Isabella adalah Anak dari seorang pelayan yang bekerja di keluarga bangsawan, Thompson. Ia selalu menemani putri keluarga tersebut, Catalina Thompson.
Catalina selalu memperlakukan Isabella dengan buruk. Memperkejakan Isabella semena-mena. Suatu hari, Catalina mengalami kekalahan dalam bertaruh dengan teman-temannya. Ia memerlukan uang banyak, karena tidak ingin kebiasaan buruknya di ketahui oleh kedua orangtuanya, Catalina tega menjual Isabella pada mucikari.
Isabella tidak bisa membantah perlakuan Catalina. Wanita itu mengancam keselamatan ibunya. Tidak mau ibunya lenyap oleh Catalina, Isabella pasrah ketika dijual di rumah bordil.
Bagaimana kisah Isabella selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon susi sartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran dua gadis
Alejandro dan Isabella seperti pasangan suami-istri ketika tinggal di rumah itu. Mereka menikmati hari-hari dengan penuh senyum. Alejandro tak segan lagi mengumbar kata manis pada Isabella.
"Isabel, ayo kita mandi di sungai." Alejandro kini tengah memeluk Isabella yang sedang menjemur pakaian mereka di halaman rumah. Pria itu selalu meminta untuk mandi berdua di sungai yang mempunyai air jernih.
"Aku mau mandi di rumah saja, tuan." tolak Isabella. Ia tahu apa yang diinginkan Alejandro. Apalagi saat menjelang siang seperti ini, sungai akan sepi.
"Aku tidak suka penolakan, Isabel!" ucapnya seraya mengecup tengkuk wanitanya.
"Tuan pasti ingin bercinta di sana. Aku malu kalau ada orang yang melihat kita sedang..." ujar Isabella jujur. Alejandro menyebalkan sekali! selalu memaksanya untuk memenuhi fantasi liarnya.
Alejandro terkekeh. "Kau tahu rupanya."
"Tentu saja, hampir setiap hari tuan mengajakku ke sana dengan tujuan yang sama." gerutu Isabella.
"Tenang, Isabel. Tidak ada orang yang melihatnya. Penduduk disini terlalu sedikit, mereka sibuk dengan kegiatannya. Kita bebas melakukan apa saja di sana." ujarnya.
Isabella menyudahi pekerjaannya. "Tetap saja aku malu." ucapnya dengan cemberut.
Hal itu membuat Alejandro semakin gemas. "Semakin nikmat kalau penuh tantangan."
"Tuan.." rengek Isabella.
"Kau juga menikmatinya.." Alejandro tersenyum usil. "Akui saja bercinta di ruangan terbuka lebih mendebarkan dan nikmat kan?" Alejandro merengkuh pinggang Isabella. "Kita lakukan hal yang berbeda dan menyenangkan sebelum kita pulang."
"Isabel..." Alejandro tidak mau mendengar penolakan.
Isabella tersenyum, ia menuruti langkah Alejandro menuju sungai. Tidak dipungkiri, Isabella menyukai perlakuan Alejandro yang terlihat begitu memujanya.
Kecupan basah selalu mengiringi langkah mereka. Alejandro tidak bisa tidak menyentuh Isabella. Tubuh wanita itu seolah jadi candu untuknya.
"Lihat, disini terlalu sepi." ucapnya. "Kita bermain di bawah air terjun." Alejandro mengangkat tubuh Isabella, pria itu menggendong ala pengantin baru yang ingin menuju peraduan.
Isabella tersipu, bibir mereka tak hentinya saling menyatu.
Kucuran air terjun yang tidak terlalu deras berhasil membasahi sekujur tubuh mereka berdua. Alejandro menggiring Isabella ke sebuah batu besar. Disana, ia mulai memberikan cummbuan.
Di balik batu besar itu, sepasang insan tengah bergelora dalam hasratt yang memabukkan. Isabella terus merintih nikmat, ia begitu menyukai sentuhan Alejandro.
"Tuan, lakukan dengan cepat. Aku kedinginan." ujar Isabella dengan nafas yang tersengal.
Alejandro tersenyum, lalu kembali mendaratkan kepalanya di ceruk sang wanita. Ia memacu cepat untuk mengejar kenikmatan.
