-bukan." jawab Luna melirik bapaknya.
"Ooh, jadi pak Jack belum merestui kamu?"
"Begitulah." kata Luna.
"Saya kaget saja, kenapa anakku tiba-tiba ingin menikah. Siapa lagi yang mau menikahi anakku yang seorang preman pasar. Bapaknya juga preman, dan aneh aja. Kenapa pula yang mau menikahi anakku orang kayak, orang miskin saja tidak mau menikahi preman pasar. Apa lagi bapaknya juga preman, tukang parkir. Pasti malu punya mertua atau besan tukang parkir dan mantan preman." kata Jack panjang lebar.
"Pak Jack, saya bukan orang yang mengkotak-kotakkan orang lain. Jika dia baik, maka saya rangkul. Tapi jika dia itu hanya mau mengambil harta dan keuntungan saja dari saya, akan saya tinggalkan. Bila perlu tidak perlu lagi bertemu dengannya. Dan Luna tidak seperti orang yang sedang memanfaatkan keadaan. Dia juga menjelaskan apa yang pak Jack jelaskan tadi." kata kakek Wira.
Jack diam saja, dia masih ragu. Ragu jika nanti anaknya menikah, dia akan di tinggalkan oleh Luna. Putri satu-satunya itu akan tinggal dengan suaminya nanti. Dan dia juga takut, nanti suaminya apakah sayang dan mencintai anaknya yang seorang preman pasar.
Luna melihat perubahan wajah marah dan tidak terima bapaknya kini jadi sendu. Luna tahu, mungkin kini bapaknya merasa sedih akan di tinggalkan olehnya nanti. Tapi dia tidak akan tinggal di rumah suaminya nanti, tetap akan tinggal di rumahnya dengan bapaknya.
"Bagaimana pak Jack?" tanya kakek Wira.
"Ini terlalu mendadak, dan kenapa hanya pak Wira saja yang datang. Mana cucu anda yang mau menikah dengan anakku." kata Jack.
"Dia nanti akan datang hari Minggu, sekalian melamar Luna." kata kakek Wira.
"Tapi benar dia menyukai anakku, Luna?" tanya Jack memastikan.
"Ya, dia sangat menyukai anakmu. Luna itu meski dia hidup di pasar, maksud saya kerja di pasar. Tapi yang penting hatinya baik, jadi cucu saya menyukainya." kata kakek Wira.
Membuat Luna mencibir dengan ucapan bohong kakek Wira. Namun, dia diam saja dengan kebohongan kakek Wira itu. Dia tahu agar bapaknya mau dan rela menikahkan anaknya menikah dengan Leon.
"Bagaimana pak Jack?"
"Saya pikirkan lagi, pertemuan saya dengan pak Wira juga baru pertama kali ini. Saya akan memutuskan nanti jika cucu anda datang sendiri kemari. Saya punya satu-satunya putri, tidak rela rasanya jika harus di serahkan pada laki-laki yang saya sendiri tidak tahu. Meskipun kelihatannya pak Wira baik, tapi belum tentu cucu anda itu baik juga." kata Jack.
Kakek Wira diam, lalu tertawa kecil. Dia salut dengan pemikiran bapaknya Luna itu. Seorang bapak akan selalu melindungi putrinya dari orang yang tidak di kenal atau pun orang jahat. Jadi, bagi kakek Wira itu hal yang wajar.
_
_
DI LUAR NEGERI JUGA PRNH TERJADI, SEORANG KNALAN DGN SEORANG PRIA INDIA, SI GADIS NEKAT PRGI KE INDIA UNTUK BRTEMU PRIA TRSEBUT, STELAH BRTEMU, SI GDIS MLH DI SEKAP DN DIJADIKN PEMUAS NAFSU SLMA BBRP TAHUN.. SEHINGGA SIGADIS TERKENA KANKER SERVIKS DN AKHIRNYA MNINGGAL.. MAKA HATI2 BUAT PARA WANITA..