Usai pelepasan, Alejandro memeluk erat Isabella. Kecupan mendarat di kening Isabella. "Ayo kita kembali.."
***
Catalina mulai bosan menunggu kedatangan Alejandro. Pria itu membawanya ikut serta pulang ke rumah, tetapi malah meninggalkannya tanpa bicara apapun.
"Katty, sebenarnya dimana Ale? sudah berhari-hari aku tidak melihatnya.." Catalina bertanya pada adik Alejandro. Ia tidak tahu jika hubungan kedua kakak beradik itu tidaklah harmonis seperti keluarga pada umumnya.
"Mungkin pekerjaannya belum selesai. Tunggu sebentar lagi." jawab Katty. Ia pun tidak tahu kemana Alejandro pergi. Tidak ada yang tahu kepergian Alejandro. Kecuali Emma dan Markus, tetap keduanya tidak mau membuka suaranya.
"Di sibuk sekali." gerutu Catalina.
Ditengah suasana yang santai. Tiba-tiba Aluna datang, gadis itu rupanya sudah tahu kabar jika Alejandro bertunangan dengan gadis lain.
"Aluna.." Katty terkejut melihat kedatangan Aluna.
Aluna menatap Katty, lalu beralih pada gadis yang bernama Katty. "Siapa dia, Katty?" tanya Aluna.
"Dia Catalina, Aluna.." Katty memperkenalkan kedua gadis itu. Baik Aluna dan Catalina tidak saling menyambut baik. Kedua gadis itu nampak acuh satu sama lain.
"Dimana Ale?" tanya Aluna. Ia tidak terima jika Alejandro menikahi gadis lain selain dirinya. Bukankah Alejandro sudah dijodohkan dengannya? lalu kenapa tiba-tiba berencana menikahi gadis lain?
"Ale tidak ada. Sudah beberapa hari ini Ale tidak kembali, mungkin ada banyak pekerjaan." jawab Katty.
"Katty, siapa dia? Kenapa menanyakan calon suami ku?" Catalina penasaran dengan gadis yang mencari calon suaminya.
"Aku calon istri Ale, sebentar lagi kami akan menikah." jawab cepat Aluna.
Catalina terkesiap, lalu tertawa mengejek. "Ale itu calon suami ku, kami sudah bertunangan." ucapnya sembari memamerkan cincin yang melingkar di jarinya. "Kau jangan berkhayal tentang calon suami ku."
Mendengar itu, Aluna pun marah. "Aku sudah di jodohkan dengan Ale sedari kecil. Kau siapa, datang lalu merebut calon suami ku!"
"Ale sendiri yang datang melamar ku." ucapnya. "Bangunlah, Jangan bermimpi di siang bolong!" Catalina tertawa mengejek.
"Sialan!" Aluna mendekat, hendak menampar Catalina. Namun dengan cepat gadis itu menangkis tangan Aluna.
"Kau yang sialan! dasar gadis gatal!" Catalina mendorong Aluna hingga terjatuh.
"Hei! kalian kenapa bertengkar!" Katty melerai keduanya.
"Dia yang mulai, Katty." ujar Catalina.
"Awas kau!" Aluna menatap benci Catalina. Ia berjanji akan merebut Alejandro.
"Aluna, kau datang malah membuat masalah." ucap Katty.
"Nona, ada apa ini?" Emma datang setelah mendengar keributan. "Tuan Ale sudah datang." ucapnya, memberitahu kedatangan Alejandro.
Sontak Catalina dan Aluna bergegas, mereka ingin menemui pria pujaan hatinya. Meninggalkan Emma dan Katty ditempat.
"Apa benar, Ale pergi dengan wanita itu?" tanya Katty pada Emma.
Emma mengangguk. "Iya nona."
Katty menghela. Dua gadis cantik merebutkan Alejandro. Tapi pria itu malah memilih seorang budak.
"Sembunyikan wanita itu, Emma. Aku tidak mau Catalina melihatnya dan terjadi masalah." pinta Katty.
Emma hanya diam, baginya perintah Alejandro yang harus ia patuhi, apalagi menyangkut Isabella. Emma harus menunggu perintah dari Alejandro lebih dulu.